Setelah mencetak prestasi gemilang di ajang Olimpiade Bahasa Arab tingkat Nasional, santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza kembali mengharumkan nama pesantren. Kali ini, dalam kompetisi Kejuaraan Pencak Silat “Banten National Open CUP 2024,” mereka berhasil menorehkan prestasi di kancah nasional. Kegiatan ini digelar di GOR Auditorium Untirta, Sindangsari, Serang, dengan tingkat TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa, dan dewasa.
Syahrial, santri kelas 5 Madris, berhasil meraih medali emas dalam kompetisi ini. Disusul oleh Akbar Nugroho (kelas 5 Madris), Ahmad Reza Kamil (kelas 6 MIA), dan Anindya Tira Tansu (kelas 3 B), yang masing-masing juga meraih medali emas. Mereka, yang mewakili Tim Pencak Silat Dza ‘Izza, tampil mengesankan di tengah persaingan sengit.
Keberhasilan ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi pesantren, tetapi juga membuktikan bahwa santri tidak hanya berprestasi di bidang akademik, melainkan juga mampu bersinar di bidang olahraga.
Kompetisi “Banten Nasional Open Cup 2024” ini diikuti oleh 1500 lebih peserta dari 17 provinsi di Indonesia. Dengan atmosfer yang penuh semangat juang, para peserta dari berbagai kalangan mempertontonkan kemampuan terbaik mereka dalam seni bela diri khas Nusantara ini. Bagi Tim Dza ‘Izza, pencapaian ini adalah langkah menuju pengembangan potensi santri di bidang olahraga bela diri tradisional.
“Harapannya semoga para santri Ahl al-‘Izzah banyak belajar, bukan hanya mengukur potensi, uji kemampuan, atau mencari prestasi, tapi banyak hal yang bisa dipelajari oleh mereka yang insya Allah nantinya berguna di masa yang akan datang,” ujar Bapak Rudi Suwarno, pelatih Tim Pencak Silat Dza ‘Izza pada Ahad (10/11/2024).
“Di sini mereka belajar bagaimana mengatasi rasa takut, rasa lelah, rasa sakit, bisa membangun kepercayaan diri ketika disaksikan oleh ribuan orang, dan mereka bisa betul-betul fokus dan konsentrasi di tengah benturan-benturan fisik yang mereka rasakan di situ,” tambahnya.
Menurut Bapak Rudi, mereka akan memiliki soft skill, menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan siap bersaing, serta mampu beradaptasi dengan keadaan. “Harapan besarnya adalah Ahl al-‘Izza bisa menjadi santri yang tangguh, santri yang bisa dipertanggungjawabkan, bisa bersaing secara sportif ketika nanti di masa yang akan datang,” pungkasnya.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai kesungguhan dan kedisiplinan yang diajarkan di pesantren tidak hanya membentuk karakter, tetapi juga membuahkan prestasi yang membawa nama harum pesantren. Bagi mereka, pencak silat bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga ekspresi budaya yang patut dilestarikan.
Dengan prestasi ini, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza menunjukkan komitmen untuk mendukung potensi santrinya, baik dalam akademik maupun non-akademik, demi mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berprestasi: generasi Ahl al-‘Izzah.