Lingkungan sosial dan pergaulan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Melalui lingkungan sosial, seseorang berinteraksi, beradaptasi, dan belajar banyak hal. Maka penting bagi seseorang untuk memilih lingkungan pergaulan yang baik. Dalam hal ini, pondok pesantren merupakan pilihan terbaik, sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif dalam membentuk kepribadian anak.
Hal ini sebagaimana diungkap oleh Ustazah Maufurotus Shofuhah, S.Pd. Bagian Bimbingan dan Konseling Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. Ia menjelaskan bahwa lingkungan pergaulan memberikan dampak bagi kepribadian seseorang sehingga diperlukan upaya untuk memilih lingkungan pergaulan yang baik.
“Kepribadian individu dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan karena interaksi dengan orang lain memengaruhi cara berpikir, perilaku, dan nilai-nilai yang dianut seseorang. Pertemanan, sekolah, dan masyarakat memberikan model dan nilai serta norma yang membentuk kepribadian individu,” jelas Ustazah Ema (sapaan akrabnya).
“Untuk memilih pergaulan yang baik, penting untuk memilih teman yang mendukung pertumbuhan pribadi, dan menghindari lingkungan yang berpotensi negatif,” lanjut ustazah Ema.
Orang tua memiliki peranan penting dalam membentuk kepribadian anak melalui proses interaksi dan komunikasi sehari-hari. Selain itu, orang tua juga berperan dalam menentukan arah pendidikan anak. Saat ini semakin banyak orang tua yang menaruh kepercayaan terhadap pendidikan pesantren dan memilih pesantren sebagai wahana pendidikan anak-anak mereka. Di pesantren anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik.
“Pesantren merupakan lingkungan pendidikan yang ideal. Setiap anak dapat berinteraksi dengan pergaulan yang baik, termasuk menghormati nilai-nilai dan aturan pesantren, aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan (baik akademik maupun non-akademik), serta menjaga sikap saling menghormati antara sesama santri dan pengajar,” ungkap Ustazah Ema.
Menurut Ustazah Ema, agar setiap individu menjadi bagian dari pergaulan yang baik, ia dapat melakukan sejumlah hal positif. Ini akan semakin memperkuat iklim pergaulan yang baik, dan nyaman, sehingga setiap individu dapat tumbuh berkembang.
“Dalam pergaulan yang baik, pola interaksi dan komunikasi melibatkan mendengarkan dengan empati, menghargai perbedaan, dan memberikan dukungan,” ujarnya.
Dalam hal ini, guru menempati kedudukan yang sangat penting, baik sebagai pengajar maupun pemberi teladan moral yang menguatkan karakter anak didik.
“Untuk meningkatkan sifat patuh, disiplin, dan rajin belajar, penting untuk memberikan teladan yang baik, memperkuat lingkungan yang mendukung, dan memberikan penghargaan atas perilaku yang diinginkan. Selain itu, istiqâmah dalam memberikan arahan dan batasan juga membantu dalam membentuk sifat-sifat tersebut,” jelasnya.
Saat ini lingkup pengaruh pergaulan tidak hanya dari lingkungan sosial saja, namun media sosial juga memiliki andil dalam membentuk kepribadian seseorang, dari caranya berpikir, berucap, dan berperilaku. Maka dibutuhkan kesadaran untuk bersikap bijak dalam menggunakan media sosial.
“Media sosial bisa berdampak positif dengan memilih konten yang mendukung pertumbuhan pribadi dan membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial,” pungkasnya.