Semangat Belajar Bahasa Turki, Santri Daar el-Qolam 3 Kunjungi Yunus Emre Enstitüsü Jakarta

Turki menjadi salah satu negara yang menarik perhatian dan menjadi tujuan pendidikan para pelajar Indonesia, termasuk lulusan pesantren. Banyak pelajar yang tertarik untuk kuliah di negeri Mustafa Kemal Attaturk itu. Dari faktor biaya hingga budaya menjadi pertimbangan utama.

Dalam rangka lebih mengenal bahasa dan budaya Turki, Santri kelas 5 dan 2 SMAWI Program LOTEA (Language Other than English and Arabic) bahasa Turki, mengadakan kunjungan ke Yunus Emre Institusu pada Ahad (8/2/2024). Yunus Emre Institusu merupakan lembaga resmi kebudayaan dari pemerintah Turki yang bertempat di The Pine View Residence, Jl. Bintaro Taman Timur, Jakarta Selatan. Lembaga ini memiliki banyak cabang di berbagai negara, dengan pusatnya di Istanbul dan Ankara, Turki.

“Kegiatan ini merupakan inisiasi dari Yunus Emre Institusu, yang merupakan pusat bahasa dan kebudayaan Turki yang berada di Indonesia. Tema besar kegiatan ini adalah dalam rangka mengenang lima abad persahabatan Indonesia dan Turki Usmani yang diungkap melalui korespondensi antara Khilafah Turki Usmani dengan Kesultanan di Indonesia,” kata Ustaz Mohamad Iqbal Akbari pada Ahad (8/2/2024) selaku guru pembimbing dalam kegiatan kunjungan tersebut.

Ustaz Iqbal berharap, kunjungan ke Yunus Emre Institusu semakin meningkatkan semangat santri dalam belajar bahasa dan kebudayaan Turki.

“Semoga anak-anak yang mengambil program bahasa Turki makin semangat lagi belajar bahasa Turki, lebih menjiwai dan mendalaminya, dengan mengetahui sejarah Turki seperti apa, bagaimana hubungan Turki dengan Indonesia, dan seterusnya,” ujar Ustaz Iqbal.

Ia juga berharap, langkah ini menjadi salah satu pintu masuk bagi kerja sama dalam bidang pendidikan, khususnya program beasiswa untuk kuliah di universitas yang ada di Turki.

Hal senada diungkapkan oleh Ustaz Savran Billahi, M.A., pengajar LOTEA program bahasa Turki dan telah menyelesaikan S2 di Turki.

“Harapannya, untuk mempererat jalinan kerja sama antara Daar el-Qolam 3 dengan lembaga resmi dari pemerintah Turki. Semoga ada kelanjutannya, seperti penguatan program bahasa Turki di sini dengan kerja sama Yunus Emre Institusu. Hal ini memungkinkan ada kerja sama dalam program-program yang lain, seperti program beasiswa. Karena ada beasiswa-beasiswa resmi dari pemerintah Turki untuk tingkat S1, S2, dan S3 bagi para pelajar di negara-negara sahabat,” ujar Ustaz Savran.

“Semoga dengan kunjungan ini mereka lebih termotivasi belajar bahasa Turki,” imbuhnya.

Para santri Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza mendapatkan pejelasan dari pemandu selama berada di ruang pameran dan perpustakaan Yunus Emre Institusu. Ruang pameran menampilkan berbagai korespondensi antara Khilafah Usmani dengan Kesultanan di Nusantara sejak abad ke-16 M. Dijelaskan bagaimana hubungan kerja sama yang terjalin antara kedua belah pihak, baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Hal ini mengungkapkan bagaimana hubungan Khilafah Usmani yang begitu erat dengan Kesultanan di Nusantara, khususnya Aceh dan Jawa.

Dr. Cemal Sahin: Santri Daar el-Qolam 3 Membuat Kami Semangat

Direktur Yunus Emre Institusu Jakarta Dr. Cemal Sahin sangat terkesan dengan kunjungan santri-santri Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. Ia pun mengungkapkan perasaan antusias dan semangatnya.

“Saya lihat semangat santri-santri sangat tinggi dari Daar el-Qolam 3. Mereka terlihat sangat rapi, target mereka semua sudah terprogram, itu juga membuat kami jadi semangat. Semangat mereka menjadikan kami juga semangat. Jadi saya terima kasih kepada Daar el-Qolam 3 sudah datang ke sini, berkunjung ke tempat kami. Ini kami berterima kasih,” kata Dr. Jamal dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Dr. Cemal Sahin menerima kedatangan guru dan santri Daar el-Qolam 3 Kampus Dza’Izza dengan sangat ramah. Ia mengajak guru-guru berbincang dan beramah-tamah di ruang kerjanya. Ia pun berbagi cerita mengenai Turki dengan bahasa dan kebudayaannya yang unik. Ia juga mengungkapkan bagaimana kerja sama Turki dengan Indonesia yang telah terjalin sejak lama, sejak zaman kesultanan di Aceh.