Rasulullah Saw. Santun Dalam Setiap Kata

Rasulullah Muhammad saw. adalah teladan kesantunan yang tak tertandingi. Salah satu ciri paling menonjol dari kepribadian beliau adalah caranya yang selalu menghormati lawan bicaranya, siapa pun mereka—entah itu sahabat, orang dewasa, anak-anak, ataupun orang asing yang tak dikenal. Kehormatan yang beliau berikan tidak hanya terwujud dalam tutur kata, namun juga dalam gerak tubuh dan perhatian yang penuh.

Dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa ketika Rasulullah saw. berbicara dengan seseorang, beliau menghadapkan wajah sepenuhnya ke arah orang tersebut, seolah-olah tak ada hal lain yang lebih penting dari percakapan itu. Sikap ini bukan sekadar sopan santun, melainkan manifestasi dari penghormatan tulus kepada setiap manusia. Rasulullah saw. memahami bahwa setiap manusia, dengan segala keterbatasan dan kesalahannya, tetaplah memiliki kehormatan yang harus dijaga.

Lebih jauh, Rasulullah saw. tidak pernah memotong pembicaraan lawannya, sekalipun yang sedang diutarakan adalah kritikan atau cercaan. Beliau mendengarkan dengan sabar, memberi ruang kepada lawan bicara untuk mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Setelah itu, barulah beliau menanggapi dengan bijaksana, tak pernah merendahkan atau menghina, tapi menyampaikan pendapatnya dengan cara yang lembut dan mengundang pemahaman.

Sikap beliau kepada suku Quraisy yang terang-terangan menentangnya juga menjadi pelajaran berharga. Meski mereka sering menyerang dan menghina, Rasulullah saw. tetap menghormati hak mereka untuk berbicara dan berpendapat. Dialog selalu menjadi jalur yang diutamakan, bukan kekerasan. Bahkan dalam menghadapi musuh, beliau tak pernah kehilangan rasa hormat terhadap mereka sebagai manusia.

Dalam dunia yang sering kali terburu-buru dan bising, di mana orang kerap berbicara untuk didengar, bukan untuk mendengar, Rasulullah saw. mengajarkan sebaliknya: bahwa mendengar dengan sungguh-sungguh adalah salah satu bentuk tertinggi dari penghormatan. Penghormatan yang beliau berikan kepada lawan bicara adalah cerminan dari keyakinannya bahwa setiap manusia memiliki nilai di mata Allah Swt.

Kisah hidup Rasulullah saw. ini bukan hanya tentang sejarah, tapi cermin bagi kita semua. Di tengah perbedaan pendapat, kita diingatkan untuk menjaga kehormatan lawan bicara kita. Seperti Rasulullah saw, kita dituntun untuk berbicara dengan hati, mendengarkan dengan sepenuh jiwa, dan memandang sesama sebagai manusia yang layak dihormati, apa pun keyakinan, pendapat, atau status sosial mereka. Inilah warisan luhur yang ditinggalkan Rasulullah saw.—bahwa penghormatan kepada lawan bicara adalah salah satu bentuk akhlak yang tinggi.