10 Tokoh Ulama Banten Teladan Umat

Banten, sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Indonesia, telah melahirkan banyak ulama besar yang berpengaruh, baik di wilayah di Nusantara maupun di tingkat internasional. Ulama-ulama ini memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya khazanah keislaman dan pengembangan pendidikan pesantren melalui dakwah, pendidikan, serta penulisan kitab-kitab yang menjadi rujukan penting bagi para pelajar agama.

Berikut ini adalah sepuluh ulama terkenal dari Banten yang memiliki peran besar dalam penyebaran dakwah dan pendidikan Islam di wilayah tersebut. Meskipun Banten dikenal melahirkan banyak ulama berpengaruh, daftar ini hanya mencakup sepuluh di antaranya sebagai representasi dari kontribusi besar mereka dalam dunia Islam.

1. Syekh Nawawi al-Bantani

Syekh Nawawi al-Bantani dikenal sebagai ulama yang memiliki pengaruh sangat besar sebagai guru bagi banyak ulama di Hijaz, termasuk para ulama dari Nusantara. Karya-karya beliau yang meliputi tafsir, fikih, dan tasawuf, telah dipelajari oleh ribuan santri di berbagai pesantren, menjadikannya sebagai referensi utama dalam studi keagamaan. Sebagai salah satu ulama dengan pemikiran yang mendalam dalam syariat Islam, Syekh Nawawi al-Bantani tidak hanya memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu agama, tetapi juga dalam membentuk pemahaman yang komprehensif tentang ajaran Islam. Kepakarannya dan dedikasinya terhadap pendidikan agama terus mempengaruhi generasi ulama dan santri, menjadikannya sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah intelektual Islam.

2. K.H. Asnawi Caringin

K.H. Asnawi adalah salah satu ulama besar yang dikenal sebagai guru ilmu agama, sekaligus sebagai pejuang gigih melawan penjajahan Belanda. Ia belajar di Mekah di bawah bimbingan ulama ternama Syekh Nawawi Al-Bantani, yang juga merupakan guru dari tokoh-tokoh besar lainnya seperti Kiai Cholil Bangkalan dan Hadratusysyekh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Sepulangnya ke Indonesia, K.H. Asnawi mendirikan pesantren di daerah Caringin, Banten, di mana ia mencurahkan hidupnya untuk mendidik para santri dengan ilmu agama dan semangat kebangsaan. Selain berperan dalam pendidikan, K.H. Asnawi juga aktif terlibat dalam perlawanan fisik terhadap Belanda, khususnya melalui keterlibatannya dalam gerakan perlawanan rakyat Banten. Keberaniannya dalam menentang penjajah menjadi bagian penting dari perjuangan kemerdekaan bangsa.

3. K.H. Tubagus Ahmad Chatib Al-Bantani

K.H. Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani adalah seorang ulama, pejuang, dan perintis kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau diangkat oleh Presiden Sukarno sebagai Residen Banten pada 19 September 1945. Beliau mencetuskan berdirinya Majelis Ulama, Perusahaan Alim Ulama (PAU), serta turut mendirikan perguruan tinggi seperti Universitas Islam Maulana Yusuf yang di kemudian hari berganti nama menjadi UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten.

4. K.H. Abuya Dimyati Cidahu

K.H. Abuya Dimyati adalah ulama tasawuf yang sangat dihormati di seluruh Nusantara, dikenal luas atas kontribusinya dalam pengajaran fikih dan tasawuf di pesantren yang beliau dirikan di Cidahu. Beliau dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan kharismatik, mengajarkan dengan penuh kesederhanaan dan keikhlasan, yang meninggalkan kesan mendalam bagi para santri dan masyarakat sekitarnya. Pesantren K.H. Dimyati menjadi pusat studi dan pengalaman tasawuf yang memperkuat pemahaman spiritual dan etika Islam, sementara metode pengajaran beliau yang bijaksana dan penuh kasih sayang terus mempengaruhi banyak orang hingga saat ini.

