
Ustazah Ina Purwanti, M.Hum., dosen di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza, menegaskan pentingnya menuntut ilmu dan mengikuti pendidikan formal di sekolah maupun perguruan tinggi. Beliau menjelaskan bahwa ada aspek-aspek esensial yang tidak dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi atau artificial intelligence (AI), yang hanya bisa ditemukan melalui pendidikan formal.
“Islam sangat menekankan umatnya untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya, karena, pertama, dalam mengarungi kehidupan ini membutuhkan ilmu. Tanpa ilmu pengetahuan yang benar dan memadai maka dikhawatirkan setiap kita ini akan melakukan sesuatu dengan kacau. Oleh karenanya Allah memerintahkan kepada siapapun yang tidak tahu untuk bertanya kepada ahlinya, kepada yang tahu. Kenapa? Supaya tidak ngawur dan supaya hasilnya itu baik dan benar sesuai dengan yang diajarkan dan diharapkan,” jelasnya pada Sabtu (25/1/2025).
“Kedua, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu, baik di dunia dan di akhirat. Keutamaan di dunia seperti mendapatkan status sosial yang tinggi, dihormati, dan dibutuhkan sehingga mendapatkan penghargaan yang tinggi, yang berbuah pada kesejahteraan ekonomi,” lanjutnya.
“Ketiga, Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang mau bersusah payah menuntut ilmu,” ungkapnya, sambil mengutip sabda Rasulullah saw.:
“مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة”
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga” (HR. Muslim).
Peran Pendidikan Formal yang Tak Tergantikan
Menurut Ustazah Ina, kemajuan teknologi memang membuka akses yang luas terhadap ilmu pengetahuan, tetapi sekolah atau bangku kuliah tetap memiliki peran yang unik dan vital.
“Memang sekarang akses terhadap ilmu sangat luas dan mudah, akan tetapi sekolah atau bangku kuliah masih sangat penting dan tetap penting, karena ada yang tak tergantikan, yaitu guru, sebagai mentor, mediator, dan fasilitator, sekaligus sebagai supervisor yang akan mengawal proses transfer keilmuan itu dicapai dengan baik, dengan standar-standar yang baik dan terukur,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa keberhasilan harus dicapai melalui proses yang terukur. “Karena tentunya sebuah keberhasilan itu harus terukur pencapaiannya, bukan asal. Jadi sekolah atau bangku kuliah itu tetap penting, karena ada yang tidak tergantikan oleh artificial intelligence (AI), Google, dan lainnya, yaitu interaksi sosial di antara civitas academic yang ada di sekolah atau kuliah, yang mana proses interaksi sosial secara empiris dan pragmatis itulah akan menentukan kualitas orang berilmu yang seperti apa karakternya yang akan kita saksikan di masa depan,” paparnya.
Pembentukan Karakter dan Soft Skill
Pendidikan formal tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan ilmu, tetapi juga membentuk karakter. “Di sekolah atau di bangku kuliah tidak hanya menjejali ilmu dan pengetahuan, tetapi bagaimana membentuk karakter dan mengasah soft skill yang mana hal ini lebih penting dibandingkan hard skill. Karena apa gunanya kalau misalkan punya ilmu tapi karakternya menyebalkan, karena misalnya tidak pernah berinteraksi secara sosial yang dari situ diajarkan etika, manner, adab, akhlak, dan sopan santun, tata krama, dan juga sensitivitas atau tenggang rasa,” jelasnya.
Selain itu, lembaga pendidikan formal melatih kedisiplinan dan kemampuan untuk mengikuti sistem yang terstruktur. “Di samping itu, lembaga sekolah atau kuliah mengajarkan sistem, kedisiplinan, aturan, sehingga orang yang sekolah akan mengerti peraturan, mempunyai habit, dan pola hidup yang baik dan lebih disiplin, sehingga itu semua berimbas positif pada kesuksesan dia di masa depan,” imbuh Ustazah Ina.
Pesan untuk Generasi Muda
Sebagai penutup, Ustazah Ina berpesan kepada generasi muda untuk memanfaatkan kemudahan akses terhadap ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya.
“Pesan saya, generasi sekarang harus lebih bersyukur dengan cara memanfaatkan akses yang luas terhadap ilmu pengetahuan dan begitu canggih itu dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, karena kalau tidak, kita sendiri yang rugi. Kurang bersyukur kalau kita malah sibuk dengan hal-hal yang kurang bermanfaat bagi masa depan. Jadi, generasi sekarang harus lebih selektif lagi dalam menggunakan waktu, sehingga bisa lebih memaksimalkan akses ilmu pengetahuan dan teknologi itu untuk mengasah skill dan memperluas kesempatan yang insya Allah nanti di masa depan dengan skillfull dan ilmu pengetahuan. Jadi, jangan disia-siakan dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kesuksesan di masa depan,” pungkasnya.