Cinta Matematika, Mengapa Tidak?

Matematika seringkali dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit. Bahkan bagi sebagian siswa dirasa sebagai beban berat yang ingin dihindari. Padahal matematika merupakan disiplin ilmu yang sangat penting di bidang sains. Newton berhasil melahirkan revolusi sains berkat keberhasilannya memadukan matematika ke dalam filsafat alam (natural philosophy) sehingga menjadi tonggak kelahiran fisika modern.

Karena itu sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk memberikan perhatian terhadap pembelajaran matematika agar menjadi fondasi yang kuat bagi penguasaan sains dan teknologi. Dan secara khusus perlu memberikan perhatian pada siswa yang mengalami kesulitan matematika. Karenanya, kegiatan-kegiatan bimbingan sangat membantu dalam hal ini.

Bagian Pengajaran Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza telah menyelenggarakan bimbingan belajar matematika bagi santri yang nilai matematikanya belum mencukupi. Dengan bimbingan belajar ini diharapkan santri dapat meningkatkan penguasaan terhadap pelajaran matematika dan mendapatkan nilai yang baik.

Sebagaimana dikemukakan oleh Ustaz Niko Satria Supardi, bimbingan belajar matematika merupakan salah satu program untuk meningkatkan nilai matematika bagi anak-anak yang nilai ujian semesternya belum mencukupi. Pesertanya adalah anak-anak SMP kelas 1 sampai 3, kelas 1 Ext. dan kelas 4, yang dilaksanakan selama sekali dalam sepekan.

“Untuk proses pembelajarannya terdiri dari pra-tes, pelaksanaan bimbingan, dan post-test. Adapun metode yang digunakan adalah metode laba-laba yaitu latihan soal-bahas, latihan soal-bahas,” kata Ustaz Niko saat diwawancara pada Jum’at (2/2/2024).

“Jadi, perbedaannya dengan kegiatan pembelajaran di kelas jam formal terletak pada lebih banyaknya  mengerjakan latihan soal,” lanjutnya.

Menurut Ustaz Niko, pembelajaran matematika membutuhkan keseriusan, tetapi juga menyenangkan. Selain fokus dan konsentrasi, diperlukan juga suasana belajar yang kondusif. Dalam hal ini, diperlukan metode yang bervariasi.

“Pembelajaran matematika akan lebih menyenangkan apabila dalam proses kegiatan belajarnya menggunakan metode yang bervariasi dan praktik secara langsung. Misalnya, ketika menghitung luas, anak-anak bisa mengukur secara langsung benda yang akan dihitung luasnya,” tuturnya.

“Atau mungkin guru-guru bisa menciptakan metode-metode menghitung cepat dan menyenangkan,” pungkasnya.

Matematika Itu Menyenangkan

Hal senada diungkapkan oleh Ustaz Mislakhudin, saat diwawancara pada Kamis (1/2/2024). Menurutnya, matematika merupakan disiplin ilmu yang menyenangkan.

“Matematika itu menyenangkan. Karena matematika itu menimbulkan rasa penasaran. Semacam teka-teki yang harus diselesaikan,” kata Ustaz Mislakhudin.

Menurut Ustaz Mislakhudin, matematika menjadi pelajaran yang sulit dan memberatkan karena metode yang digunakan tidak tepat dan pendekatan yang dilakukan kurang menarik.

“Kenapa matematika dianggap sulit? Sejauh yang kami rasakan, salah satu penentunya adalah metode guru. Kalau metodenya tepat, insyaallah potensi anak-anak akan melejit. Selama ini kenapa matematika menjadi sesuatu yang sulit karena diajarkan dengan cara yang keras. Padahal anak-anak punya keunikan masing-masing,” ujarnya.

“Jadi kalau matematika dianggap menyulitkan, sebenarnya tidak. Matematika itu menyenangkan,” tegasnya.

Ustaz Mislakhudin juga mengungkapkan bahwa sekarang ini banyak perkembangan metode-metode mengajar. Karenanya guru harus kreatif.

“Guru dituntut untuk kreatif, lebih mengeksplorasi. Apalagi sekarang kurikulum merdeka menghargai perbedaan, setiap anak punya potensi masing-masing,” ujarnya.

“Jadi secara umum kalau metodenya tepat insyaallah anak juga bisa mengikuti. Dibarengi dengan cara penyampaian yang menarik, seperti penggunaan media audio visual. Termasuk dikaitkan dengan pemecahan masalah kehidupan sehari-hari, atau belajar kontekstual,” pungkasnya.