Haul Pertama K.H. Ahmad Syahiduddin Dihadiri K.H. Ma’ruf Amin, Berlangsung Khidmat

Wakil Presiden ke-13 RI, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin, menghadiri Haul Pertama K.H. Ahmad Syahiduddin bin K.H. Qasad Masyur di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza pada Sabtu, 15 Februari 2025. Acara yang berlangsung di Aula Tasabuq ini diisi dengan khotmil Qur’an, Yasin, tahlil, dan doa bersama untuk almarhum K.H. Ahmad Syahiduddin. Kegiatan ini dipimpin oleh Mudir al-Ma’had K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T., didampingi oleh Majelis Khidmah, serta dihadiri oleh para guru dan santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza.

Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh dan tamu undangan, termasuk sesepuh, pengasuh, dan pemimpin Daar el-Qolam, keluarga besar Daar el-Qolam dan La Tansa, serta keluarga dari Tangerang dan Pandeglang. Hadir pula para kiai pesantren alumni, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tangerang, Camat Jayanti, serta tokoh masyarakat dari Gintung, Pangkat, dan Cikande. Para alumni Daar el-Qolam turut hadir dalam acara yang penuh khidmat ini.

Namun, sebelum acara dimulai, K.H. Zahid Purna Wibawa bersama guru-guru berziarah ke makam K.H. Ahmad Syahiduddin, berdoa bersama dengan khusyuk. Semoga Allah mengampuni dosa beliau, menerima seluruh amal ibadahnya, dan ditempatkan bersama orang-orang yang saleh.

Setelah selesai berziarah, Kiai Zahid menuju Aula Tasabuq dan memulai acara haul pertama K.H. Ahmad Syahiduddin. Dalam sambutannya, Kiai Zahid menyampaikan terima kasih kepada seluruh keluarga besar, tokoh masyarakat, alumni, serta hadirin yang telah hadir untuk mengirimkan doa terbaik.

“Semoga Allah mengabulkan doa-doa kita semua,” harap Kiai Zahid.

Beliau kemudian memimpin pembacaan Yasin, tahlil, dan doa untuk almarhum K.H. Ahmad Syahiduddin. Acara dilanjutkan dengan khotmil Qur’an yang dipimpin oleh Ustaz Ahmad Nizamuddin Qisti, Lc.

Setelah khotmil Qur’an, ayat suci Al-Qur’an dilantunkan oleh Ustaz Salman Amrillah, juara MTQ internasional di Malaysia dan Iran. Suara merdunya yang penuh kekhusyukan semakin menambah suasana haru dan syahdu.

Tausiyah K.H. Ma’ruf Amin: Tiga Makna Haul

Kiai Zahid kemudian menyampaikan ucapan selamat datang kepada K.H. Ma’ruf Amin, seraya mengungkapkan rasa bahagianya atas kehadiran Wakil Presiden ke-13 RI tersebut.

“Alhamdulillah, kita kedatangan seorang ulama besar. Kita nantikan tausiyahnya. Seorang santri pasti rindu akan nasihat dan petuah dari guru, yang insya Allah akan menjadi bekal kita di kehidupan mendatang,” ujar Kiai Zahid.

“Beliau sudah menjadi contoh. Seorang santri bisa menjadi Wakil Presiden. Mudah-mudahan ke depan ada santri Daar el-Qolam 3 yang melanjutkan perjuangan beliau sebagai pemimpin bangsa,” lanjutnya.

Dalam tausiyahnya, K.H. Ma’ruf Amin mengawali dengan doa agar almarhum K.H. Ahmad Syahiduddin diampuni oleh Allah dan diterima di sisi-Nya.

“Haul ini tentu punya makna. Pertama, kita mendoakan beliau,” kata Kiai Ma’ruf membuka tausiyah. “Insya Allah Kiai Syahid amalnya banyak.”

“Yang kedua, haul itu untuk mengingatkan kita bahwa kita ini akan meninggal,” lanjutnya. Hal ini tidak pandang usia, baik tua maupun muda. Ini adalah kepastian, baik siap atau tidak. Bagaimana kita menyiapkan diri untuk menghadapinya?

“Yang ketiga, untuk meneladani. Meneladani orang yang kita hauli itu. Apalagi orang yang kita hauli itu punya amalan, punya karya besar yang patut dijadikan contoh dan teladan. Kiai Syahiduddin ini patut untuk dicontoh,” ungkap Kiai Ma’ruf.

Beliau kemudian menjelaskan bahwa ulama, sebagai pewaris para nabi, memiliki dua mitsaq (kesepakatan):

  1. Mitsaq rabbani, yaitu kesepakatan dengan Allah untuk menyampaikan risalah dan kebenaran.
  2. Mitsaq wathani, yaitu kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara.

Menurut Kiai Ma’ruf, Kiai Syahiduddin telah menjalankan kedua amanah tersebut dengan baik.

Tiga Bekal Santri

Kiai Ma’ruf juga menjelaskan bahwa seorang santri dipersiapkan untuk menjadi pribadi tangguh, seperti tanaman yang dibenamkan dalam tanah, lalu tumbuh, dipelihara, dan berkembang. Pesantren menanamkan tiga bekal utama kepada santri:

  1. Ilmu, sebagai modal utama agar memiliki kemampuan dan wawasan luas.
  2. Tazkiyatun nafs, penyucian jiwa sebagai bekal akhlak yang baik.
  3. Tathirul qalb, membersihkan hati dari cinta kepada selain Allah, agar menjadikan Allah sebagai cinta tertinggi di atas segalanya.

Beliau juga menyinggung visi Indonesia Emas 2045, yang kuncinya adalah membangun sumber daya manusia yang terampil, berkomitmen kebangsaan, dan memiliki akhlak mulia.

“Ini mahal dan harus dipersiapkan dengan baik. Tidak bisa asal-asalan. Harus dibangun dari bawah, dibentuk sejak dini, agar menjadi pribadi yang tangguh, berilmu, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” jelas Kiai Ma’ruf.

Menurut beliau, Kiai Syahiduddin adalah sosok yang telah mempersiapkan generasi semacam itu.

Daar el-Qolam Berkiprah Ila Yaumil Qiyamah

Acara berlangsung dengan penuh khidmat hingga selesai. Kiai Ma’ruf Amin kemudian mendoakan agar Daar el-Qolam senantiasa diberkahi dan terus berkiprah hingga akhir zaman.

“Mudah-mudahan Allah menjadikan tempat ini penuh berkah, senantiasa dijaga, dan terus berkiprah ila yaumil qiyamah,” pungkasnya.