Otak manusia, dengan kompleksitas jaringan sarafnya yang mengagumkan, adalah pusat dari segala aktivitas dan fungsi tubuh kita. Tidak hanya mengatur mekanisme dasar seperti pernafasan, peredaran darah, pencernaan, dan kerja organ lainnya, otak juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku, menentukan tingkat kecerdasan, dan memandu proses berpikir kita. Penjelasannya bisa di baca dalam buku dr. Fritz Sumantri, Kekuatan Otak dalam Aktivitas Sehari-hari (2019).
Inilah salah satu anugerah terbesar yang Allah Swt. berikan kepada umat manusia, yang semestinya disyukuri dengan berpikir dan beraktivitas yang baik. Bersyukur pula kita diberikan otak yang sehat sehingga dapat menjalani seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik. Sebab, ada kerusakan sedikit saja, dapat mengganggu fungsi tubuh, kinerja pikiran, hingga kelumpuhan. Na’udzubillah.
Selanjutnya, penting bagi kita untuk mengetahui berbagai aktivitas yang mendukung perkembangan otak dan sistem saraf, agar keduanya dapat berfungsi secara maksimal. Salah satunya adalah kecerdasan, yang menjadi keunggulan kita dalam mengingat, memahami, dan memecahkan masalah (problem solving). Bahkan secara spesifik, kecerdasan ini dikaitakan dengan kemampuan memecahkan masalah atau menghasilkan karya yang bernilai dalam konteks suatu latar belakang budaya (Ghofar, 2019: 25).
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh para ahli saraf dari Universitas Eastern Finlandia, sebagaimana dilansir situs CNBC Indonesia, ditemukan bahwa dua kegiatan sederhana, namun kerap diabaikan, ternyata dapat berpengaruh signifikan pada perkembangan kognitif. Penelitian yang melibatkan 504 anak berusia 6 hingga 9 tahun ini dilakukan dengan pengamatan selama dua tahun. Para peneliti mencoba memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong keterampilan berpikir dan kecerdasan pada masa usia dini. Hasil dari penelitian ini membawa pada pemahaman tentang pentingnya keseimbangan antara stimulasi fisik dan mental bagi anak-anak.
Membaca adalah Nutrisi Otak
Membaca, seperti diungkapkan dalam penelitian tersebut, memainkan peran kunci dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan memperkaya imajinasi anak. Ketika anak membaca, otak bekerja lebih keras dengan memproses informasi, mengenali simbol-simbol, serta membangun koneksi antar konsep. Aktivitas membaca menuntut kerja otak yang intens, berbeda dengan aktivitas pasif seperti menonton layar yang hanya membutuhkan respon minimal dari otak. Mermbaca juga membantu perkembangan mental yang sehat.
dr. Putri Zalika Kesuma, dalam Cara Ajaib Menutrisi Otak (2022), menjelaskan bahwa membaca buku merupakan nutrisi bagi otak karena akan merangsang perkembangan otak anak. Ia juga mengungkapkan bagaimana aktivitas anak dirancang dengan berbasis membaca buku.
Buku bukan sekadar kumpulan kata-kata, melainkan jendela ke dunia yang luas dan memberikan pemahaman baru. Anak-anak yang rajin membaca cenderung memiliki keterampilan berbahasa yang lebih baik, kosakata yang lebih kaya, dan kemampuan untuk berpikir kritis. Membaca juga membantu anak mengenal berbagai perspektif, yang sangat penting dalam membentuk kepribadian yang terbuka dan penuh empati.
Olahraga Menyehatkan Otak
Tidak hanya aspek kognitif yang mendapat perhatian dalam penelitian ini. Aktivitas olahraga, terutama dalam tim, juga ditemukan memiliki dampak signifikan. Berolahraga melibatkan koordinasi fisik yang kompleks, konsentrasi, dan kolaborasi dalam tim. Melalui aktivitas fisik yang terstruktur, anak-anak belajar tentang disiplin, pengendalian diri, dan keterampilan sosial, yang tidak hanya memperkuat tubuh tetapi juga membentuk kepercayaan diri mereka untuk bersosialisasi.
Studi ini menggarisbawahi bahwa aktivitas fisik memiliki korelasi erat dengan kesehatan mental. Olahraga memicu produksi endorfin—hormon yang meredakan stres dan meningkatkan suasana hati. Pada saat yang sama, aktivitas fisik ini meningkatkan aliran darah ke otak, memungkinkan asupan oksigen dan nutrisi yang lebih baik, yang berguna untuk perkembangan saraf dan fungsi kognitif.
