Dza ‘Izza Inteleksia menggelar acara bedah buku Santri Menulis dengan narasumber Ahmad Rifai Rif’an pada Minggu (8/10/2023). Pada acara kali ini turut menghadirkan dua santri sebagai penanggap, Amar al Fadil dan Badriyatun Nashifah, santri kelas 6 Madris. Kedua santri ini memberikan pendapat terkait buku Santri Menulis yang sangat bermanfaat sebagai salah satu buku rujukan dalam menulis bagi kalangan santri.
Pesantren memiliki tradisi menulis yang tumbuh sejak lama yang dirintis oleh para kiai pesantren. Dalam khazanah intelektual Islam Banten misalnya, kita mengenal Syaikh Nawawi al-Bantani yang telah menghasilkan karya-karya di bidang akidah, tafsir, hadis, dan fikih yang masih menjadi rujukan sampai saat ini.
Karena itulah para santri sepatutnya melanjutkan tradisi menulis. “Kita di pesantren ini selain salat mengaji, juga menulis,” kata Ustaz Haerudin, M.Pd. dalam sambutan acara yang didukung oleh Penerbit Gramedia.
“Santri-santri di sini juga memiliki tugas membuat resensi buku dan karya tulis ilmiah. Dengan adanya bedah buku ini semoga dapat makin membuka wawasan menulis,” lanjutnya.
Kegiatan bedah buku ini diharapkan turut mendukung budaya literasi di dunia pesantren. Demikian menurut Budi Yana dari Gramedia. “Mari kita memajukan Indonesia dengan literasi,” ujar Budi Yana. Ia pun bersyukur kegiatan literasi ini mendapat apresiasi dan dukungan dari Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza.
Ahmad Rifai Rif’an sang penulis buku Santri Menulis memberikan pemaparan tentang seluk-beluk menulis. Mulai dari motivasi, hambatan yang harus diatasi, teknik menulis, editing, hingga menerbitkan tulisan. Penulis yang masuk kategori “Sepuluh Buku Terlaris Gramedia” ini menyajikan materi dengan menarik. Ia juga berdialog secara interaktif dengan para santri.
Setelah itu, Amar al Fadhil dan Badriyatun Nashifah memberikan tanggapan terhadap buku Santri Menulis. Keduanya memberikan apresiasi terhadap buku Santri Menulis dan menyampaikan hal-hal penting dari buku tersebut.