Qalbun Salim, Sifat dan Cirinya
Ustaz Ahmad Ahmad Nizamuddin Qisti, Lc. membahas tentang qalbun salim.

Dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 88-89, Allah SWT berfirman, “Pada hari itu harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” Ayat ini menegaskan bahwa di hari akhir, hanya hati yang suci yang akan menyelamatkan manusia, sementara harta dan keturunan tak lagi berharga. Pesan inilah yang menjadi pokok pembahasan Ustaz Ahmad Nizamuddin Qisti, Lc. saat wawancara Senin (14/10/2024).

Ustaz Ahmad Nizamuddin Qisti, Lc., memulai pembahasan dengan menyebut bahwa Allah SWT menyinggung soal hati lebih dari 130 kali dalam Al-Qur’an. Hati atau qalbun dalam bahasa Arab, menurut Ustaz Nizam, terbagi menjadi tiga: hati seorang muslim, hati seorang munafik dan kafir, serta hati para nabi. Namun, fokusnya adalah pada jenis hati yang dijelaskan dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 88-89: qalbun salim, hati yang bersih atau selamat.

Sifat Qalbun Salim

“Adapun, hati yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah hati seorang mukmin sejati yang selamat dari keraguan terhadap rukun iman, murni dengan keikhlasan seperti yang diungkapkan oleh At-Tabari dalam tafsirnya,” jelas Ustaz Nizam. Ia menegaskan bahwa hati ini bukan hati yang tidak pernah melakukan dosa, sebab tak ada manusia yang sepenuhnya luput dari kesalahan, kecuali para nabi.

Menariknya, dalam ayat tersebut, kisah Nabi Ibrahim as menjadi konteks utama. Nabi Ibrahim berdoa untuk keselamatan dirinya dan keluarganya, menggambarkan bahwa hati yang selamat adalah hati yang selalu mendoakan kebaikan. Ustaz Nizam mengungkapkan bahwa “hati yang selamat adalah hati yang tidak penuh dengan kedengkian dan sulit mendoakan kebaikan bagi orang lain.”

Ciri-Ciri Qalbun Salim

Lebih lanjut, Ustaz Nizam menjelaskan ciri-ciri qalbun salim, yang juga ditemukan dalam beberapa ayat Al-Qur’an. “Ciri yang pertama adalah rasa takut kepada Allah SWT ketika diingatkan tentang kuasa-Nya, seperti yang disebutkan dalam Al-Anfal ayat 2. Orang beriman memiliki hati yang bergetar tatkala mendengar nama Allah,” kata Ustaz Nizam.

Ciri kedua, menurutnya, adalah ketenangan. Hal ini disampaikan dalam Surat Ar-Ra’d ayat 28, di mana Allah menyebutkan bahwa hati orang-orang beriman akan menjadi tenang hanya dengan mengingat Allah. “Dua hal ini menjadi ciri khas paling mendasar dari qalbun salim: hati yang takutnya sudah habis untuk keagungan Tuhan dan tenangnya juga hanya dengan Tuhan,” lanjutnya.

Kunci Menuju Qalbun Salim

Ustaz Nizam juga menjelaskan bagaimana cara mencapai hati yang selamat. Salah satu caranya adalah melalui zikir, sebagaimana dijelaskan dalam Ar-Ra’d ayat 28. “Ar-Ra’d ayat 28 bukan hanya menggambarkan tanda qalbun salim, melainkan juga memberikan tips jitu untuk sampai pada titik keselamatan hati dari penyakitnya. Yaitu dengan berzikir,” ujarnya.

Namun, Ustaz Nizam menekankan bahwa zikir ini tak sekadar ucapan berulang, tetapi lebih kepada merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya. Ia mengutip Imam Qurtubi yang menjelaskan bahwa dengan merenungi ciptaan Allah, manusia akan menyadari kesempurnaan kuasa-Nya. “Dengan mengingat bahwa kuasa dan kehendak-Nya meliputi alam raya, hati manusia selamat dari kegundahan atas apa yang telah terjadi dan dari kekhawatiran akan apa yang akan datang,” jelasnya.

Qalbun Salim: Selamat Dunia dan Akhirat

Dalam penutupnya, Ustaz Nizam mengingatkan bahwa qalbun salim tidak hanya sekadar hati yang tenang, tetapi juga hati yang selamat dari segala bentuk kesyirikan. “Dengan hati yang sehat inilah seorang hamba akan menghadap Tuhannya dan selamat dari siksa neraka,” katanya.

Kehidupan manusia memang tak lepas dari ujian dan cobaan, tetapi melalui hati yang salim—hati yang ikhlas dan tenang dengan zikir—manusia bisa mencapai keselamatan sejati. Surah Asy-Syu’ara ayat 88-89 memberikan kita pemahaman mendalam tentang betapa pentingnya memiliki hati yang bersih dalam setiap langkah kehidupan.