Jumlah santri yang melanjutkan kuliah di luar negeri terus meningkat, seiring dengan berkembangnya akses pendidikan internasional, banyaknya program beasiswa, kerja sama internasional oleh pondok pesantren, serta program pendukung seperti bahasa Inggris, Arab, dan lainnya.
Peningkatan ini juga terlihat di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. Menurut Ustaz Alvin Muslim Sardar, BMWT dari University Center, “Secara keseluruhan, jumlah santri yang melanjutkan kuliah ke luar negeri mulai meningkat dibandingkan zaman saya dahulu menjadi santri (2013-2016). Antusiasme dan keinginan mereka untuk mengetahui cara kuliah di luar negeri serta mendapatkan beasiswa juga meningkat,” ujarnya dalam wawancara pada Kamis (14/8/2024).
Ustaz Alvin menjelaskan beberapa alasan mengapa santri tertarik kuliah di luar negeri. Pertama, pengalaman serta suasana belajar yang berbeda dengan di Indonesia. Kedua, suasana yang mendukung peningkatan kemampuan berbahasa asing secara signifikan. Ketiga, adanya tawaran menarik dari beasiswa atau potongan biaya kuliah yang dapat menunjang semangat belajar dan mengurangi biaya meskipun berkuliah di luar negeri. Keempat, kesempatan untuk meningkatkan kualitas serta potensi diri, yang memberikan nilai lebih setelah menyelesaikan studi di luar negeri. Kelima, bahkan hal sederhana seperti keinginan untuk merasakan empat musim, yang tidak ada di Indonesia, juga bisa menjadi motivasi bagi santri untuk kuliah di luar negeri (terutama di negara yang memiliki empat musim).
Ustaz Alvin menyampaikan beberapa harapan untuk santri yang sedang melanjutkan kuliah di luar negeri. “Harapan saya untuk anak-anak yang sedang kuliah di luar negeri, pertama, tetap memegang teguh nilai luhur akidah Islam serta nilai-nilai santri, meskipun berada di lingkungan yang mungkin 100% berbeda dari Indonesia. Ini akan menjadi fondasi utama untuk tetap berada di jalan yang benar tanpa kehilangan jati diri dan tidak mudah terbawa arus negatif,” ujarnya.
“Kedua, semangat dalam mengikuti seluruh pembelajaran, serta serap ilmu-ilmu yang bermanfaat sebanyak mungkin secara menyeluruh dan utuh. Ketiga, tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas dan kemampuan akademik, tapi juga perlu mengembangkan soft skills, bertemu dan berkenalan dengan banyak orang, serta mulai mencari peluang yang dapat menunjang kesempatan mereka setelah lulus, baik dalam mendapatkan pekerjaan yang layak maupun yang sesuai passion,” lanjutnya.
“Keempat, menjadi manusia yang bermanfaat, baik di tempat mereka belajar maupun di Indonesia nantinya. Kelima, Kembali ke Indonesia untuk ikut mengembangkan kampung halaman. Keenam, terakhir, saya berharap mereka bisa membagikan pengalaman menarik dan kisah sukses yang didapat di luar negeri kepada adik-adik kelasnya yang masih belajar di bangku SMA,” pungkasnya.