Sidang KTI Terbaik 2024, Kuatkan Mental dan Literasi Santri

Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza kembali menggelar kegiatan Sidang Karya Tulis Ilmiah (KTI) Terbaik pada Senin (30/9/2024). Acara ini diikuti oleh para santri yang telah melalui proses seleksi ketat dalam pembuatan KTI, mulai dari segi konten, metodologi, hingga orisinalitas. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Tasabuq dan diikuti oleh seluruh santri tingkat SMA.

Ustaz Eka Sugandi, Kepala SMAS Daar el-Qolam 2, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi serta inspirasi kepada para santri dalam mengembangkan kemampuan menulis ilmiah mereka. “Melalui proses presentasi dan penilaian yang ketat, sidang ini bertujuan untuk memilih Karya Tulis Ilmiah yang paling unggul,” jelasnya. Tidak hanya memilih KTI terbaik, kegiatan ini juga dirancang untuk memberikan penghargaan bagi KTI yang menonjol dari segi metodologi serta mendorong adik-adik kelas untuk giat belajar dan berani meneliti.

Kegiatan tersebut, menurut Ustaz Eka, merupakan wadah untuk membangun mental santri melalui tantangan di depan audiens. “Dengan berpartisipasi, mereka bisa melatih kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi, serta keberanian dalam menghadapi tantangan,” tambahnya. Ia juga berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan minat baca dan kepenulisan di kalangan santri, terutama dalam ranah akademik.

Kriteria KTI Terbaik

Pemilihan KTI terbaik tidak sembarangan. Ustaz Eka menegaskan bahwa ada beberapa kriteria utama yang menjadi pertimbangan. “KTI terbaik dipilih berdasarkan ide yang unik atau inovatif, metode yang tepat, tulisan yang jelas dan terstruktur, serta bermanfaat dan relevan,” ujarnya. Tak kalah penting, presentasi yang meyakinkan turut menjadi faktor penentu.

Dalam harapannya, Ustaz Eka menegaskan pentingnya peningkatan kualitas KTI setiap tahun. Ia menilai bahwa saat ini santri sudah mencapai tahap pengenalan yang cukup baik terhadap KTI. “Saatnya kita melangkah ke tahap peningkatan mutu, sehingga KTI benar-benar dapat menjadi titik awal bagi santri untuk belajar menulis secara ilmiah,” katanya.

Ia berharap, baik para guru maupun santri, mampu menciptakan ide-ide kreatif yang akan mendorong kecintaan terhadap menulis dan membaca karya ilmiah. “Semoga ini bisa membangkitkan literasi, meningkatkan minat baca, dan memperkaya wawasan santri dalam menulis karya-karya ilmiah yang berkualitas,” pungkas Ustaz Eka dengan penuh optimisme.