Menggapai Hidup Penuh Berkah

Mislakhudin Hanafi, S.Pd

Hidup penuh berkah adalah hidup yang diimpikan dan dicita-citakan oleh setiap insan. Hidup penuh berkah adalah hidup yang penuh dengan kedamaian, kebahagiaan, dan ketenangan. Hidup penuh berkah adalah hidup yang penuh makna. Hidup yang penuh berkah adalah hidup yang penuh dengan kemanfaatan. Hidup yang penuh berkah tidak selamanya harus diukur dengan materi dan tidak bisa dihitung dengan hitungan matematis, logika dan rumus ilmu pasti. Hidup penuh berkah adalah hidup penuh dengan kesyukuran. Hidup penuh berkah adalah hidup yang selalu mengarahkan setiap pribadi untuk ber-taqarrub kepada Allah Swt.

Hidup yang penuh berkah adalah hidup yang mendapatkan anugerah kenikmatan dari Allah yang diberikan kepada hamba-hambanya yang terpilih. Ketika Sang Khaliq mencintai dan meridhai hamba-Nya, Allah akan menganugerahkan keberkahan dalam hidupnya. Jika dia mendapatkan kenikmatan maka dia akan selalu bersyukur dan jika dia mendapatkan musibah maka dia akan selalu bersabar. Berkah adalah murni rahasia Allah, hanya Allah yang tahu berapa ukuran, nilai dan manfaat yang ada padanya.

Berkah bukanlah sesuatu yang murah yang bisa didapatkan kapan saja dan di mana saja. sebab berkah merupakan anugerah teragung yang diberikan Allah kepada para hamba-Nya yang terpilih. Hambanya yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, selalu menjalankan yang diperintahkan dengan penuh kesadaran dan ketulusan, selalu berupaya mendekatkan diri kepada-Nya, serta selalu berusaha meninggalkan apa yang dilarang-Nya.

وَلَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ‏

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan.” [Q.S al-A’raf : 96]

Lantas apa makna berkah itu sendiri? serta bagaimana upaya untuk menggapainya?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “berkah” adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Berkah berasal dari bahasa arab, kata البَرَكَةُ  yang artinya kenikmatan, kebahagiaan, dan penambahan (al-Munawir, hal 78). Menurut Muhamamd Arifin dalam karyanya Agar Harta Kita Penuh Berkah, dijelaskan bahwa secara ilmu bahasa البَرَكَةُ  berarti “berkembang, bertambah, dan kebahagiaan”. (al-Mishbah al Munir oleh al­-Faiyyumi, al-Qamus al-Muhith oleh al­ Fairu Zabadi, dan Lisanul ’Arab oleh Ibnu Manzhur )

Menurut Taufiq Ali Zabadi dalam karyanya Buku Saku Rahasia Keberkahan (Petunjuk Nabi Meraih Hidup Lebih Berkah). Dari kata برك memunculkan kata التَّبْرِيْك yang berarti mendoakan seseorang agar mendapat keberkahan. Dari asal kata برك juga muncul kata  تبرّك (tabarruk) yang berarti mengharap dan meraup berkah atau “ngalap berkah”. Menurut Ibnu Abbas dalam karya Taufiq Ali Zabadi, dijelaskan bahwa berkah adalah kelimpahan dalam setiap kebaikan sedangkan arti kata Mubarak adalah sesuatu tang mendapatkan kebaikan berlimpah. Berkah adalah bertambah dan tetapnya suatu kebaikan. Sejatinya keberkahan memiliki dua makna yaitu berkembang dan bertambah, serta tetap dan abadi.

Dalam al-Qur’an kata berkah dan berbagai kata bentukannya terdapat 32 kali dalam 32 ayat. Menurut ar-Raghib al-Ashfahani dalam karyanya Mufradât fî Gharîbil Qur’ân (terjemahan) dijelaskan bahwa بَرَكَ  asal arti kata adalah dada unta, meskipun sering digunakan dalam istilah lain. Dan kalimat بَرَكَ الْبَعِيرُ artinya seekor unta mendekam. Lalu kata tersebut menjadi diibaratkan untuk memaknai sesuatu yang diharuskan. Maka dikatakanlah dalam sebuah kalimat اِبْتَرَكُو فِي الحَرْبِ artinya tetaplah atau menetaplah di tempat perang, dan kalimat بُرَكَاءُ الْحَرْبِ artinya tempat yang biasa ditempati oleh pasukan. Adapun kalimat إِبْتَرَكَتِ الدّابَةُ artinya seekor binatang melata berhenti seperti mendekam. Tempat penampungan air juga dinamakan  الْبِرْكَةُ yaitu kolam atau bak. Sedangkan  الْبَرَكَةُ adalah ثُبُوْتُ الخَيْر الأِلهِي فِي الشَيْئ yang artinya “adalah ditetapkannya kebaikan oleh Allah dalam sesuatu.” Sungguh betapa kayanya bahasa Arab. Dari satu kata diturunkan menjadi beragam makna.

