K.H. Zahid Purna Wibawa: Pesantren adalah Benteng Moral dan Intelektual Bangsa

Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza menegaskan kembali peran pesantren sebagai benteng moral dan intelektual di tengah tantangan globalisasi dan revolusi digital. Dalam sambutannya pada Orasi Ilmiah dan Seminar Kebangsaan, pada Senin (24/2/2025), K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T., menyoroti peran strategis pesantren dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan.

“Arus informasi yang cepat sering kali menggerus jati diri bangsa, melemahkan nasionalisme, dan bahkan mengaburkan nilai-nilai moral. Generasi muda dihadapkan pada berbagai pengaruh yang dapat membentuk atau justru merusak karakter mereka. Di sinilah pesantren memainkan peranan strategis sebagai benteng moral dan intelektual,” ujar Kiai Zahid.

Pesantren, menurut beliau, bukan sekadar tempat pendidikan agama, tetapi juga lembaga yang menjaga semangat kebangsaan sejak zaman kolonial.

“Sejak zaman kolonial, pesantren telah menjadi pusat perjuangan, bukan hanya dalam bidang keagamaan tetapi juga dalam menanamkan semangat kebangsaan. Para ulama dan santri terdahulu berjuang bukan hanya dengan pena dan kitab, tetapi juga dengan semangat jihad membela tanah air. Jadi salah betul kalau dikatakan santri, kiai, atau pesantren tidak cinta tanah air,” tegasnya.

Santri dan Keberagaman: Miniatur Indonesia

Kiai Zahid juga menyoroti bagaimana kehidupan di pesantren mencerminkan keberagaman yang ada di Indonesia.

“Para santri dari berbagai daerah dan latar belakang hidup bersama di Dza ‘Izza ini, dari Sabang sampai Merauke, insya Allah semuanya ada. Mereka belajar menghormati adat dan budaya masing-masing serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Pesantren, lanjutnya, tidak hanya mendidik santri dalam aspek keislaman tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan dan kepeloporan. Daar el-Qolam 3 berpegang teguh pada prinsip al-muhafazhah ‘ala al-qadimi as-shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-aslah—menjaga tradisi yang baik sekaligus terbuka terhadap inovasi yang lebih baik.

Pendidikan Pesantren: Membangun Bangsa dengan Ilmu dan Pengabdian

Sebagai wujud nyata kontribusi terhadap bangsa, Daar el-Qolam 3 terus mengembangkan pendidikan yang mencakup wawasan kebangsaan dan teknologi.

“Kami mendidik santri untuk menjadi pribadi yang memiliki karakter Ahl al-‘Izzah. Ahl al-‘Izzah terdiri dari tiga: Ahl al-Ziyadah, memiliki jiwa keistimewaan; Ahl al-Qiyadah, memiliki jiwa kepemimpinan; dan Ahl al-Riyadah, memiliki jiwa kepeloporan,” ungkapnya.

Santri Daar el-Qolam 3 juga aktif dalam berbagai program pengabdian, termasuk pemberdayaan masyarakat dan literasi digital untuk menangkal hoaks dan ujaran kebencian.

“Santri Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza aktif dalam program pemberdayaan masyarakat, kegiatan bakti sosial, hingga kampanye literasi digital untuk melawan hoaks dan ujaran kebencian. Ini adalah bentuk bela negara yang nyata, membangun bangsa dengan ilmu dan pengabdian,” tambahnya.

Tiga Prinsip Utama

Menutup sambutannya, Kiai Zahid mengingatkan santri untuk memegang teguh tiga prinsip utama dalam menjaga keutuhan bangsa.

“Untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa, pegang teguh tiga prinsip utama. Yang pertama, iman yang kokoh sebagai landasan moral dalam setiap tindakan. Kedua, ilmu yang bermanfaat sebagai modal utama membangun peradaban. Ketiga, integritas yang kuat sebagai komitmen menjaga persatuan dan keadilan,” pesannya.

Lebih lanjut, Kiai Zahid juga menekankan pentingnya semangat patriotisme di kalangan santri.

“#Pergi aja dulu, memang ada. Tetapi jangan lari! Rumah kita di sini. Kita bangun bangsa ini, bukan kita kabur dari tanggung jawab,” tegasnya.

Dengan semangat itu, Kiai Zahid berharap Daar el-Qolam 3 terus melahirkan santri yang tidak hanya unggul dalam akademik tetapi juga berjiwa nasionalis dan siap menjadi pemimpin masa depan.