Pada Kamis (4/7/2024) Mudir al-Ma’had Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza, K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T. menyampaikan arahan di hadapan seluruh guru, tendik, dan karyawan setelah rehat liburan. Pertemuan di Ballroom Asy-Syahid ini menjadi awal untuk memperbarui niat dan semangat untuk kembali bekerja dan beribadah kepada Allah Swt. dalam setiap aktivitas di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza.
“Setelah bermujahadah dalam mendidik anak-anak santri, kita rehat. Ada yang membaca buku, mengikuti training, pelatihan, ada yang ke tempat tertentu sambil refresh dan mengambil i’tibar (pelajaran), bermusabah malam hari, ikut pengajian, dan sebagainya. Ini semua merupakan bagian mengisi libur dengan arti yang sesungguhnya, bukan dengan hanya tidur, bukan dengan kekosongan. Harus selalu diingat dan ini selalu di wanti-wanti oleh almarhum kiai kita, guru kita, pendiri pondok pesantren ini, K.H. Ahmad Syahiduddin, bahwa kekosongan membawa pada kehancuran,” ujar Kiai Zahid mengawali pembicaraan.
Hal ini sebagaimana tersebut dalam sebuah mahfuzhat:
إنّ الشباب والفراغ والجدّة # مفسدة للمرء أيّ مفسدة
“Sesungguhnya masa muda, waktu luang (kekosongan) dan kekayaan adalah sumber kerusakan (kehancuran) bagi seseorang”.
“Jadi, kita tidak boleh kosong. Kekosongan akan menimbulkan kerusakan. Apabila hati kita kosong, waktu kita kosong, akan muncul iblis dalam hati dan pikiran kita yang kosong, yang kemudian menimbulkan kehancuran. Bukan keimanan dan kesadaran kita, bukan ketawakkalan kita kepada Allah swt.,” lanjut beliau.
Selanjutnya Kiai Zahid mengajak hadirin agar di tahun ajaran 2024/2025 mampu mengambil hikmahnya, bagaimana proses perkembangan anak-anak santri di tahun sebelumnya. “Kalau masih kurang, perlu kita tingkatkan,” ucapnya.
Karena itu menurut Kiai Zahid, setiap permasalahan yang kita temukan harus dengan segera direspons dengan cepat dan jangan ditunda-tunda. Jika masalah tidak segera diatasi, maka akan muncul masalah berikutnya, akhirnya semua menumpuk. “Ketika yang lalu belum kita carikan solusinya, muncul masalah berikutnya, itu akan bertumpuk menjadi banyak,” kata Kiai Zahid.
Kiai Zahid pun mengingatkan agar di tahun ajaran ini dan seterusnya, segera diinventarisir oleh Bagian Disiplin, seluruh kewajiban santri dan wali santri agar melengkapi atribut yang sudah distandarkan. Karenanya wajib diperiksa. “Ini menjadi nomor satu yang harus menjadi perhatian,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Kiai Zahid menekankan agar setiap ketentuan di pesantren dipahamkan kepada para santri secara detail dan selalu diingatkan. “Jangan sampai yang salah menjadi benar, yang benar menjadi salah,” kata Kiai Zahid. Hal ini terjadi ketika peraturan tidak dipahami dan dilaksanakan dengan baik, serta tidak diperhatikan secara detail.
Berikutnya, Kiai Zahid menyampaikan agar peran guru dalam pendampingan santri terus ditingkatkan sehingga kehadiran guru dirasakan sebagaimana kehadiran orang tua yang membimbing mereka. Aspirasi santri akan lebih tersalurkan dalam minat dan bakat mereka. Santri memiliki ruang untuk mengekspresikan minat dan bakatnya sehingga menjadi betah di pesantren.
“Mereka makin berkembang, bergairah untuk fastabiqul khairat, berlomba dalam kebaikan, menghidupkan pesantren dengan kegiatan-kegiatan yang positif,” katanya.
Karena ada murid yang pintar karena dirinya; ada murid yang pintar karena gurunya; ada murid yang bodoh karena dirinya; ada murid yang bodoh karena gurunya. Kiai Zahid pun berharap murid-murid di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza pintar karena gurunya.
Kemudian Kiai Zahid menekankan pentingnya sosialisasi program dan jurusan yang ada di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza agar informasinya diketahui dengan baik oleh seluruh santri dan wali santri, sehingga menarik dan menumbuhkan kepercayaan. Seluruh warga pesantren harus ikut berperan serta dalam mendukung dan mensosialisasikannya dengan baik.
Kemudian Kiai Zahid mengimbau agar semua hadir mendampingi seluruh kegiatan para santri dengan hati atau rasa. “Kita hadir di tengah anak-anak kita dengan rasa. Insya Allah, ketika hadir dengan rasa, kita akan memperlakukan mereka sebagaimana anak kandung kita,” ujarnya.
Selanjutnya, Kiai Zahid menekankan perlunya upaya untuk meningkatkan daya serap ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur-jalur yang ada, baik jalur prestasi akademis (nilai rapor), jalur UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer), jalur mandiri, maupun jalur prestasi non-akademis. Semua harus memperhatikan persiapannya dengan lebih detail terkait strategi untuk masuk PTN atau PTS di dalam maupun di luar negeri.
Tak ketinggalan, Kiai Zahid menyebutkan tentang Student Engagement and Attracting Program yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara pesantren dengan santri dan wali santri, bahkan hingga mereka menjadi alumni. Perlu diadakan pertemuan setiap tahun dengan wali santri terkait informasi-informasi penting yang berkenaan dengan anak-anak mereka untuk mendorongnya berkembang hingga perguruan tinggi. Diharapkan orang tua makin terbuka wawasannya dan mendukung apa yang menjadi cita-cita anak-anaknya.
Untuk merealisasikan itu semua Kiai Zahid menekankan pada nilai efektif, efisien, dan kolaboratif. Semua saling bersinergi dan berkolaborasi di setiap bagian secara efektif dan efisien. “Insya Allah semua kebaikan pasti ada jalannya, karena kita punya iman kepada Allah Swt.,” ujarnya.
Terakhir, Kiai Zahid mengajak semua yang hadir untuk memantapkan niat agar Allah Swt. memberikan terang jalan, kemudahan, dan kesehatan baik jasmani maupun rohani. “Insya Allah, Allah akan memudahkan jalan kita semua,” pungkasnya.