Mengapa Dinamakan Ramadan?

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberkahi umat ini dengan bulan suci Ramadan, bulan yang mulia dan dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selawat beserta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Tanpa beliau, kita tidak akan mengetahui kemuliaan bulan yang agung ini.

Berbicara tentang Ramadan, para ulama mengaitkan kata “Ramadan” dengan makna membakar atau menghapus semua dosa. Bulan Ramadan menjadi salah satu bulan yang paling dinanti oleh umat Islam, karena selain sebagai momentum sakral untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, bulan ini juga dipenuhi dengan rahmat dan ampunan dari-Nya. Oleh karena itu, tidak heran jika kedatangan bulan ini selalu disambut dengan penuh kebahagiaan.

Pada bulan ini, umat Islam diperintahkan untuk berpuasa, yaitu dengan menahan diri dari syahwat perut dan syahwat kemaluan. Syahwat perut berarti menahan diri dari makan dan minum, sedangkan syahwat kemaluan berarti menahan diri dari jima’ atau hal-hal yang mengarah pada perbuatan tersebut. Semua itu dilakukan sejak terbitnya fajar shadiq hingga terbenamnya matahari. Kewajiban puasa ini tercantum dalam firman Allah dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)

Namun, mengapa Allah menamakan bulan suci ini dengan “Ramadan”? Mengapa tidak menggunakan nama-nama lain yang juga memiliki makna mulia? Alasan penamaan bulan ini sebagai Ramadan cukup penting untuk dipahami agar semakin menambah ketakjuban kita kepada Allah serta memperkuat keimanan kita.

Kata Ramadan (رمضان) berasal dari kata ramidha (رَمِضَ) yang berarti “panas.” Para ulama kemudian menafsirkan makna panas ini sebagai “membakar” atau “menghapus” dosa-dosa orang yang berpuasa pada bulan tersebut. Kesimpulan ini bukanlah sekadar pendapat para ulama tanpa dasar, melainkan memiliki landasan dari hadis Rasulullah SAW dan penjelasan ulama lainnya.

Imam Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Muhammad al-Baghdadi, yang lebih dikenal sebagai Imam Al-Mawardi, menjelaskan dalam kitabnya Al-Hawi al-Kabir lil Mawardi, Juz III, halaman 854:

“Alasan (dinamakan Ramadan) adalah karena pada bulan ini dosa-dosa dibakar.”

Anas bin Malik dalam salah satu riwayatnya juga menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

وَقَدْ رَوَى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّمَا سُمِّيَ رَمَضَانُ لِأَنَّهُ يَرْمِضُ الذُّنُوبَ

“Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya dinamakan Ramadan karena membakar dosa-dosa.’”

Maksud dari “membakar dosa” di sini adalah bahwa dengan menjalankan ibadah puasa, dosa-dosa yang kita miliki akan diampuni dan dihapus oleh Allah.

Imam Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairami al-Mishri (wafat 1221 H) dalam kitabnya Hasiyah al-Bujairami ‘alal Khatib, Juz XII, halaman 43, juga menjelaskan:

لِأَنَّهُ يُرْمِضُ الذُّنُوبَ أَيْ يُحْرِقُهَا، وَقِيلَ: لِأَنَّ الْقُلُوبَ تُؤْخَذُ فِيهِ مِنْ حَرَارَةِ الْمَوْعِظَةِ، وَقِيلَ : سُمِّيَ رَمَضَانَ لِأَنَّهُمْ لَمَّا نَقَلُوا أَسْمَاءَ الشُّهُورِ عَنْ اللُّغَةِ الْقَدِيمَةِ سَمَّوْهَا بِالْأَزْمِنَةِ الَّتِي وَقَعَتْ فِيهَا فَوَافَقَ زَمَنَ الْحَرِّ وَالرَّمَضِ

“Ramadan dinamakan demikian karena menghilangkan atau membakar dosa-dosa. Ada yang berpendapat bahwa nama ini diberikan karena hati manusia tersentuh oleh panasnya nasihat dan peringatan. Pendapat lain menyebutkan bahwa ketika orang-orang terdahulu menamai bulan-bulan dengan bahasa lama, mereka menyesuaikannya dengan musim yang terjadi saat itu. Bulan Ramadan bertepatan dengan musim panas yang sangat terik.”

Dengan beberapa dalil di atas, dapat disimpulkan bahwa bulan suci Ramadan adalah kesempatan emas bagi kita untuk membakar dan menghapus dosa-dosa dengan menjalankan ibadah puasa, serta memperbanyak ibadah sunnah lainnya. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk meniatkan seluruh aktivitas di bulan ini semata-mata karena Allah, agar keberkahan Ramadan dapat kita manfaatkan dengan maksimal.

Semoga kita semua mendapatkan keberkahan serta meraih malam Lailatul Qadar pada bulan ini.