Pada Kamis (2/11/2023) Mudir al-Ma’had Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T. menyampaikan nasihat dan arahan kepada seluruh santri di gedung Aula at-Tasabuq.
Dalam kesempatan tersebut, Mudir al-Ma’had mengingatkan pentingnya menghargai waktu dan memanfaatkannya untuk meningkatkan iman dan amal saleh. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt:
وَٱلْعَصْرِ
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (Qs. Al-‘Asr: 3).
Kiai Zahid mengingatkan agar menghargai waktu dengan sungguh-sungguh, karena waktu yang berlalu tidak bisa diulang kembali.
“Semuanya bisa kita minta kepada Allah dan dikabulkan, kecuali waktu yang kita minta untuk diulang kembali, tidak bisa,” ucap Kiai Zahid.
“Meskipun waktu tidak bisa diulang, namun dosa bisa mendapatkan ampunan dari Allah dengan taubat nasuha,” kata Kiai Zahid.
Doa dan Usaha
Mudir al-Ma’had menasihati agar doa dan usaha dilakukan bersamaan, jangan memisahkannya. Keduanya penting untuk dilakukan secara sungguh-sungguh.
“Tidak ada keberhasilan yang didapat tanpa usaha dan kerja keras. Jika kamu hanya berdoa saja, tidak akan mencapai kesuksesan,” ujar Kiai Zahid.
“Tapi kalau kamu hanya mengandalkan usaha saja, tidak akan mendapatkan berkah,” lanjut beliau.
Demi meraih berkah Allah, kuncinya adalah adab kepada kedua orangtua dan guru. Karena itu adab menjadi sebab turunnya keberkahan dari Allah.
“Dengan perilaku hormat pada orangtua dan guru, maka berkah Allah akan turun. Allah yang menurunkan berkah, karena perilaku kita menghormati orangtua dan guru. Itulah akhlakul karimah,” ujar Kiai Zahid.
Memuliakan Ilmu
Wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah Saw adalah perintah membaca. Ini adalah pintu ilmu dengan jalan membaca.
“Iqra, apa yang dibaca? Baca dan pelajari ciptaan Allah, alam semesta, kehidupan manusia,” kata Kiai Zahid.
Para sahabat Rasulullah Saw begitu memuliakan ilmu. Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh Sayyidina Ali.
“Ali adalah sahabat Nabi yang paling cerdas. Betapa beliau memuliakan ilmu, sampai-sampai beliau menyatakan siap menjadi hamba sahaya pada orang yang mengajari satu huruf saja,” ucap Kiai Zahid.
Kiai Zahid pun mengingatkan agar para santri meluruskan niat dalam menuntut ilmu. “Kita menuntut ilmu bukan untuk menjadi orang pintar, tapi menjadi orang yang baik,” kata Kiai Zahid.
“Jika kita menghormati ilmu, maka ilmu akan menjadi tempat yang layak bagi kita,” lanjut beliau.
Tekad dan Kesungguhan
Tercapainya suatu tujuan, kata Kiai Zahid, karena punya tekad yang kuat (iradah al-qawiyyah). Ada tiga hal yang harus dimiliki, lanjut beliau, yaitu:
Pertama, bersemangat atas sesuatu yang bermanfaat. Kedua, meminta pertolongan pada Allah. Ketiga, konsisten.
“Kalau kamu bersungguh-sungguh, ikhlas, dan berusaha tanpa lelah, Insyaallah kamu akan meraih keberhasilan. Kalaupun tidak tercapai seluruhnya, tercapai sebagiannya,” ujar Kiai Zahid.
Terakhir, Mudir al-Ma’had berharap agar pesan dan nasihat beliau menjadi bekal bagi keberhasilan santri dalam menempuh ujian semester satu. Beliau pun berdoa untuk kebaikan dan keberkahan semuanya.