Cinta Kepada Rasulullah SAW.

Allah Swt. mendidik hamba-hamba-Nya untuk mencintai dan memuliakan Rasulullah saw. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh al-Qur’an, bahwa Allah Swt Sang Maha Pencipta dan para malaikat berselawat kepada Nabi-Nya. Allah Swt. yang Maha Tinggi saja memuliakan Nabi-Nya, lebih-lebih lagi manusia.

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya (Al-Aḥzāb [33]:56).

Mencintai dan memuliakan Rasulullah saw. harus menjadi prioritas utama dibandingkan mencintai selainnya, karena hal itu merupakan bukti kesungguhan iman seseorang. Siapa pun tidak akan mencapai keimanan yang sesungguhnya sebelum mencintai Rasulullah saw.

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia“ (Hr. Bukhari).

Mencintai Rasulullah saw. menjadi sebab cinta Allah Swt. kepada hamba-Nya dan kemudian diampuni dosa-dosanya. Inilah keutamaan besar dari mencintai Rasulullah saw. Allah Swt. berfirman:

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Āli ‘Imrān [3]:31).

Mencintai Rasulullah saw. menjadi jalan menuju cinta kepada Allah Swt. Sebagaimana dikatakan oleh Muhammad Husain Haikal, dalam The Life of Muhammad, “Mengingat jauhnya jarak hubungan manusia dengan Tuhan, kita dapat menjadikan hubungan kita dengan Muhammad sebagai langkah awal penting untuk mendekati Allah Swt.”

Syekh al-‘Izz ibn Abdus Salam dalam Syajaratu al-Ma’arif mengatakan, cinta menjadi mulia karena sesuatu yang dicintai. Cinta Rasulullah saw. jauh lebih mulia daripada cinta kepada selainnya dan merupakan sarana pengantar untuk mencintai yang dicinta (Allah Swt.), termasuk mencintai sahabat-sahabat Rasulullah saw. dan orang-orang saleh.

Mencintai Rasulullah saw. menjadi bagian dari manisnya iman. Hal ini karena cinta yang meresap ke dalam hati adalah cinta terhadap makhluk Allah Swt. yang paling utama dan mulia.

   ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ

Tiga hal, barang siapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. [yaitu] menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka (H.R. Bukhari Muslim).

Bentuk cinta kepada Rasulullah saw. adalah meneladani akhlaknya. menjadikan Rasulullah Saw. sebagai acuan dalam pemikiran, tindakan, dan seluruh amal ibadah sehari-hari.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah (Qs. al-Aḥzāb [33]:21).

Tentu hal ini menuntut pengetahuan kita mengenai sejarah kehidupan Rasulullah saw. Bagaimana akan mengenal Rasulullah Saw. dan meneladaninya jika perjalanan hidupnya saja tidak tahu.

Dr. Said Ramadhan al-Buthy menyatakan, “Kajian sejarah Nabi Saw. merupakan penggambaran yang jelas mengenai sisi kemanusiaan Rasulullah Saw. sebagai contoh yang paling luhur dan sekaligus potret paling sempurna bagi seluruh umat manusia.”

Dr. Said Ramadhan menjelaskan cukup panjang bagaimana kehidupan Rasulullah Saw. mencakup berbagai seluruh aspek kehidupan:

“Kehidupan Nabi Saw. meliputi seluruh aspek kemanusiaan dan kemasyarakatan, baik sebagai individu maupun anggota suatu komunitas. Kehidupan Rasulullah Saw. menjadi contoh luhur tentang seorang pemuda yang berperilaku lurus dan terpercaya mengemban amanat kaumnya dan para sahabatnya. Beliau juga menjadi teladan luar biasa sebagai juru dakwah yang mengajak manusia kepada Allah dengan cara yang bijak dan nasihat yang baik; beliau senantiasa mengerahkan segenap tenaga untuk menyampaikan risalah Allah; beliau adalah pemimpin negara yang mengelola segala urusan dengan cerdas dan sangat bijaksana; beliau adalah suami ideal yang selalu bersikap santun kepada keluarganya; beliau adalah ayah yang penyayang, yang dapat membedakan secara rinci antara hak dan kewajiban setiap istri dan anaknya; beliau adalah panglima perang dan politisi yang jujur lagi cerdik; beliau adalah seorang Muslim paripurna yang cermat dan adil membagi antara penghambaan dan pertapaan kepada Allah dan pergaulan yang jenaka lagi lembut bersama keluarga dan para sahabatnya.”

Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mencintai dan meneladani Rasulullah saw. sehingga mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. Amin.