Bergabung di Daar el-Qolam 3: Pendidikan dengan 4 Bahasa
Mengenal budaya dan pendidikan di Australia.

Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza menerapkan 4 bahasa dalam proses pendidikannya. Selain penguasaan Bahasa Indonesia yang menjadi dasar, pondok pesantren ini memasukkan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai bagian dari kurikulum wajib, serta menyediakan pilihan bahasa asing lainnya seperti Bahasa Turki, Prancis, dan Mandarin. Keunggulan ini menjadi bekal bagi santri dalam rangka mempersiapkan generasi yang siap menghadapi dunia global.

“Pendidikan dengan 4 bahasa ini jadi keunggulan kita di sini,” ujar Ustaz Eka Sugandi, Kepala SMAS Daar el-Qolam 2, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza, dalam wawancara pada Selasa (29/10/2024). “Hal ini menjadi bekal bagi santri untuk memperluas wawasan, pergaulan, dan pengalaman mereka,” tambahnya. Menurutnya, keterampilan multibahasa akan menjadi bekal penting bagi santri untuk terjun ke dunia internasional, baik dalam bidang pendidikan maupun karier profesional.

Bersama native speaker dari Australia.

Untuk memberikan pengalaman belajar bahasa yang lebih mendalam, Daar el-Qolam 3 juga kerap mendatangkan native speaker dari berbagai negara. Kehadiran mereka memberi kesempatan bagi santri untuk merasakan langsung aksen, budaya, dan gaya komunikasi asli dari bahasa yang dipelajari. Interaksi langsung dengan native speaker ini tidak hanya membantu memperkuat kemampuan bahasa santri, tetapi juga memberi wawasan lebih luas tentang keberagaman budaya dunia.

Kemampuan berbahasa asing telah menjadi kebutuhan penting di era modern. Di Daar el-Qolam 3, santri tidak hanya diajak untuk memahami kosakata atau tata bahasa, tetapi juga mengenal budaya dan pemikiran di balik setiap bahasa. Dengan menguasai Bahasa Arab, misalnya, mereka dapat mengakses literatur klasik Islam yang menjadi pondasi ilmu pengetahuan selama berabad-abad. Sementara itu, Bahasa Inggris membuka akses ke berbagai referensi yang terus berkembang di berbagai bidang, mulai dari sains hingga ekonomi.

Bahasa Turki, Prancis, dan Mandarin sebagai bahasa pilihan turut memperkaya wawasan santri tentang kebudayaan dunia yang beragam. Bahasa Turki menjadi pintu menuju pemahaman akan sejarah panjang dunia Islam, sementara Bahasa Prancis memberikan koneksi budaya ke Eropa, dan Bahasa Mandarin menempatkan mereka di tengah panggung kekuatan ekonomi Asia. Program bahasa pilihan ini menjadi kesempatan bagi santri yang bercita-cita melanjutkan studi ke luar negeri. Dengan penguasaan bahasa-bahasa tersebut, mereka akan memiliki bekal yang kuat untuk mengikuti perkuliahan di universitas internasional dan beradaptasi dalam lingkungan akademik global.

“Selain mempersiapkan dalam sisi akademik kami juga mempersiapkan bahasa yang digunakan di negara-negara tujuan yang telah kita miliki kerjasamanya, sehingga ini memudahkan mereka untuk bisa melanjutkan studi di negara-negara yang dituju dan juga bisa mengurangi culture shock minimal di dalam penggunaan bahasa,” jelas Ustaz Eka.

Pendidikan bahasa yang diterapkan di Daar el-Qolam 3 mengandalkan pendekatan pembelajaran aktif, di mana santri diharapkan untuk berkomunikasi, berdiskusi, dan mempraktikkan bahasa dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kampus. Kegiatan diskusi dalam berbagai bahasa, serta penugasan berbasis proyek, memberikan kesempatan kepada mereka untuk menggunakan bahasa secara alami dan fungsional. Melalui metode ini, kepercayaan diri santri dalam berkomunikasi juga semakin terbentuk, membuat mereka siap tampil di level internasional.

Kurikulum multibahasa ini menjadikan Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza sebagai destinasi pendidikan bagi orang tua yang ingin membekali anak-anak mereka dengan kemampuan berbahasa dunia. Dengan lingkungan yang kondusif, di mana setiap santri didorong untuk belajar dengan tekun, disiplin, dan sikap terbuka, Daar el-Qolam 3 bukan hanya mendidik generasi yang unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk mereka menjadi warga dunia (global citizen) yang berwawasan luas.

Belajar bahasa Mandarin.