5. K.H. Ahmad Rifa’i Arief

K.H. Ahmad Rifa’i Arief adalah ulama kharismatik yang memiliki peran signifikan sebagai pendiri Pondok Pesantren Daar el-Qolam. Di bawah kepemimpinannya, pesantren ini mengalami transformasi menjadi lembaga pendidikan yang mengedepankan modernitas dan keterbukaan terhadap berbagai bidang keilmuan. K.H. Ahmad Rifa’i Arief dikenal karena visi progresifnya dalam pendidikan, yang memadukan tradisi keislaman dengan pendekatan ilmiah kontemporer. Beliau mengembangkan kurikulum yang tidak hanya mendalami ilmu agama secara mendalam tetapi juga membuka ruang bagi kajian-kajian umum, sehingga santri tidak hanya dibekali dengan pengetahuan agama, tetapi juga wawasan luas yang relevan dengan tantangan zaman. Pendekatan ini menjadikan Pondok Pesantren Daar el-Qolam sebagai model pendidikan pesantren yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. K.H. Syam’un

K.H. Syam’un dikenal sebagai “Ulama Banten yang besar” dan pernah belajar serta mengajar di Masjid al-Haram. Pada tahun 1916, beliau mendirikan Pesantren Al-Khairiyah di Citangkil. Dalam mengelola pesantren tersebut, K.H. Syam’un mengintegrasikan kurikulum tradisional pesantren dengan ilmu pengetahuan modern, mirip dengan sistem sekolah umum, serta menerapkan metode pembelajaran berjenjang sesuai usia santri. Dari pesantren ini, Al-Khairiyah berkembang pesat dan cabangnya tersebar hingga ke Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, dan Jakarta. Selain itu, beliau juga berjuang melawan penjajahan Belanda. K.H. Syam’un ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi pada 8 November 2018.

7. K.H. Abuya Muhtadi Dimyati

Sebagai putra K.H. Abuya Dimyati, K.H. Muhtadi melanjutkan tradisi keilmuan ayahnya di Pesantren Cidahu. Beliau dikenal sebagai ulama yang tekun dalam pengajaran ilmu-ilmu agama, khususnya di bidang tasawuf dan fikih. Beliau disebut sebagai Mufti Asy-Syafi’iyyah yang telah mengkhatamkan dan menguasai empat kitab pedoman Muta’akhkhirin As-Syafiiyyah (Tuhfat al-Muhtaj, Mughni al-Muhtaj, Nihayat al-Muhtaj, Asna al-Mathalib) serta Kitab Raudlatu al-Thalibin. Beliaudisebut juga Al-Mutafannin, yaitu ulama yang menguasai berbagai cabang Ilmu Agama; al-Musnid yang mendapat pengakuan untuk mengijazahkan Kitab Sanad Kifayatu al-Mustafidh karya Syaikh Mahfudz At-Tarmasy; Al-Mursyid Thariqah Asy-Syadzili, yangmenguasai 14 cabang Thariqah, sehingga diberi gelar sebagai Syaikh al-Masyasikh.

8. K.H. TB. Hamdi Maani

Sebagai Ketua Umum MUI Banten, K.H. Hamdi aktif dalam kegiatan dakwah dan memimpin sebagai tokoh spiritual umat Islam di Banten. Beliau memainkan peran penting dalam penyusunan fatwa dan pengembangan pendidikan agama. Pada tahun 2016, K.H. TB Hamdi Ma’ani terpilih secara demokratis sebagai Ketua MUI Kabupaten Pandeglang. Kemudian, pada tahun 2021, beliau terpilih kembali dalam pemilihan pimpinan MUI Pandeglang untuk periode kedua. Pada akhir 2021, dalam Musda MUI Provinsi Banten yang berlangsung di Tangerang Selatan, K.H. TB. Hamdi Ma’ani terpilih secara demokratis sebagai Ketua Umum MUI Provinsi Banten untuk masa bakti 2022-2027.

9. K.H. Ahmad Syahiduddin

K.H. Ahmad Syahiduddin adalah seorang ulama kharismatik yang mendirikan Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza, sebuah lembaga pendidikan yang dikenal dengan integrasi antara nilai-nilai akhlak dengan pendidikan Islam modern. Dedikasi beliau dalam mengembangkan pendidikan tidak hanya terbatas pada aspek akademik, tetapi juga pada pembinaan moral dan spiritual santri. Melalui khutbah dan ceramahnya, K.H. Ahmad Syahiduddin sering menekankan pentingnya sikap ikhlas dalam menjalani kehidupan, diiringi dengan kerja keras, kedisiplinan, serta visi yang jauh ke depan. Nilai-nilai tersebut menjadi fondasi dalam pendidikan di pesantren yang beliau dirikan, menjadikan para santri tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga dalam karakter dan semangat hidup yang siap menghadapi tantangan masa depan.

