Santri Berprestasi

Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza terus mengembangkan mutu pendidikannya secara dinamis dan telah menunjukkan sejumlah hasil yang diharapkan. Namun, semangat untuk terus melakukan evaluasi dan perubahan tidak pernah berhenti. Hal ini bertujuan agar prestasi pendidikan terus meningkat, sesuai dengan tuntutan zaman. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam surat al-Ankabut ayat 69:

“وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ”

“Dan orang-orang yang berjuang untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (Qs. al-Ankabut: 69).

Pencapaian prestasi melibatkan dua pihak utama, yaitu santri dan asatiz. Namun, peran serta dan kesungguhan para asatiz dalam proses pembinaan, pelatihan, dan pengawasan di semua kegiatan, baik akademik maupun non-akademik, sangatlah penting untuk meraih hasil yang maksimal.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Pengasuh Pesantren Daar el-Qolam, almarhum K.H. Ahmad Syahiduddin, “ada anak yang pintar karena dirinya sendiri, ada anak yang pintar karena gurunya, ada pula anak yang bodoh karena gurunya.” Dalam hal ini, perhatian dan bimbingan yang diberikan oleh para asatiz sangat menentukan bagi perkembangan santri.

Meskipun prestasi akademik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza telah meningkat, terutama dalam bidang sains, masih ada ruang untuk perbaikan terutama dalam Dirâsah Islâmiyyah. Untuk itu, upaya terus dilakukan agar kualitas pendidikan semakin meningkat.

Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza juga mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya di tingkat nasional, terutama dalam kompetisi non-akademik seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN), robotik, kesenian, dan olah raga. Prestasi dalam kompetisi akademik seperti pesta sains IPB juga menunjukkan progres yang signifikan.

Kesimpulannya, kalau santri diberikan bimbingan oleh gurunya dengan baik dan benar maka hasilnya akan baik dan sukses. Tetapi meskipun santri tersebut pintar tetapi tidak dibina dan dibimbing juga diawasi oleh gurunya maka hasilnya akan tidak baik bahkan bisa hancur.

Rasa Kekeluargaan dan Ukhuwah Islamiyah

Prestasi ini diraih oleh para santri di tengah-tengah kesibukan mereka, bukan di waktu senggang. Mereka memiliki jadwal kegiatan yang sangat padat, harus mampu membagi waktunya untuk kegiatan-kegiatan pesantren dan kewajiban akademik mereka. Namun, mereka tetap mampu menghasilkan prestasi. Saya percaya bahwa nilai kebersamaan menjadi pendorong utama bagi semangat mereka dalam meraih prestasi ini. Saya berusaha untuk mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam semua aspek kehidupan di Daar el Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. Hal ini sejalan dengan al-Qur’an:

“وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ”

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (hukum). Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat hukumannya.” (Qs. al-Maidah: 2).

Sebagai contoh, keberadaan marching band menunjukkan betapa pentingnya kekeluargaan dalam menciptakan kesatuan yang utuh, di mana tidak ada sekat-sekat antara alumni dan guru. Semua menjadi bagian dari satu keluarga yang solid, bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Semangat ukhuwah Islamiyyah menjadi perekat bagi kami semua.

Prestasi ini diraih oleh para santri di tengah-tengah kesibukan mereka, bukan waktu senggang. Mereka memiliki jadwal kegitan yang sangat padat. Mereka harus mampu membagi waktunya untuk kegiatan-kegiatan pesantren, dan kewajiban pokok mereka di bidang akademik. Namun mereka mampu menghasilkan prestasi. Saya kira cuma satu yang membuat mereka semangat untuk melakukan hal ini, yaitu nilai kebersamaan. Dan nilai tersebut ingin saya bangun ke semua bidang yang di Daar el-Qolam 3 kampus Dza ‘Izza. Saya contohkan lagi akan keberadaan marching band, kekeluargaan di marching band menjadi hal yang utama yang menghilangkan sekat-sekat pembeda antara alumni atau pun guru, semua menjadi keluarga yang utuh, yang bahu-membahu menjadi satu. Inilah konsep yang paling utama. Dan kemauan yang kuat untuk menjadi yang nomor satu, semangat ukhuwah Islamiyyah adalah perekat semuanya.

