Pengenalan terhadap minat dan bakat sangat penting bagi pemetaan pendidikan siswa. Dengan mengetahui minat dan bakat, siswa dapat memfokuskan diri pada apa yang menjadi potensinya, sehingga menjadi pilihan tanpa paksaan. Hasilnya dapat diharapkan akan lebih maksimal. Karena pendidikan adalah proses pengembangan diri peserta didik sesuai dengan potensinya masing-masing.
Salah satu metode yang dapat membantu menggambarkan minat dan bakat siswa adalah psikotes. Atas kebutuhan tersebut Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza mengadakan psikotes yang diikuti oleh kelas 1 dan 4 SMAWI di Gedung Aula Tasabuq pada Senin (27/11/2023). Kegiatan ini bekerja sama dengan Human Resilience Consulting yang dimulai pukul 08.00 sampai 12.00 WIB dengan jumlah peserta 189 santri putra dan putri.
“Kegiatan ini bertujuan untuk melihat potensi akademik, motivasi dan gaya belajar, maupun kepemimpinan. Jadi, potensi akademik dan non-akademik,” kata Ustaz Muhammad Alif Fachry Ilyas, S.I.P., Sekretaris Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza Izza.
“Anak-anak menjadi lebih mengetahui diri mereka berdasarkan hasil tes secara empiris, mereka mengetahui bagaimana mengembangkan potensi. Jadi dengan psikotes ini diharapkan membantu mereka untuk mewujudkan hal tersebut,” lanjutnya.
Hal serupa ditegaskan oleh Ustaz Eka Sugandi, S.Pd., Kepala SMA Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. Manfaat dari psikotes bukan hanya untuk penentuan pilihan jurusan, tapi juga mengenali potensi siswa dalam proses belajar, maupun prospek karier dan pendidikan mereka.
“Kita ingin mengetahui minat dan bakat anak-anak itu seperti apa, bukan hanya pilihan jurusan dan konsentrasi yang dipilih, tetapi juga untuk mengetahui jenis pekerjaan apa yang cocok, atau kuliah nanti jurusan apa yang tepat,” ujar Ustaz Eka.
“Lebih dari itu, menjadi bahan acuan dasar bagi proses pendidikan di sini. Membantu kami, para guru, dalam proses pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3,” lanjutnya.
Lebih lanjut Ustaz Mohammad Iqbal Akbari menjelaskan bahwa psikotes ini diadakan dengan dua tujuan, untuk jalur ajar dan jalur asuh.
“Di jalur ajar untuk kepentingan penjurusan. Nanti akan kita linierkan antara hasil ujian dengan kemauan anak dan kemauan orang tua. Kemudian menjadi final decision anaknya mau mengambil jurusan apa,” kata Ustaz Iqbal yang menangani kerja sama antar-lembaga dengan pihak Human Resilience Consulting.
“Jalur asuh untuk pemetaan kepribadian, termasuk memahami permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi. Dengan adanya psikotes ini diharapkan menjadi diagnosis awal,” lanjutnya.
Menurut Ustaz Iqbal, intinya adalah anak lebih mengenal diri sendiri. Selain itu, anak memiliki acuan dari hasil psikotes untuk membicarakan apa yang menjadi keinginannya kepada orang tua.
“Buat bahan ngobrol antara kemauan anak dengan kemauan orang tua,” pungkasnya.
Untuk bagian pengasuhan, psikotes ini juga bermanfaat dalam mendukung pembinaan santri terkait keseimbangan emosional, kemandirian, konsistensi, dan adaptasi lingkungan. Hal ini menjadi kebutuhan utama bagi santri dalam membentuk kepribadian yang baik.