Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan Amaliyah Tadris, sebuah program yang dirancang untuk melatih santri kelas akhir dalam praktik mengajar. Program yang dimulai pada Sabtu (14/9/2024) ini merupakan kegiatan penting pesantren untuk membekali santri dengan kemampuan pedagogis.
“Amaliyah Tadris adalah salah satu sunah pesantren yang harus dikerjakan oleh santri kelas akhir. Jadi, sebelum mereka lulus, mereka harus melakukan Amaliyah Tadris atau praktik mengajar, agar santri bisa menjadi pengajar yang baik dan benar sesuai dengan kaidah mengajar,” kata Ustaz TB. Wildanul Hakim pada Senin (16/9/2024).
“Ini sebagaimana nilai ahl al-ziyâdah, yaitu menjadi muta’allim, seorang pendidik, juga sebagai ahl al-qiyâdah, muslih al-qaum, agent of change. Guru yang mampu menyampaikan kebenaran di luar sana,” ujarnya. Prosesnya panjang, kata Ustaz Wildan, dimulai dari persiapan membuat i’dad, yang diawasi pembimbing (musyrif), hingga praktik di depan para santri. Santri dinilai dari mentalitas, kemampuan mengajar, serta keterampilan.
Program ini diikuti oleh santri kelas akhir yang dapat memilih dua bidang pengajaran, yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris. Materi yang diajarkan pun beragam, mulai dari reading untuk bahasa Inggris hingga muthala’ah, hadis, tafsir, khat, imla, dan muhadatsah untuk bahasa Arab. Santri diharuskan menggunakan bahasa asing sesuai dengan pilihan mereka.
Tahap pertama kegiatan ini, yang disebut “Amaliyah Tadris Perdana”, berlangsung dari 14 hingga 16 September 2024. Setelah itu, akan ada “Amaliyah Tadris Kelompok” hingga 29 September 2024. Selama periode ini, santri akan melalui evaluasi langsung melalui sesi Naqd Amaliyah.
Ustaz Wildan berharap program ini akan membekali santri dengan kepercayaan diri dan kesiapan menghadapi dunia luar. “Harapan saya dengan Amaliyah Tadris ini anak-anak bisa tampil lebih percaya diri di masyarakat nanti, terutama agar mereka selalu siap kapan pun dan di mana pun,” ungkapnya. Ia menekankan pentingnya persiapan yang matang, terutama melalui i’dad al-tadris–sebagai contoh segala sesuatu harus dipersiapkan dengan baik.
Di akhir wawancara, Ustaz Wildan menegaskan bahwa Daar el-Qolam 3 selalu menekankan pentingnya proses yang sungguh-sungguh. “Daar el-Qolam 3 menekankan excellent process. Kalau prosesnya sungguh-sungguh, insya Allah hasilnya akan baik.”
Program ini diharapkan bisa terus menanamkan nilai-nilai ahl al-‘izzah dalam diri santri, mereka bisa mengamalkannya di mana pun berada. “Semoga ke depan, anak-anak melangkah ke mana pun, berkiprah di mana pun mereka berada, selalu menanamkan nilai ahl al-‘izzah, yaitu ahl al-ziyâdah, ahl al-qiyâdah, dan ahl al-riyâdah,” pungkasnya.