Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza mengikutsertakan dua santri dalam ajang Olimpiade Bahasa Arab (OBA) ke-7. Dalam kategori tingkat SMP, Humaidi Hafidz Dhiyaa Ul Haq (Kelas 3A) terpilih sebagai perwakilan, sementara di tingkat SMA, Ahmad Ubaidillah Lubis (kelas 6 Dirasah Islamiyah) akan bersaing dalam kompetisi ini.
Menurut Ustaz Adi Sutisna, S.Ag., selaku guru pembimbing, OBA merupakan inisiatif dari Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Forum MGMP) Bahasa Arab yang telah dilaksanakan sejak 2018. “Alhamdulillah, setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, baik dalam hal teknis pelaksanaan maupun kategori pembagian,” ujarnya, pada Kamis (7/11/2024) seraya menambahkan bahwa santri-santri Daar el-Qolam kembali ikut serta pada ajang bergengsi ini.
Pada OBA ke-7 ini, kompetisi diselenggarakan berbasis daring atau Computer Assisted Test. Ustaz Adi menyoroti bahwa ada beberapa keunggulan yang membuat OBA berbeda dari kompetisi bahasa Arab lainnya. “Pertama, pelaksananya adalah guru pengampu bahasa Arab di Forum MGMP, yang jabatan strukturalnya tidak bersifat tahunan. Evaluasi dari tahun ke tahun memberikan peningkatan, karena panitia tidak mengalami banyak regenerasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ustaz Adi menjelaskan mengenai sistem penyelenggaraan kompetisi yang terstruktur, dimulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga grand final di tingkat nasional. “Di tahap Kabupaten/Kota, peserta masih sangat umum. Siapapun dari sekolah atau lembaga apapun bisa mendaftarkan muridnya. Namun, di tingkat provinsi dan nasional, penyaringan sangat ketat. Hanya kandidat terbaik dari tiap daerah yang maju,” paparnya. Proses penyaringan yang ketat ini memastikan bahwa para peserta yang lolos adalah yang terbaik di bidangnya, atau the best from the best.
Persiapan maksimal dilakukan untuk memastikan kesiapan santri Daar el-Qolam dalam bersaing. Bimbingan yang dilakukan oleh Ustaz Adi Sutisna, S.Ag. dan Ustaz Farhan Marhaman, S.Hum., tidak hanya terbatas pada sesi Training Center (TC), tetapi juga mengintegrasikan pengajaran keilmuan di sela-sela waktu belajar malam. Sejak tahap Kabupaten/Kota hingga menjelang kompetisi tingkat nasional, pendampingan terus dilakukan.
“Dari segi ikhtiar pembelajaran, Insya Allah, kami dari pihak pembimbing dan santri sudah berusaha semaksimal mungkin,” kata Ustaz Adi. “Selanjutnya adalah ikhtiar doa dan tawakkal, dengan harapan doa dari guru dan orang tua dapat menjadi wasilah dalam tahap selanjutnya.”
Lebih dari sekadar ajang kompetisi, OBA ke-7 juga membawa sejumlah harapan dan misi tersirat. “Pertama, memberikan pengalaman bagi santri-santri kita untuk tampil di kancah nasional,” ujar Ustaz Adi. “Kedua, ini menjadi motivasi bagi santri lainnya, bahwa pondok ini mampu bersaing dalam berbagai aspek, baik kebahasaan, keilmuan, maupun olahraga. Ketiga, santri-santri yang berpartisipasi menjadi syiar dakwah dan implementasi nyata dari sistem pondok yang telah dirancang sedemikian rupa, sehingga mampu menghasilkan santri yang kompeten dalam bahasa asing.”
Dengan doa dan harapan besar dari semua pihak, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 optimis bahwa keterlibatan mereka dalam OBA ke-7 kali ini akan menjadi langkah positif bagi santri-santri dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan memperluas wawasan di kancah nasional.