Pada Kamis (4/1/2024) diselenggarakan Penobatan Juara Kelas dan Bintang Santri Semester Satu Tahun Ajaran 2023-2024 di gedung Aula al-Tasabuq Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. Kegiatan yang dihadiri oleh Mudir al-Ma’had, seluruh guru dan santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza ini dalam rangka apresiasi kepada para santri yang berprestasi dan menjadi motivasi untuk berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk bersyukur, bertafakur, dan ber-muhasabah.
“Dalam rangka bersyukur, bertafakur, ber-muhasabah atas apa yang telah kita lakukan, apakah kita layak mendapatkan sesuatu yang baik, atau kita belum layak mendapatkannya,” kata Mudir al-Ma’had K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T.
Kiai Zahid mengucapkan selamat kepada anak-anak santri yang mendapatkan penghargaan atas kinerja belajar yang baik pada semester pertama tahun ajaran 2023-2024. Beliau pun mengingatkan pentingnya kerja keras dan usaha sungguh-sungguh dalam meraih prestasi.
“Keberhasilan didapat bukan dari berleha-leha, tetapi didapat dengan kerja keras dan kesungguhan. Bersyukurlah bagi yang mendapatkannya. Tetapi harus menjadi pedoman dan ukuran bagi yang belum mendapatkannya. Karena hidup manusia harus punya target dan capaian yang ingin diraih,” ujar Kiai Zahid.
Kiai Zahid mengingatkan pentingnya dorongan untuk meraih prestasi, yaitu motivasi, harapan dan cita-cita, doa orang tua, dan barakah guru. Hal ini menjadi kekuatan tambahan yang akan membantu melejitkan keberhasilan.
“Semangat belajar kita ini sama seperti mesin, tidak terus naik tapi ada turunnya, maka butuh tenaga tambahan, yaitu doa, harapan, motivasi, tujuan, cita-cita, dan yang paling utama adalah barakah guru,” jelas Kiai Zahid.
Penobatan Juara Kelas dan Bintang Santri Semester Satu Tahun Ajaran 2023-2024 ini diselenggarakan setelah liburan semester satu. Karenanya Kiai Zahid mengingatkan kembali agar para santri memaknai liburan dengan sesuatu yang bermanfaat. Misalnya saja berbagi sesuatu yang bermanfaat dengan orang lain.
“Tidak seberapa berbagi, tapi ketika berbagi itu bisa mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain, itulah kebahagiaan hidup sesungguhnya,” ujar Kiai Zahid.
Kiai Zahid pun mengimbau agar ketika berlibur mencari sesuatu yang baru, sambil melihat apa yang bisa menginspirasi. Hal ini sesuai dengan perintah dalam ayat yang pertama turun, yaitu perintah membaca. Bukankah ini mendorong kita untuk melihat, memperhatikan, dan memikirkan segala ciptaan Allah sehingga menginspirasi. Hidup pun menjadi dinamis.
“Jadi harus dinamis, punya tujuan hidup, punya semangat berlomba dalam kebaikan, fastabiqul khairat,” ujarnya.
Kiai Zahid menekankan pentingnya melakukan amal yang bermanfaat agar kita meninggalkan jejak kebaikan setelah kematian yang akan dikenang dan dicontoh. Dalam hal ini adalah akhlak.
“Semua yang kita miliki semua akan diambil oleh Allah Swt. Semasa hidup pun nilainya akan berkurang. Tapi akhlak, nilainya tidak akan pernah berkurang,” ujarnya.
“Saat kita meninggal dunia, tidak butuh waktu lama orang akan melupakan kita kalau kita tidak punya peninggalan apa-apa. Ingat, kita akan mudah dilupakan orang kalau hanya berpangku pada ketampanan, kecantikan, kepintaran, dan kekayaan. Semua akan sirna. Tapi akhlakmu, kebaikanmu, hasil kinerjamu, tidak akan pernah dilupakan,” jelasnya.
Kiai Zahid mengungkapkan kebanggaannya pada para santri yang berprestasi dan memberikan motivasi bagi yang lain untuk terus berusaha lebih keras. Beliau menyemangati agar para santri meningkatkan lagi usahanya dengan lebih sungguh-sungguh. Karena semua bisa dan mampu. Diharapkan para santri menjadikan ilmunya bermanfaat dan membahagiakan kedua orang tua. Lebih jauh dapat memainkan peranan yang positif di mana saja.
“Kamu adalah seorang santri yang harus bisa berkiprah menjadi apa saja. Saya yakin kamu pasti bisa,” ujar beliau.
Peranan santri saat ini sangat penting di tengah kemajuan teknologi yang menjadi tulang punggung peradaban modern. Santri merupakan bagian dari sumber daya manusia Indonesia yang mampu berkiprah memajukan bangsa ini. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang begitu kaya, namun akan kehilangan harganya jika manusia Indonesia tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengelolanya.
“Indonesia punya kekayaan alam yang luar biasa, ternyata bisa tidak ada harganya ke depan. Apakah 2045 kita bisa menjadi negara super power? Bisa saja tidak, kalau kita hanya berpangku pada apa yang ada di dalam bumi, bukan ilmu pengetahuan,” tegas Kiai Zahid.
“Ingat, ilmu pengetahuan terus berkembang. Dunia ini ilmunya luas dan kamu bisa berkiprah di mana-mana, kesempatannya banyak. Bagi siapa? Bagi yang berkualitas. Dan anak-anakku insyaAllah adalah anak-anak yang berkualitas,” lanjutnya.
Terakhir, Kiai Zahid menaruh optimisme dan harapan pada para santri agar menjadi generasi yang berkualitas, karena merekalah yang akan menyongsong masa depan yang penuh dengan persaingan. Beliau percaya, santri bisa.
“Kalau kamu pintar dan memiliki akhlak, maka kamu pasti yang akan menjadi pemain di dunia. Karena itu tag line kita be a global player,” ujarnya.
“Kita harus siap menatap masa depan,” pungkasnya.