Pemimpin adalah teladan kebaikan di mana dirinya menjadi contoh (role model) yang menginspirasi sehingga menjadi panutan. Inilah pemimpin yang efektif dan inspiratif. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ustaz Wahyuni Nafis, M.A. dalam kegiatan Intermediate Leadership Training Program (ILTP) bagi para pengurus MUMTAZA di Ballroom Asy-Syahid Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza pada Kamis (3/10/2024).
Dalam materi inspiratifnya, Ustaz Nafis menegaskan bahwa pemimpin yang efektif adalah sosok yang mampu menjadi teladan kebaikan, menginspirasi, dan memimpin dengan kejujuran serta keteladanan sejati.
Ustaz Nafis menyampaikan bahwa pemimpin yang efektif dan menjadi teladan harus bersifat otentik, dan itu sesuai dengan empat sifat para nabi. “Kepemimpinan yang otentik bersumber dari empat sifat para nabi,” tegas beliau.
Ustaz Nafis kemudian menguraikan keempat sifat tersebut:
- Siddiq. Siddiq bukan sekadar jujur tetapi mencerminkan kebenaran hakiki. Siddiq betul-betul benar dalam setiap pemikiran, ucapan, dan perbuatan. Dengan kata lain, integritas diri;
- Amanah. Menjadi orang yang layak dipercaya. Hal ini berhubungan erat dengan integritas diri. Amanah ini merupakan kunci bagi kepemimpinan yang efektif dan berkarakter;
- Fathanah. Memiliki kecerdasan holistik, mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Dengan kecerdasan holistik ini seorang pemimpin memiliki kematangan sehingga dapat memperbaiki orang lain dengan cara yang indah. Ia bijaksana dan mengambil keputusan dengan tepat.
- Tabligh. Menyampaikan dengan hati atas nilai-nilai, ajaran yang baik, dan akhlak mulia. Karenanya sang pemimpin mampu menginspirasi dan membawa perubahan positif.
Apa yang disampaikan olah Ustaz Nafis sungguh berkesan. Ustazah Arrika Andriyani, salah satu fasilitator kegiatan ini, mengungkapkan kesannya tentang kepemimpinan yang otentik dan efektif. “Seorang pemimpin harus mempunyai 4 sifat nabi: sifat Siddiq ialah jujur, Amanah ialah dapat dipercaya, dan fathanah ialah cerdas, dan tabligh ialah menyampaikan nilai-nilai ajaran yang baik,” ujarnya.
Ustazah Arrika pun mengungkapkan kesannya tentang pemimpin berkarakter sebagaimana dijelaskan ustaz Nafis. “Pemimpin yang berkarakter harus mempunya 3 kualitas, pertama, persepsi yaitu mampu melihat situasi yang sebenar-benarnya. Bisa dikatakan seorang pemimpin harus tau terjun ke lapangan. Kedua wawasan. Dengan wawasan, seorang pemimpin bisa menjawab tentang apa yang harus dilakukan. Ketiga, efektivitas ialah menyangkut pelaksanaan,” ujarnya.
“Seorang pemimpin bisa dikatakan berkarakter jika memiliki kualitas yang 3 ini,” imbuhnya.
Akhirnya, pelatihan bersama Ustaz Wahyuni Nafis ini telah memberikan pemahaman dan kesanmendalam kepada para peserta ILTP bahwa kepemimpinan bukan hanya soal otoritas, tetapi juga tentang bagaimana menjadi role model yang menginspirasi dan memimpin dengan kebijaksanaan serta keteladanan.
Kegiatan ILTP yang diselenggarakan ini menjadi bekal berharga bagi para pengurus MUMTAZA, tidak hanya dari segi pengetahuan, tetapi juga dalam penanaman nilai-nilai moral, yang menjadi landasan penting untuk memimpin dengan hati dan memberikan teladan yang baik. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan mereka mampu mengelola organisasi dengan bijaksana, menjaga integritas, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam setiap keputusan yang diambil, sehingga MUMTAZA dapat terus berkembang sebagai organisasi yang berintegritas tinggi.