Masa peradaban Islam menjadi bahan yang selalu menarik untuk diperbincangkan dan dijadikan sebagai inspirasi bagi generasi muslim setelahnya. Khususnya bagi kita yang hidup di abad 21 ini. Hal tersebut bukanlah sekadar romantisme belaka tapi bagaimana kita bisa menjadikannya sebagai inspirasi bagi kemajuan di tengah umat Islam yang cenderung menjadi follower; menjadi etos dalam menuntut ilmu dan mujahadah yang mereka lakukan demi kemaslahatan umat manusia (tidak hanya umat Islam semata).
Salah satu di antara ilmuwan yang masyhur dan tergores dalam kanvas peradaban Islam adalah al-Biruni. Dirangkum dalam beragam sumber bahwa dia hidup di masa yang sama dengan ilmuwan-ilmuwan muslim yang lain, yang namanya juga masyhur. Sebutlah seperti Ibn Sina, Ibn al-Haitam, Ibn Yunus, Ali bin Isa juga al-Karkhi. Al-Biruni adalah sosok jenius universal dan memiliki visi intelektual yang melampaui zamannya.
Menurut Seyyed Hossein Nasr dalam karyanya Sains Dan Peradaban Di Dalam Islam, al-Biruni adalah ilmuwan muslim yang muncul dari ujung lain dunia Islam, tepatnya di daerah Persia timur. Dikatakan bahwa al-Biruni merupakan seseorang penyusun dan sarjana terbesar dalam periode keemasan sejarah Islam yang memiliki dan menguasai beragam disiplin ilmu secara mendalam hingga selanjutnya tak pernah terlampaui dalam dunia islam.
Tak berlebihan jika banyak peneliti, sarjana muslim dan Barat era modern yang menjulukinya sebagai “Ustadz Fi al-‘Ulum” atau guru segala ilmu. Dikutip dalam majalah the Unesco Courier edisi (khusus)1974, sebuah majalah milik UNESCO yang terbit di Paris, tertulis di sampul depannya “A Universal Genius In Central Asia a Thousand Years Ago, al-Biruni”. Dalam kata pengatarnya memuji al-Biruni sebagai “The Extraordinary Genius of Universal Scholar and man of science“ yang melampaui batas zamannya.
Disebutkan dalam jurnal tersebut bahwa sosok al-Biruni merupakan intelektual unik dan langka, kejeniusannya tidak hanya merangkul pengetahuan di masanya, namun mampu menjangkau batas-batas yang belum dipetakan dan belum diketahui sebelumnya. Dikatakan bahwa al-Biruni merupakan sekian dari cendekiawan terbesar yang dimiliki dalam peradaban Islam. Al-Biruni merupakaan seorang astronom, matematikawan, fisikawan, ahli geografi, sejarawan, ahli geologi, ahli etnologi, ahli farmasi juga seorang filsuf. Dia merupakan sosok polimat yang benar-benar langka dan kontribusinya dalam peradaban manusia sangat unik. Terlepas dari pergolakan politik yang mengganggu pekerjaannya, pemikiran dan karya yang dihasilkan sangat luar biasa. Dia memiliki etos keilmuan yang luar biasa, semangat dalam melakukan penelitian, menjunjung tinggi perbedaan, juga memahami dan menghormati budaya bangsa lain. Kontribusinya sedemikian rupa sehingga banyak sarjana menempatkannya setara dengan atau bahkan lebih tinggi dari sosok Ibnu Sina. al-Biruni benar-benar sosok jenius yang unik dan langka.