Alhamdulillah di Pondok Pesantren Daar el-Qolam khususnya di Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza kegiatan ekstrakurikuler sangatlah bervariasi, beragam serta ditunjang dengan peralatan atau perlengkapan yang sudah cukup representatif. Kegiatan ekskul tersebut semakin membuat para santri betah dan lupa akan padatnya kegiatan yang diikuti, karena mereka marasa nyaman dan enjoy, serta bisa menyalurkan hobi, minat dan bakatnya.

Seluruh kegiatan ekskul tersebut didirikan dengan semangat kekeluargaan, bukan sekadar target menang jika ada kompetisi. Bagaimana kita dapat memaksimalkan pengalaman bermain secara optimal? Jika hanya mengejar kemenangan dalam setiap kompetisi, itu dapat menjadi beban pikiran. Namun, kita bisa  memikirkan cara untuk bermain dengan maksimal dan penuh totalitas, maka kemenangan itu tinggal menunggu waktunya saja. Kalau santri sudah bermain maksimal dan totalitas dan jika menang dalam kompetisi itu semua adalah bonus atau buah dari kerja keras.

Quality is a Continuous Journey

Apa yang terjadi di Daar el-Qolam saat ini adalah seirama dengan  ungkapan ‘quality is not a destination, quality is a continuous journey”. Jika saat ini kita sudah merasa cukup terhadap apa yang kita peroleh, maka bisa jadi tahun depan kita akan merasakan kurang. Padahal level kita sudah di atas karena kualitas itu tidak akan pernah ada ujungnya. Ini semua adalah bagian dari “almuhâfadzah ‘alâ al-qadîm al-shâlih, wa al-akhdzu bi al-jadîd al-ashlah” itu terus. Pada saat ini Daar el-Qolam berkembang, mungkin dirasa sudah cukup keberadaaanya pada level nasional. Pada tahapan selanjutnya ternyata Daar el-Qolam mempunyai tantangan untuk level internasional dan mungkin akan muncul seterusnya. Artinya Daar el-Qolam akan terus mengikuti perkembangan zaman. Sebagai umat muslim tidak boleh kalah dari pada yang lain.

Dari segi kurikulum Daar el-Qolam telah memadukan antara olah pikir, olah zikir, dan olah raga dan juga dituntut untuk mengikuti kurikulum diknas. Dengan kurikulum ini diharapkan menghasilkan santri yang berprestasi. Bapak Pengasuh Pesantren pernah berkata kalau ada orang yang bertanya kepada pesantren, kurikulum Daar el-Qolam itu seperti apa sih? Maka jawabanya adalah “Kurikum Daar el-Qolam itu 100% kurikulum pesantren, 100% juga kurikulum pemerintah/diknas. Artinya semuanya terintegrasi menjadi satu mewujudkan sosok santri yang ber-IMTAK dan menguasai IPTEK.

Dengan kemampuan yang dibekali secara komprehensif itu diharapkan  menjadi bekal bagi santri agar mampu memperluas medan juang mereka, mampu berkiprah secara luas, dan memberikan manfaat di mana pun mereka berada. Nah memperluas medan juang santri sehingga santri itu bukan hanya dikenal di lingkungan pesantren, tetapi lulusan pesantren tersebar diseluruh sektor kehidupan, sosial, politik, pertahanan dan keamanan, ekonomi, budaya, maritim, kesehatan, pertanian, kehutanan dan yang lainya. Mereka merambah dengan berbagai keahlian yang professional yang tentunya tidak terlepas dari jatidiri dan nilai-nilai seorang santri. Memperluas medan juang santri, artinya santri harus berada di semua sektor kehidupan. Dan santi bukan hanya harus go global tetapi juga harus menjadi global player.