Gizi yang Baik juga Perlu
Selain membaca dan olahraga, penelitian ini juga menyoroti pentingnya asupan makanan sehat dalam mendukung perkembangan kecerdasan. Nutrisi yang seimbang, dengan kandungan vitamin, mineral, protein, dan asam lemak omega-3, merupakan kebutuhan penting bagi otak anak. Makanan sehat tidak hanya memberikan energi bagi tubuh, tetapi juga menjadi bahan bakar bagi fungsi otak. Kekurangan nutrisi dapat berdampak pada menurunnya daya konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar anak.
Pentingnya Lingkungan yang Baik
Dari hasil penelitian ini, ada satu pelajaran penting yang bisa diambil hikmahnya oleh para orang tua dan pendidik: perkembangan otak anak tidak bergantung pada satu faktor tunggal, melainkan dari perpaduan sejumlah aktivitas. Aktivitas membaca mengasah daya kritis dan imajinasi, sementara aktivitas olahraga melatih konsentrasi, disiplin, dan ketahanan fisik. Di sisi lain, asupan makanan bergizi menjadi penopang penting dalam mendukung perkembangan saraf dan kinerja otak..
Dengan demikian, upaya menuju kecerdasan bukanlah tentang mengutamakan kecanggihan teknologi atau metode instan, melainkan kembali kepada hal-hal mendasar yang terbukti memberikan dampak positif pada perkembangan anak: membaca, berolahraga, dan makanan sehat. Ketiga elemen inilah yang, jika dipupuk secara konsisten, akan menjadi modal utama untuk membentuk anak-anak yang cerdas dan sehat, baik secara fisik maupun mental.
Apakah itu sudah cukup? Tentu saja tidak. Banyak faktor yang memengaruhi perkembangan kecerdasan anak. Dalam hal ini, faktor lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar—tempat di mana anak bergaul, berkomunikasi, dan berinteraksi. Proses ini memengaruhi sekaligus merangsang perkembangan saraf otak anak.
Lingkungan yang nyaman dengan interaksi yang sehat, di mana anak belajar hal-hal baru yang positif, jelas sangat penting bagi perkembangan otak anak.Melalui lingkungan tersebut, anak bukan hanya memperkaya wawasan dan pengetahuan, namun juga keterampilan, kedisiplinan, kerja sama, serta berbagai nilai penting kehidupan.
Pendidikan Pesantren yang Mencerdaskan
Kehidupan di pesantren, seperti di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza sangat mendukung perkembangan kecerdasan anak. Selain kegiatan belajar di kelas, banyak sekali kegiatan keilmuan dan olahraga sesuai dengan minat dan bakat santri yang dapat merangsang perkembangan saraf otak.
Di bidang keilmuan, para santri dapat ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler yang merangsang minat membaca, berdiskusi, meneliti, dan bereksperimen. Sementara di bidang olahraga banyak sekali pilihan cabang olahraga yang bisa diikuti. Semua kegiatan ini dilakukan secara seimbang sehingga para santri dapat mengembangkan kecerdasan mereka bersamaan dengan peningkatan kesehatan fisik.
Dengan lingkungan semacam itu, beragam kecerdasan anak akan berkembang. Ini harus menjadi perhatian, sebab tanpa lingkungan yang kondusif, kemampuan anak bisa menghilang.
Karena itu, sangat penting menciptakan lingkungan yang “kaya” bagi anak-anak sedini mungkin. Jika kemampuan-kemampuan tersebut tidak digunakan, maka akan tersia-siakan dan kemudian lenyap. Dengan kata lain: “gunakan, atau hilang” (Ghofar: 47).
Setiap waktu yang dilewati tanpa stimulasi positif, berarti kehilangan kesempatan untuk memperkaya jiwa mereka, dan ini pada akhirnya akan membentuk karakter dan kecerdasan. Maka sebagai orang tua dan pendidik, kita harus terus merawat anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh perhatian, sehingga potensi mereka tidak hanya terjaga, tetapi juga berkembang seiring waktu.
Daftar Pustaka
Ghofar, Abdul. 2019. Bikin Otakmu Makin Super: Tips Merevolusi Otak. Temanggung: Desa Pustaka Indonesia.
Kesuma, Putri Zalika. 2022. Cara Ajaib Menutrisi Otak Anak. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Sumantri, Fritz. 2019. Kekuatan Otak dalam Aktivitas Sehari-hari Bandung: Nuansa Cendikia.