Doa seorang guru memiliki keutamaan yang luar biasa, menjadi penopang bagi kesuksesan murid di dunia dan akhirat. Dalam tradisi Islam, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar ilmu pengetahuan, tetapi juga pembimbing kehidupan yang doanya membawa berkah bagi murid-muridnya.Doa seorang guru dapat membuka jalan bagi murid untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam, kecerdasan, serta keberhasilan dalam menjalani hidup. Kekuatan doa ini bukan hanya memberi dampak kepada murid, tetapi juga menjadi ladang pahala yang berlimpah bagi guru.
Ustaz Ahmad Nizamuddin Qisti Lc., pengajar di pondok pesantren ini, menjelaskan betapa pentingnya doa seorang guru bagi muridnya. Ustaz Nizam menyampaikan bagaimana doa yang tulus dari seorang pendidik tidak hanya berdampak positif bagi murid, tetapi juga kembali kepada sang guru.
“Doa secara umum akan berdampak positif bukan hanya bagi yang didoakan, namun juga yang mendoakan. Memang dalam keadaan tertentu, doa menjadi lebih dahsyat ketika keluar dari orang-orang istimewa. Misalnya saja doa seorang guru kepada muridnya,” ujar Ustaz Nizam.
Ia pun menegaskan peran penting doa seorang guru dengan merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dalam hadis tersebut, Rasulullah saw. memanjatkan doa bagi Abdullah ibn Abbas, murid beliau, dengan harapan agar diberi hikmah. “Dalam hadits riwayat Bukhari, Abdullah ibn Abbas bercerita bahwa suatu hari beliau pernah dipeluk oleh Rasulullah saw. kemudian beliau memegang dadanya seraya berdoa: ‘Ya Allah ajarkanlah hikmah padanya’,” jelasnya.
“Pada kesempatan lain, Ibn Abbas juga menceritakan kisah serupa yang dialaminya ketika beliau mengambilkan air wudhu untuk Rasulullah, lalu setelah selesai, beliau berdoa untuk Ibnu Abbas: ‘Ya Allah pahamkanlah dia agama dan ajarkanlah dia tafsir,'” sambung Ustaz Ahmad, merujuk pada riwayat Ahmad dalam Musnad.
“Dalam hal ini, Rasulullah tentu sebagai guru dan Ibn Abbas muridnya,” kata Ustaz Nizam.
Ustaz Nizam juga menambahkan bahwa doa tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kecerdasan Ibn Abbas. “Pada saat didoakan oleh Rasulullah, Ibn Abbas masih menginjak usia remaja. Karena beliau tergolong dalam kategori Sighar As-Sahabah, sahabat junior. Sejak itu, kecerdasannya mencuri banyak perhatian sahabat lainnya,” lanjutnya.
Kecerdasan Ibn Abbas membuatnya dipercaya untuk memberikan pendapat dalam majelis sahabat besar bersama Umar ibn al-Khattab, bahkan dikenal sebagai perawi hadis yang sangat produktif. “Semua keutamaan ini tidak lain dan tidak bukan merupakan bentuk pengabulan doa sang guru, Rasulullah saw,” tambahnya.
Ustaz Ahmad menekankan, doa yang tulus dari guru tidak cukup hanya diucapkan sekali. Rasulullah saw, kata Ustaz Nizam, memberikan contoh dengan menyertakan sentuhan fisik saat mendoakan Ibn Abbas, memberikan sugesti positif yang menancap dalam alam bawah sadar muridnya. “Menjadi penting bagi seorang pendidik untuk selalu menyandingkan pendidikan dengan doa. Sebab, selain doa itu akan kembali kepada diri sendiri, doa itu akan mempermudah seorang murid dalam menggapai kesuksesannya,” pungkas Ustaz Ahmad.
Pernyataan ini mengingatkan kita akan kekuatan doa dalam pendidikan, khususnya dalam hubungan guru dan murid. Sebagai pelanjut tradisi Rasulullah, doa yang tulus dari seorang guru akan mampu membentuk generasi cerdas dan berakhlak mulia.