Sidang Karya Tulis Ilmiah Kuatkan Prestasi Akademis Santri

Pada Ahad (11/2/2024) diselenggarakan sidang karya tulis ilmiah (KTI) di Aula At-Tasabuq Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. Sidang KTI ini merupakan proses kelanjutan dari tugas KTI yang diberikan pada para santri kelas akhir.

“Sidang KTI adalah salah satu proses pendidikan di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza dengan maksud utama mendidik dan mengajarkan anak-anak mempertanggungjawabkan sebuah tulisan dari hasil penelitian atau kajiannya. Hal ini akan menjadi bekal ketika mereka studi lebih lanjut ke perguruan tinggi. Mereka sudah memiliki kesiapan untuk membuat karya tulis ilmiah,” jelas Ustaz Eka Sugandi, S.Pd. Kepala SMA Daar el-Qolam 2, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza.

Ustaz Eka pun mengungkapkan kriteria umum dari sidang KTI. Pertama, penelitiannya menarik dan mudah dipahami. Kedua, apa yang dikaji dituangkan dalam tulisan yang sistematis dan terstruktur, dari latar belakang masalah sampai kesimpulan. Semuanya tersambung (koheren) dan terstruktur dengan baik.

“Ketika disampaikan dalam presentasi menunjukkan bahwa santri bisa mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya,” ujarnya.

Penilaian dalam sidang KTI tidak hanya diukur dari sisi akademis, tetapi juga sisi etis. Ada dua etika sidang yang menjadi perhatian, yaitu orisinalitas dan adab peserta sidang.

“Etika sidang berkaitan dengan penulisan, yaitu orisinalitas. Misalnya, dalam pengutipan, menyebutkan sumbernya dari mana. Kedua, etika dalam proses presentasi, yaitu menunjukkan rasa ketakziman (sikap hormat) kepada pembimbing, penguji, dan para audiens,” jelas Ustaz Eka.

“Etika yang paling penting adalah bertanggung jawab atas apa yang sudah ditulisnya,” lanjutnya.

Sidang KTI menentukan siapa saja karya penelitian santri yang memenuhi kriteria penilaian terbaik. Hasilnya akan dikembangkan lebih lanjut, baik dalam bentuk apresiasi, dokumentasi, dan publikasi.

Follow-up dari sidang KTI adalah, pertama, tujuh yang terbaik akan mendapatkan sertifikat khusus sebagai karya tulis ilmiah terbaik dan akan diumumkan ketika wisuda nanti. Selain itu karya mereka akan dicetak dan diarsipkan di perpustakaan,” kata Ustaz Eka.

“Harapan dari proses dan sidang KTI ini dari tahun ke tahun agar lebih meningkat lagi, terutama budaya kritis, budaya kepenulisan, dan mempertanggungjawabkan apa yang sudah ditulis, diteliti, dipresentasikan, dan diuji,” lanjutnya.

Ustaz Eka pun berharap semua proses yang telah dilalui, membantu para santri ketika nanti studi lebih lanjut, sehingga mereka tidak canggung lagi mempresentasikan karya ilmiah di perguruan tinggi.

“Semoga mereka yang bisa berlanjut menjadi akademisi bisa menghasilkan jurnal-jurnal berkualitas yang bermanfaat bagi umat, bermanfaat bagi banyak orang,” pungkasnya.