Kiai Syahid dan Visi Kemajuan Umat Islam (Bagian 3)
Kiai Ahmad Syahiduddin

K.H. Ahmad Syahiduddin senantiasa memberikan dorongan kepada para santrinya untuk tidak pernah berhenti menatap masa depan dengan penuh semangat dan keyakinan. Beliau selalu menekankan pentingnya sikap pantang menyerah dalam menghadapi tantangan yang ada. Dalam setiap kesempatan, Kiai Syahid mendorong santri untuk memiliki kemauan kuat dalam mengubah diri demi mencapai masa depan yang lebih baik.

“Teruslah tumbuh kembangkan kemauan yang kuat untuk mengubah diri dalam menatap masa depan. Di mana pun kita berada, di situ terdapat tantangan yang mestinya dijadikan landasan untuk berpijak menatap masa depan.”

Kiai Syahid sangat memahami bahwa dalam perkembangan zaman, sains dan teknologi menjadi aspek penting yang tidak dapat diabaikan. Namun, beliau juga sangat menekankan bahwa kemajuan duniawi harus selalu disertai dengan perhatian terhadap aspek akhlak dan moral. Baginya, keberhasilan seseorang tidak hanya diukur dari kecerdasan dan prestasi akademik, tetapi juga dari sejauh mana mereka dapat menjaga akhlak mulia.

“Kita setuju kalau anak-anak kita pintar dan melanjutkan sekolahnya ke mana-mana, tapi kurang peduli anak-anak berakhlak atau tidak. Padahal, Rasulullah saw. diutus untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak adalah prioritas pendidikan.”

Dalam pandangannya, pendidikan yang hanya menekankan salah satu aspek, baik duniawi ataupun ukhrawi saja, tidaklah sejalan dengan nilai-nilai Islam yang komprehensif. Kiai Syahid selalu mengingatkan bahwa pendidikan Islam yang sejati harus mampu menyeimbangkan kebutuhan dunia dan akhirat, fisik dan spiritual. Menurutnya, pesantren memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keseimbangan ini.

“Dalam pendidikan pesantren, kedua sikap di atas [yang hanya mementingkan satu sisi] tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam yang kâffah. Pendidikan pesantren memerhatikan keseimbangan antara dunia dan akhirat, jasmani dan rohani.”

Kiai Syahid selalu menekankan pentingnya semangat juang dan kerja keras dalam setiap langkah menuju masa depan. Beliau menyadari bahwa generasi muda, terutama para santri, adalah aset terbesar umat Islam dan bangsa. Namun, tanpa disiplin, dedikasi, dan komitmen yang kuat, generasi muda hanya akan menjadi manusia-manusia yang lemah dan mudah terpinggirkan. Oleh karena itu, beliau terus mengingatkan agar setiap santri tidak hanya sekadar menuntut ilmu, tetapi juga mempersiapkan diri untuk berkiprah di masyarakat dan memberikan manfaat yang nyata.

“Pondok pesantren ini memberikan bekal bagi santri dan menjadikannya sebagai pelajaran untuk sukses di masa depan. Kalau tidak bisa berkiprah di masyarakat, maka tidak dicari oleh masyarakat. Hanya sukses untuk diri sendiri. Karena itu, berkiprahlah di masyarakat dan bermanfaat untuk orang lain.”

Dengan tegas, Kiai Syahid menunjukkan visi besar yang ia miliki tentang pendidikan pesantren. Beliau berharap agar pesantren tidak hanya melahirkan santri yang cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia dan siap memimpin masyarakat di masa depan. Pesan yang selalu beliau sampaikan adalah bahwa keberhasilan seorang santri tidak hanya diukur dari prestasi duniawi, tetapi juga dari bagaimana mereka dapat memberi manfaat dan kontribusi bagi kebaikan umat.

Kiai Syahid memiliki visi besar terhadap masa depan para santrinya. Beliau sangat menginginkan agar para santri tidak hanya menjadi pribadi yang baik, tetapi juga menjadi pemimpin masa depan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi bangsa. Dalam pandangannya, pendidikan di pesantren harus mampu mencetak generasi berkualitas yang memiliki daya saing tinggi dan mampu memimpin dengan penuh tanggung jawab serta integritas. Kiai Syahid sangat percaya bahwa setiap santri memiliki potensi besar yang, jika dikembangkan dengan baik, dapat menghasilkan dampak yang luar biasa bagi bangsa dan negara.

“Saya ingin santri-santri di pondok pesantren ini berkualitas, yang nanti mampu memimpin bangsa ini sesuai kemampuannya masing-masing dengan hasil yang luar biasa.”

Beliau juga selalu menekankan pentingnya semangat juang, disiplin, dan kerja keras bagi generasi muda. Menurut Kiai Syahid, tanpa adanya usaha maksimal dalam mempersiapkan diri, generasi muda akan sulit bersaing di tengah ketatnya persaingan global. Beliau sering kali mengingatkan bahwa jika generasi muda tidak memiliki semangat dan kerja keras, mereka akan tertinggal dan terinjak-injak oleh bangsa lain yang lebih siap dan gigih dalam memanfaatkan peluang.

“Generasi muda harus semangat dan menatap masa depan. Memiliki semangat juang, disiplin, dan kerja keras. Kalau generasi muda menjadi manusia-manusia yang lembek, kalian akan terinjak-injak. Orang asing duduk di atas meja, bangsa kita menjadi kuli, yang cuma mendorong-dorong kain lap. Ini harus menjadi pelajaran. Tidak mungkin kalian akan memenangkan persaingan dan pertandingan kalau kalian tidak berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin-pemimpin ke depan.”

Kiai Syahid sangat memahami bahwa dunia modern menuntut adanya generasi yang tangguh, yang mampu memanfaatkan pengetahuan dan teknologi secara maksimal. Namun, beliau juga menyadari bahwa persiapan menuju masa depan bukan hanya sebatas pada kecerdasan akademik. Bagi beliau, integritas moral dan keimanan yang kuat adalah pondasi utama bagi para santri dalam menghadapi tantangan zaman. Pemimpin masa depan yang diinginkan Kiai Syahid adalah sosok yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat.

Sumber:

Tim Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. 2024. Menjaga Amanah Menata Langkah. Jakarta: Quanta-Elexmedia-Gramedia.