10. K.H. Embay Mulya Syarief

Sebagai ulama moderat, K.H. Embay dikenal aktif dalam dunia dakwah dan politik di Banten. Beliau menegakkan nilai-nilai Islam yang damai dan toleran, serta memainkan peran penting dalam politik lokal sebagai figur keagamaan. Beliau merupakan tokoh masyarakat Banten yang turut andil dalam pembentukan Provinsi Banten pada tahun 2000. Selain itu, Kiai Embay juga berjuang dalam memajukan perekonomian masyarakat Banten, hal ini terbukti dengan keterlibatannya dalam Program Gerakan Pendirian Seribu Baitul Maal wa Tanwil (BMT) di Banten.

Sebagai warisan intelektual yang sangat berharga, kontribusi para ulama Banten telah membentuk perkembangan Islam di masa lalu, dan juga menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan pendidikan dan dakwah Islam di masa kini. Melalui karya-karya mereka, nilai-nilai keislaman dan tradisi pesantren terus terpelihara, memberikan inspirasi bagi generasi penerus dalam menjalankan peran mereka sebagai pembawa risalah Islam yang moderat, inklusif, dan berwawasan luas. Ulama-ulama ini telah membuktikan bahwa ilmu dan iman harus berjalan beriringan dalam setiap aspek kehidupan.

Dengan kesalehan dan keteladanan yang mereka tunjukkan, para ulama Banten menjadi teladan nyata bagi umat. Keikhlasan dalam berdakwah dan dedikasi dalam mendidik generasi muda telah memperkuat fondasi Islam di wilayah ini. Jejak hidup mereka, yang dihiasi dengan akhlak mulia dan pengabdian yang tulus, menjadikan Banten sebagai pusat keilmuan, akhlak, dan spiritualitas yang berpengaruh dalam perjalanan sejarah Islam di Indonesia. Ulama-ulama ini akan selalu menjadi cahaya yang menerangi jalan umat dalam menapaki kehidupan.

Sumber

Alawi, Adullah. 2019. “Mengenal Ulama Kharismatik Banten Abuya Dimyati”. https://www.google.com/amp/s/www.nu.or.id/amp/tokoh/mengenal-ulama-kharismatik-banten-abuya-dimyati-3Ggae, akses 5 September 2024.

At-Tanari, Taufik Hidayat. 2023. “Biodata dan Profil Lengkap Abuya Muhtadi Dimyathi Cidahu Pandeglang Banten”. https://www.distriknews.com/nasional/38211069763/biodata-dan-profil-lengkap-abuya-muhtadi-dimyathi-cidahu-pandeglang-banten?page=2&_gl=1*1fghuzz*_ga*c2c1OExBeElTaXE1NnNGaDY2MVBfdlA0bUJaYkdjbHM5cUptMFJLMGZJWnVJOUx4WWdkM0pjQktZNUxrbGZ6aA, akses 5 September 2025.

BantenNews.co.id. 2023. “KH Ahmad Chatib, Pejuang Perintis Kemerdekaan di Banten”. https://www.bantennews.co.id/seri-ulama-banten-kh-ahmad-chatib-pejuang-perintis-kemerdekaan-di-banten, akses 5 September 2024.

Effendi, Arfan. “KH Syam’un: Kolonel, Pendidik, dan Tokoh NU”. https://www.google.com/amp/s/banten.nu.or.id/amp/tokoh/kh-syam-un-kolonel-pendidik-dan-tokoh-nu-WZH2X, akses 5 September 2024.

Maulana, Ishmatul dan Qoriroh. 2024. Biografi Syekh Nawawi al-Bantani; Penghulu Ulama di Negeri Hijaz dan Mahaguru Ulama Nusantara. Yogyakarta: Diva Press.

Nafis, Muhamad Wahyuni. 2008. Pesantren Daar el-Qolam: Menjawab Tantangan Zaman. Tangerang: Daar el-Qolam press.

————————————, 2008. Setengah Abad Pondok Pesantren Daar el-Qolam. Tangerang: Daar el-Qolam press.

Oman, Ratu Nizma. 2022. “Syeikh Asnawi Agung Caringin Al-Bantani: Waliyullah Abad 20.” https://dpk.bantenprov.go.id/berita/syeikh-asnawi-agung-caringin-al-bantani-waliyullah-abad-20-the-last-guardian-of-god, akses 5 September 2024.

Suhaemi, Hamdan. 2023. “K.H. TB. Hamdi Ma’ani, Mata Hati Nahdlatul Ulama dari Menes”. https://rminubanten.or.id/kh-tb-hamdi-maani-mata-hati-nahdlatul-ulama-dari-menes, akses 5 September 2024.

Tirto.id. “Embay Mulya Syarief: Ketua Persatuan Umat Islam Provinsi Banten (2010 – 2015)”. https://tirto.id/tokoh/embay-mulya-syarief-VB, akses 5 September 2024.