Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza berkesempatan menjadi tuan rumah dalam upacara peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di tingkat Kecamatan Jayanti pada Sabtu, 17 Agustus 2024. Kegiatan yang berlangsung dengan penuh khidmat ini dihadiri oleh Mudir al-Ma’had Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza, KH Zahid Purna Wibawa, S.T., Camat Jayanti H. Yandri Permana, S.STP., serta para lurah, tokoh masyarakat, dan seluruh guru serta santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. Selain itu, hadir pula perwakilan siswa dari seluruh sekolah SLTA dan sederajat di wilayah Jayanti.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Zahid Purna Wibawa, S.T., menyampaikan pesan penting kepada para pemuda Indonesia dan para pendidik agar turut serta dalam memajukan negara. “Negara ini punya visi ke depan 2045. Visi ini harus disambut oleh kita, masyarakat Indonesia, terutama anak-anak muda dan kita sebagai seorang pendidik. Jangan sampai pemerintah punya target, tapi kemudian kita sebagai guru, apalagi kita di lembaga pendidikan Islam, tidak menyambut itu. Akan salah besar. Karena itu, sebagai pesantren harus menyambut target itu,” ujar beliau.
Kiai Zahid juga mengingatkan tentang pentingnya menyambut peluang tersebut dengan mengisahkan pengalaman pribadinya. “Saya punya pengalaman ketika tahun 2011 saya ke Jepang, Menteri Luar Negeri Jepang pernah menulis buku meramalkan Indonesia pada tahun 2025 akan menjadi negara maju. Karena ini tidak direspon, menurut saya, waktu itu negara kita pun mungkin belum yakin bahwa bisa menjadi negara maju, dan tidak disambut oleh kita sebagai guru, pendidik, akhirnya 2025 itu hilang begitu saja, mundur 20 tahun ke depan. Kalau tidak kita sambut, akan lebih mundur lagi. Mau kapan negara kita menjadi negara maju?” tegas beliau.
Kiai Zahid melanjutkan pesannya dengan menekankan pentingnya pendidikan dan disiplin sebagai ciri khas dari sebuah negara maju. “Negara maju itu tentu masyarakatnya berdisiplin, dan ciri utamanya adalah masyarakat yang berilmu atau berpendidikan. Kalau masyarakatnya tidak berpendidikan, itu bukan negara maju. Negara maju cirinya adalah, yang paling mudah terlihat, masyarakatnya terdidik,” ungkap beliau.
“Kita lengkapi di pesantren ini, bukan hanya terdidik ilmu pengetahuannya tetapi juga akhlaq al-karimah-nya. Itu kelebihan pesantren. Itu yang selalu kita galakkan,” tambahnya.
Dalam konteks cinta tanah air, Kiai Zahid menekankan pentingnya memiliki rasa bangga terhadap negara sendiri. “Negara kita punya capaian, negara kita punya target. Siapapun Anda, agama apapun Anda, kita punya niat yang sama, cinta tanah air. Hubb al-wathan min al-iman. Jangan kita ini tidak punya rasa cinta terhadap negara kita sendiri. Lebih senang dengan negara orang, sanjung-sanjung negara orang, padahal negara kita itu indah, hanya saja belum dikelola dengan baik,” jelasnya.
Kiai Zahid juga memberikan pesan kuat kepada generasi muda tentang pentingnya memiliki kualitas yang unggul. “Karena itu para pemuda, sekarang, harus berpikir ke depan, harus berkualitas, berilmu, berakhlak, berdisiplin. Kalau tidak, buat apa menjadi pemuda. Kita punya bonus demografi, kalau pemudanya tidak berkualitas, tidak ada gunanya bonus demografi itu. Malah jadi pengangguran, malah merusak negara,” ujarnya.
Beliau mengingatkan bahwa visi pemuda harus sejalan dengan visi negara, dengan menuntut ilmu sebanyak-banyaknya dan menghindari sifat malas. “Pemuda harus punya visi yang sama dengan negara. Menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, jangan menyerah, jangan bermalas-malasan, harus punya jiwa yang kuat, tahan banting, jangan seperti strawberry generation,” katanya.
Sebagai penutup, Kiai Zahid memberikan pesan yang tegas untuk seluruh generasi muda, tanpa memandang latar belakang mereka. “Siapa pun Anda, muslim atau non-muslim, santri ataupun bukan santri, jangan jadi strawberry generation,” pungkasnya.