Santri Harapan Orang Tua

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang secara khusus mendalami ilmu agama (tafaqquh fiddin) dan membentuk generasi yang berakhlak mulia (akhlaqul karimah). Seiring waktu, banyak pondok pesantren yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan tujuan agar dapat melayani masyarakat sesuai dengan tuntutan zaman. Maka kini, baik pendidikan agama dan umum terjalin dalam pendidikan pesantren.

Harapan masyarakat terhadap pondok pesantren pun tidak surut, bahkan cenderung meningkat, di tengah-tengah beragam lembaga pendidikan yang menawarkan prestasi akademis dengan segala kelebihan fasilitasnya. Pondok pesantren tetap menjadi harapan umat dalam membentuk generasi berakhlak mulia–bahkan dianggap paling memungkinkan mewujudkan harapan tersebut.

Hal ini dibenarkan oleh Ustaz Mislakhudin, S.Pd., Bagian Bimbingan dan Konseling, bahwa orang tua menaruh harapan besar terhadap pesantren dalam mendidik anak mereka agar menjadi anak-anak yang saleh dan berakhlak mulia.

“Ketika kami menanyakan kepada calon wali santri saat ingin mendaftarkan anak-anak mereka ke pesantren adalah agar anaknya menjadi anak yang baik, anak yang saleh, bisa mengaji, bisa mendoakan orang tuanya, bisa mengajikan orang tuanya ketika sudah tidak ada. Hampir semua menjawabnya demikian,” kata Ustaz Mislakhudin saat wawancara pada Ahad (4/2/2024).

“Ketika kami tanya lebih dalam kepada mereka, kenapa mereka memasukkan anaknya ke pesantren, hampir mayoritas menjawab karena lingkungan yang tidak sehat saat ini, di mana pengaruh-pengaruh luar begitu besar, seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas, obat terlarang dan minuman keras. Itulah di antaranya yang mengkhawatirkan orang tua secara umum. Karena itu mereka memasukkan anaknya ke pesantren karena dinilai sebagai tempat yang kondusif, tempat yang baik dalam mendidik anak,” jelas Ustaz Mislakhudin.

Ustaz Mislakhudin juga mengungkapkan bahwa anak juga diharapkan mengenal dirinya, lingkungannya, bagaimana berakhlak pada diri sendiri, teman, dan guru. Dan tentunya mengenal Tuhannya, bagaimana beribadah kepada-Nya, baik mahdhah maupun ghayru mahdhah. “Semua orang tua mengharapkan anaknya bahagia dunia dan akhirat,” ujarnya.

“Jadi, benar bahwa harapan orang tua pada anaknya adalah agar menjadi anak yang saleh. Saleh dalam arti luas, tidak hanya perilakunya, tapi juga ibadahnya, saleh pada lingkungan sekitar, saleh dari segi intelektualnya. Saleh dalam pengertian seluas-luasnya. Dan semuanya diawali dengan akhlak sebagai fondasi yang kuat. Karena sepintar apapun dia, kalau tidak punya akhlak, tidak ada gunanya. Tetapi ketika punya akhlak, insyaallah masyarakat sekitar akan menerimanya,” tuturnya.

Ustaz Mislakhudin mengungkapkan, ‘Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah’. Pengertian mukmin yang kuat ini dalam arti luas, bukan hanya kekuatan fisik tetapi juga kekuatan intelektual dan spiritual.

“Ini yang menjadi harapan orang tua dan kita semua,” pungkasnya.