
Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza menggelar acara “Silaturahmi dengan Mudir al-Ma’had dan Orientasi Program” pada Ahad (8/2/2025) di Aula Tasabuq. Kegiatan ini dipimpin oleh Mudir al-Ma’had, K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T., dan dihadiri oleh wali santri kelas 5 dan 2 Extension, serta Majelis Khidmah dan para guru.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Zahid menyampaikan dua tujuan besar pendidikan di pondok pesantren.
Pertama, ibadah thalab al-‘ilm. Anak-anak dididik di pondok pesantren bukan sekadar mencari ilmu untuk mendapatkan materi, tetapi sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt.
“Tujuan kita menuntut ilmu bukan mencari uang. Menuntut ilmu adalah mencari rida Allah Swt., karena menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah kepada Allah Swt.,” ujar Kiai Zahid.
Beliau juga mengutip sebuah hadis:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ.
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim dan Muslimat (HR. Ibnu Majah).”
Karena merupakan kewajiban, lanjutnya, menuntut ilmu memiliki nilai ibadah yang tinggi. “Itu tujuannya di pondok pesantren,” tegasnya.
Kedua, kemasyarakatan. “Tujuan di pondok pesantren supaya ilmunya berkah dan bermanfaat,” ungkap Kiai Zahid. Para santri dididik agar mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan umat.
Beliau menekankan bahwa harta jika dibagi akan berkurang, sementara ilmu justru semakin bertambah ketika diajarkan. “Insya Allah ilmu bukan berkurang, tapi malah bertambah, karena lebih melekat di pikiran mereka,” ujarnya.
Kiai Zahid juga memaparkan visi dan misi Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza, yaitu menjadi lembaga pendidikan Islam yang menciptakan generasi Ahl al-‘Izzah.
Misi pendidikan yang dijalankan mencakup pembentukan generasi Muslim berkualitas dengan tiga keistimewaan: Ahl al-Ziyadah (keistimewaan), Ahl al-Qiyadah (kepemimpinan), dan Ahl al-Riyadah (kepeloporan).
Beliau juga menegaskan bahwa jika bangsa ini dipimpin oleh santri, maka insya Allah akan menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negara yang baik dan diberkahi oleh Allah Swt.).
Selain membahas visi dan misi, Kiai Zahid juga menyampaikan berbagai kewajiban akademik dan nonakademik yang harus dijalani santri di kelas akhir. Beliau mengimbau wali santri untuk memberikan dukungan penuh terhadap program-program yang dijalankan, seperti Amaliyatu Tadris (pelatihan pedagogis), Sidang Karya Tulis Ilmiah (KTI), ujian imamah dan khatib, ujian komprehensif, latihan pengujian lisan, menjadi pengawas ujian, tes TOEFL dan TOAFL, murajaah hafalan Al-Qur’an, tes baca Al-Qur’an (tahsin), Advance Leadership Training, manasik haji, pelatihan metode Tasbih, community service, persiapan UTBK dan bimbingan karir, orientasi kampus, tajhizul mayyit, thinking skill, pre-university program, LOTEA (Language Other Than English and Arabic), dan guest lecture.
Dalam kesempatan itu, Kiai Zahid juga memaparkan perkembangan alumni Daar el-Qolam 3 yang telah melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.
Dari tahun 2020 hingga 2024, jumlah alumni yang melanjutkan studi di luar negeri mengalami peningkatan dari 16% menjadi 22%. “Sesuai dengan tagline kita, ‘we are going to be a global player’,” ujar Kiai Zahid.
Beliau juga menjelaskan tentang rapor jalur ajar dan jalur asuh, yakni rapor pesantren dan rapor SMA, yang memiliki sistem penilaian berbeda. Kiai Zahid mengimbau para wali santri agar turut memantau perkembangan akademik anak-anak mereka dan tidak lalai, terutama jika terdapat nilai yang kurang memuaskan.
Selain itu, Kiai Zahid juga menjelaskan berbagai kerja sama yang telah dijalin dengan universitas dalam dan luar negeri. Program kerja sama ini bertujuan untuk membuka peluang beasiswa bagi santri berprestasi dan memudahkan mereka dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sebagai penutup, Kiai Zahid menyampaikan harapannya agar para santri mampu menjadi Ahl al-‘Izzah—generasi Muslim yang memiliki keunggulan, kepemimpinan, dan semangat kepeloporan dalam membangun peradaban.