Oleh Dzaky Khoiruumam
Keyakinan (faith) merupakan kecenderungan umum bagi seluruh umat manusia dan menjadi orientasi hidupnya sehingga memiliki arah dan tujuan. Dalam bahasa arab keyakinan atau al-iiman bermakna at-tashdiiq yang berarti kepercayaan yang berasal dari hati. Iman kepada Allah merupakan suatu keharusan yang harus dijalani oleh semua umat muslim, sebagaimana tertera di dalam 6 rukun iman. Rasulullah Saw. bersabda dalam haditsnya:
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رواه البخاري و مسلم)
Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhuma berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim].
Iman kepada Allah Swt. merupakan tiang daripada rukun iman yang lainya, jika iman kepada Allah berkurang sedikit maka rusaklah rukun iman yang lainya, bahkan lebih parahnya lagi bisa membawa seorang muslim kepada kemurtadan, naudzubillahi min dzalik. Dalam ilmu akidah terdapat kaidah yang bunyinya :
الايمان بالأسباب شرك و الأخذ بها واجب
“Iman terhadap sebab itu syirik (shagiir) dan menerapkannya (sebab) itu wajib”
Yang dimaksud iman dalam kaidah ini adalah percaya yang disertai dengan rasa yang sangat kuat, yang berarti bahwa jika kita mempunyai rasa percaya yang sangat kuat terhadap suatu sebab tanpa adanya campur tangan dari Allah Swt. maka hal itu bisa membawa kita kepada kesyirikan, tanpa terlepas dari hal itu semua kita harus menjalankan sebab atau ikhtiar tersebut. Contohnya Ketika kita sembuh dari penyakit dan kita percaya disertai dengan rasa percaya yang sangat kuat bahwasanya obat yang kita minum itu yang menyembuhkan kita tanpa ada campur tangan dari Allah Swt. maka hal tersebut bisa membawa kita kepada kesyirikan.
Sedangkan maksud daripada harus menjalankan sebab atau ikhtiar bahwa kita dituntut untuk berusaha secara sungguh-sungguh, dikarenakan Allah sangat ingin melihat hamba-Nya berusaha. Contohnya Ketika kita sakit kita hanya pasrah diam menunggu kesembuhan dari Allah Swt. tanpa adanya usaha dari kita sendiri hal tersebut tidak diperbolehkan karena hanya akan mendatangkan mudharat saja bagi kita. Maka dari itu tawakal kita harus dibarengi dengan ikhtiar kita ketika sedang sakit. Kita serahkan kesembuhan kepada Allah Swt. tapi harus dibarengi juga dengan ikhtiar atau usaha kita untuk sembuh, sebagaimana Allah Swt. berfirman didalam al-Qur’an :
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.Ar- Ra’ad : 11)
وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam (Qs. At takwir: 29)
Seperti yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziy di dalam kitab syifaa’udharar bi fahmi tawakkul wal qhadaa qal qadar :
‘’Hakikat keimanan itu tidak akan sempurna kecuali kita berinteraksi langsung dengan sebab(ikhtiar) yang diberikan oleh Allah Swt., dan sebab (ikhtiar) tidak akan membuahkan hasil kecuali atas izin Allah Swt. dialah yang menciptakan sebab maka Dialah yang menciptakan hasilnya.”
Semoga kita dihindarkan daripada bergantung langsung kepada selain Allah. Semoga Allah Swt. selalu memudahkan jalan kita semua Aamiin ya rabbal baraya .