
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menjadikan negeri Nusantara ini bersuku-suku dan bertanah air satu, yaitu Indonesia, sehingga negeri ini menjadi aman dan damai. Shalawat serta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah menerangi alam ini dari kegelapan umat jahiliyah.
Tanpa memandang agama apa pun, sudah sepatutnya setiap bangsa di dunia ini memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya. Sangat mustahil jika suatu bangsa tidak memiliki rasa tersebut. Islam, sebagai agama yang sempurna bagi kehidupan manusia, mengatur fitrah manusia dalam mencintai tanah airnya agar dapat berperan secara maksimal dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara serta memiliki keseimbangan hidup di dunia dan akhirat.
Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjadi dalil tentang cinta tanah air, menurut penuturan para ahli tafsir, adalah QS. Al-Qashash ayat 85:
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ
“Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al-Qashash: 85)
Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi (wafat 1127 H) dalam tafsirnya Ruhul Bayan menyatakan:
وفي تَفسيرِ الآيةِ إشَارَةٌ إلَى أنَّ حُبَّ الوَطَنِ مِنَ الإيمانِ
“Di dalam tafsir ayat (QS. Al-Qashash: 85) terdapat suatu petunjuk atau isyarat bahwa cinta tanah air sebagian dari iman.”
Diriwayatkan dari sahabat Anas, bahwa Nabi SAW ketika kembali dari bepergian dan melihat dinding-dinding Madinah, beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta, maka beliau menggerakkannya lebih cepat karena kecintaan beliau pada Madinah. (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, dan Tirmidzi).
Al-Hafidz Ibnu Hajar dan Badr Al-Din Al-Aini (wafat 855 H) dalam kitabnya ‘Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari menyatakan mengenai hadis di atas:
وَفِيه: دَلَالَة عَلَى فَضْلِ الْمَدِينَةِ وَعَلَى مَشْرُوعِيَّةِ حُبِّ الوَطَنِ وَاْلحِنَّةِ إِلَيْهِ
“Di dalamnya (hadis) terdapat dalil (petunjuk) atas keutamaan Madinah, serta petunjuk atas disyariatkannya cinta tanah air dan rindu padanya.” (‘Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, Juz 10, hal. 135).
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang telah ada di Indonesia. Pesantren memiliki kontribusi penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Peranannya tidak dapat diabaikan dalam pembangunan bangsa, terutama di bidang pendidikan, keagamaan, dan moral.
Berdasarkan dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, tidak diragukan lagi bahwa nilai cinta tanah air telah melekat di kalangan pesantren di Indonesia. Nilai ini diajarkan kepada para santri agar dapat diimplementasikan di masyarakat melalui peran aktif mereka dalam kehidupan sosial. Secara historis, pesantren memiliki kontribusi luar biasa dalam membina, mencerdaskan, dan mengembangkan masyarakat secara berkelanjutan. Bahkan, pesantren dapat berperan secara mandiri dengan menggali bakat dan potensi masyarakat sekitarnya.
Peranan pesantren dalam mencerdaskan masyarakat Indonesia di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial harus selalu didukung oleh para pemangku kebijakan. Dengan demikian, peran pesantren dapat tersampaikan secara luas kepada masyarakat. Tidak heran jika banyak pejuang kemerdekaan dan tokoh-tokoh bangsa merupakan sosok santri, hasil dari pendidikan pesantren. Hal ini karena di pesantren tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga nilai-nilai nasionalisme dan kebermanfaatan bagi bangsa. Contohnya adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan.
Sebagai wujud nyata dalam mengembalikan semangat nasionalisme, patriotisme, dan integritas, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza menginisiasi kegiatan Orasi Ilmiah dan Seminar Kebangsaan bekerja sama dengan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan melalui pendekatan yang interaktif dan edukatif. Acara ini melibatkan siswa dan santri dari berbagai sekolah serta pesantren di Jawa dan Sumatera guna membangun wawasan kebangsaan yang didasarkan pada rasa cinta tanah air, pemahaman tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam membela negara.
Semoga Allah senantiasa menjaga kesatuan dan kerukunan bangsa Indonesia sehingga negeri ini menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.