Pendidikan Sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa
Indonesia diprediksi menjadi negara maju pada 2025, namun mundur 20 tahun kemudian bila tidak dibarengi upaya untuk maju. Demikian menurut Kiai Zahid mengingat prediksi Menteri Luar Negeri Jepang tahun 2011.

Pendidikan adalah fondasi kemajuan bangsa, itulah salah satu pesan yang disampaikan oleh K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T. dalam kesempatan pertemuan bersama wali santri SMP pada Ahad (6/10/2024). Beliau menekankan bahwa pendidikan tidak hanya soal pencapaian akademik semata, tetapi menjadi fondasi masa depan sebuah negara. Sebuah fondasi yang menentukan apakah bangsa ini akan maju atau justru tertinggal.

Kiai Zahid menceritakan pengalamannya bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang pada tahun 2011, di mana pejabat tersebut berbicara tentang proyeksi masa depan Indonesia. “Pada 2011 saya bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, beliau mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Jepang, membuat buku, bahwa tahun 2025, Indonesia menjadi negara maju,” ujarnya.

Tapi beliau juga menegaskan, “Ketika tidak ada usaha yang maksimal dari kita, pendidikannya tidak kita tingkatkan, apa yang terjadi? Dari 2025 mundur ke 2045. Bayangkan, mundurnya 20 tahun.” Pernyataan itu begitu tajam dan menjadi pengingat betapa pentingnya usaha kita dalam memajukan pendidikan.

Keterlambatan 20 tahun bukan hanya soal angka di kalender, tetapi tentang masa depan generasi muda dan kesempatan yang mungkin hilang. Kiai Zahid mengingatkan, pendidikan harus menjadi prioritas utama jika Indonesia ingin benar-benar menjadi negara maju. “Pendidikan adalah fondasi utama untuk kita menjadi negara maju,” tegas beliau.

“Tapi jangan lupa ada yang perlu kita perbuat dan tanamkan kepada anak didik kita. Apakah itu? Nilai-nilai agama. Banyak negara maju tapi tidak punya akhlak. Bangsa kita harus maju dan berakhlak,” sambungnya.

Jadi, menurut Kiai Zahid, kemajuan tanpa akhlak hanyalah sebuah kekosongan. Banyak negara maju di dunia yang unggul dalam ekonomi dan teknologi, tetapi kehilangan esensi moral yang mendalam. Indonesia, dalam pandangan beliau, harus menjadi bangsa yang tidak hanya maju, tetapi juga berakhlak. Inilah yang membedakan Indonesia dari negara-negara lain, potensi untuk menggabungkan kemajuan dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat.

Di penghujung pesannya, Kiai Zahid menyampaikan harapannya untuk generasi muda Indonesia. “Mudah-mudahan anak-anak kita menjadi pemimpin bangsa ini ke depan,” pungkasnya. Sebuah harapan yang sederhana, namun sarat makna. Harapan bahwa melalui pendidikan yang berkualitas dan berlandaskan nilai-nilai moral, generasi penerus bangsa ini akan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah. Pendidikan, bagi Kiai Zahid, bukan hanya tentang ilmu, tetapi tentang membentuk karakter dan akhlak mulia yang akan memandu bangsa ini menuju kemajuan sejati.