Menggali Kedalaman Tafsir al-Qur’an di Tengah Tantangan Zaman

Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza menjadi saksi perjalanan thalab al-‘ilm seorang pendidik muda yang penuh semangat, Ustazah Nessya Ainun Ghani. Saat ini, ia tengah menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah, mengambil jurusan Tafsir. Ketertarikan Ustazah Nessya pada studi tafsir bukan datang begitu saja. “Yang membuat saya tertarik dengan studi tafsir, berawal dari pengalaman saya ketika saya menjadi santri, yang mana saya suka membaca asbabun nuzul dan arti dalam ayat al-Qur’an ketika sedang membaca al-Qur’an,” ujarnya saat diwawancara pada Ahad, 6 Oktober 2024.

Ustazah Nessya menuturkan bahwa ketertarikan ini terus tumbuh seiring dengan perenungannya akan keindahan dan kedalaman al-Qur’an. “Hal itu memicu ketertarikan saya untuk memperdalam ilmu al-Qur’an, dan ingin mengetahui lebih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan ilmu al-Qur’an dan tafsir,” lanjutnya dengan antusias.

Urgensi belajar ilmu tafsir, menurut Ustazah Nessya, sangat relevan di masa sekarang. Di tengah arus informasi yang begitu deras dan tantangan zaman yang semakin kompleks, tafsir menjadi salah satu alat penting untuk memahami pesan al-Qur’an secara kontekstual. “Tafsir membantu menghubungkan pesan-pesan al-Qur’an dengan tantangan zaman sekarang, seperti isu-isu sosial, politik, dan etika,” kata Ustazah Nessya menjelaskan.

Tidak hanya itu, dengan tafsir, Ustazah Nessya percaya bahwa umat Islam dapat menangkal pemahaman yang keliru atau ekstrem terhadap ajaran agama. “Banyak kelompok yang menggunakan ayat-ayat al-Qur’an di luar konteks untuk tujuan tertentu, dan tafsir menjadi alat penting untuk meluruskan hal tersebut,” tegasnya. Ia juga menambahkan, “Dengan pemahaman yang mendalam melalui tafsir, kita bisa memastikan bahwa ajaran al-Qur’an terus relevan, baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat secara umum.”

Sebagai seorang pendidik, Ustazah Nessya memiliki perhatian khusus terhadap bagaimana al-Qur’an diajarkan kepada para santri. Menurutnya, menumbuhkan ketertarikan santri untuk memahami kandungan al-Qur’an memerlukan pendekatan yang kreatif dan mendalam. “Seperti mengajarkan al-Qur’an kepada santri dengan mengaitkan isinya pada konteks kehidupan sehari-hari mereka,” ungkapnya.

Ia menjelaskan pentingnya mengajarkan tafsir dengan bahasa yang sederhana namun mendalam, agar santri bisa lebih mudah memahami pesan-pesan al-Qur’an. “Perkenalkan tafsir yang sesuai dengan usia dan pemahaman santri, dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun tetap mendalam,” sarannya.

Salah satu pendekatan yang ia gunakan adalah menceritakan kisah-kisah dalam al-Qur’an dengan cara yang menarik. “Sehingga kisah ini bisa menjadi sarana pembelajaran moral dan spiritual yang menyentuh hati mereka,” ujar Ustazah Nessya. Ia juga percaya bahwa menghafal al-Qur’an dengan memahami maknanya adalah cara yang efektif untuk mendekatkan santri pada al-Qur’an.

Di akhir wawancara, Nessya berbagi harapannya. “Insya Allah, dengan cara-cara yang sesuai dengan pengetahuan saya, sedikit demi sedikit bisa menumbuhkan ketertarikan santri untuk memahami isi kandungan al-Qur’an,” pungkasnya.

Ustaza Nessya Ainun Ghani terus melangkah dengan tekad yang kuat, memadukan studinya tentang tafsir dengan pengabdiannya di dunia pendidikan pesantren. Baginya, tafsir bukan hanya sebatas ilmu, tetapi jembatan yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta, menghadirkan al-Qur’an sebagai sumber hikmah yang terus hidup di tengah zaman yang terus berubah.