Keberkahan menjadi sesuatu yang penting dan harus diupayakan dan diperjuangkan untuk mendapatkannya. Karena itulah Rasulullah Saw. menganjurkan umatnya agar rajin berdoa untuk memohon keberkahan. Keberkahan tidak begitu saja didapatkan tanpa perjuangan, karena keberkahan adalah sesuatu yang langka.

Di antara syarat atau bekal yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan anugerah keberkahan adalah sebagai berikut:

  1. Keimanan yang seutuhnya dan penuh totalitas. Mengimani rukun iman yang enam; Melaksanakan rukun Islam yang lima dan mengamalkan rukun ihsan dalam setiap amal perbuatan;
  2. Selain itu hendaknya selalu melakukan amalan saleh, dengan berupaya melaksanakan segala yang diperintahkan oleh Allah Swt. seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah Saw. dan menjauhi segala larangan-Nya;
  3. Mensyukuri atas segala nikmat yang Allah Swt. berikan kepada kita;
  4. Bersabar atas segala ujian yang diberikan;
  5. Bersifat qona’ah. Qana’ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diikhtiarkan serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang.

Rasulullah SAW memberikan gambaran keadaan orang yang dikaruniai sifat qana’ah dalam sabdanya yang artinya :“Barang siapa dari kalian yang merasa aman di rumahnya, badannya sehat, dan ia memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan telah dikumpulkan untuknya dunia beserta isinya.” (HR. at­-Tirmidzi, Ibnu Majah, ath­-Thabarani, Ibnu Hibban, dan al­-Baihaqi)

Imam Syafi’i dalam nasihatnya yang bijak bestari mengenai qana’ah:

إِذَا مَا كُنْتَ ذَا قَلْبٍ قَنُوْعٍ .. فَأَنْتَ وَمَالِكُ الدُّنْيَا سَوَاءُ

“Jika engkau memiliki hati yang selalu qona’ah, maka sesungguhnya engkau sama seperti raja dunia”.

  • Memperbanyak istigfar dan bertaubat dari segala khilaf dan dosa;
  • Menyambung silaturahmi;

Rasulullah bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa senang diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim” (H.R. Muttafaq Alaih)

  • Tawakal. Tawakal adalah sikap menyerahkan sepenuhnya hasil atas apa yang diikhtiarkan kepada Allah Swt.

firman allah SWT :

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا..

“..Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (Q.S At-Thalaq : 2).

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Q.S At-Thalaq : 3)

Terkait tawakal Rasulullah Saw. pernah bersabda:

لَو أَنَّكُمْ تَوكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرزُقُ الطَّيرَ ، تَغدُو خِماصاً ، وتَروحُ بِطَاناً.

 “Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi di waktu pagi dalam keadaan lapar dan kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad dan lain-lain)

Dari bekal-bekal yang diikhtiarkan, kita berdoa dan berhadap agar dalam mengarungi kehidupan ini mendapatkan anugerah keberkahan dari Allah Swt. Usia yang Allah berikan dipergunakan untuk kebaikan dan menjauhi kemaksiatan. Kesehatan yang Allah Swt. berikan senantiasa diisi dengan beribadah, perbuatan baik, dan kebajikan. Rizki yang kita peroleh dipergunakan untuk keberlangsungan hidup kita dan keluarga kita, meringankan kesulitan orang-orang di sekitar kita. Rizki yang halalan thoyibbah menjadi sumber energi bagi keluarga kita dan anak-anak kita. Dari sana terlahir anak-anak saleh yang membanggakan kedua orang tua, agama, nusa dan bangsa serta mengantarkan kedua orang tuanya hingga ke surga-Nya Allah Swt. Semoga Allah melimpahkan keberkahan hidup kepada kita semua, Âmîn.

Wallahu a’lam bis-shawâb.