Ustazah Chaista Rahmanillah, M.Psi, seorang psikolog, berbicara tentang pentingnya pemahaman diri dan gaya belajar dalam mencapai kesuksesan belajar bagi para santri. Dalam wawancara yang dilakukan pada Senin (11/11/2024), Ustazah Chaista menjelaskan bahwa para santri, terutama yang berada pada usia SMP dan SMA, sedang berada di fase pencarian identitas diri.
“Pada dasarnya, para santri di usia SMP dan SMA ini sedang berada di fase mencari identitas diri. Mereka bertanya, ‘Siapa saya? Mau jadi seperti apa saya?’ Hal ini sangat dipengaruhi dari apa yang dilihat dan didengar, baik itu melalui media sosial atau orang-orang di sekitar mereka,” ujar Ustazah Chaista.
Ia pun menekankan pentingnya santri untuk mengenal diri mereka sendiri dengan baik, agar lebih fokus dan tidak mudah terdistraksi oleh hal-hal yang tidak relevan. “Jadi, penting sekali santri kita mengenal diri sendiri, siapa saya dan ingin jadi seperti apa saya di masa depan. Santri yang mengenal diri dengan baik dan mengetahui tujuan hidupnya, akan lebih fokus dan tidak mudah terdistraksi,” jelasnya.
Mengenal Diri
Ustazah Chaista menjelaskan bahwa santri yang mengenal dirinya dengan baik dan mengetahui tujuan hidupnya, akan lebih fokus dalam belajar dan meraih prestasi. “Karna dia tahu, tujuan dia belajar adalah untuk mencapai tujuan yang ia harapkan, otomatis hal ini akan meningkatkan prestasinya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ustazah Chaista menyampaikan bahwa para asatiz di pesantren diharapkan tidak hanya mampu memberikan materi pembelajaran yang menyenangkan, tetapi juga mampu menggali tujuan hidup santri dalam proses belajar mereka. “Para asatiz diharapkan selain mampu memberikan pembelajaran materi yang menyenangkan untuk para santri, juga mampu menggali tujuan dalam proses belajar sehingga santri termotivasi untuk mempelajari ilmu tersebut dan memberikan prestasi yang maksimal,” tambahnya.
Menetapkan Langkah yang Tepat
Setelah santri mengetahui tujuan belajar mereka, Ustazah Chaista mengungkapkan tahapan berikutnya yang penting, yaitu mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. “Ibaratnya, untuk sampai ke tujuan, tahapan anak tangga apa yang dilalui,” katanya.
Ustazah Chaista menyarankan agar santri membuat jadwal harian yang teratur dan melakukan evaluasi secara berkala. “Buat jadwal harian, evaluasi, kalau menemukan kekurangan. Misalnya saya kurang di mata pelajaran matematika, maka santri wajib memiliki inisiatif untuk meminta bantuan, misalnya meminta jam tambahan, mentoring, belajar dengan teman, dsb.,” jelasnya.
Mengenal Gaya Belajar
Agar proses belajar menjadi menyenangkan dan efektif, Ustazah Chaista juga mengingatkan pentingnya mengenal gaya belajar dominan yang sesuai dengan setiap santri. Menurutnya, ada tiga gaya belajar utama yang dapat diterapkan, yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.
- Gaya Belajar Visual
Santri dengan gaya belajar visual cenderung lebih menyukai materi yang disampaikan dengan tampilan visual yang menarik. “Mereka akan lebih tertarik dengan penggunaan flowchart, gambar, atau media berwarna dalam pembelajaran,” ujarnya. - Gaya Belajar Auditori
Santri yang memiliki dominasi gaya belajar auditorial lebih fokus dengan pendengaran mereka. “Mereka lebih suka mendengarkan penjelasan dari asatiz dan cenderung memaksimalkan proses pembelajaran dengan cara mendengarkan ceramah atau diskusi di kelas,” jelasnya. - Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik, menurut Ustazah Chaista, adalah gaya yang melibatkan aktivitas fisik. “Santri dengan gaya ini lebih suka belajar dengan aktivitas motorik, seperti roleplay, eksperimen, atau kegiatan yang memungkinkan mereka untuk ‘mengalami’ sebuah proses secara langsung,” ujarnya. Selain itu, santri dengan gaya belajar ini cenderung lebih fokus jika mereka dapat melakukan aktivitas fisik terlebih dahulu, seperti olahraga atau kegiatan bergerak lainnya.
Demikianlah, jadi menurut Ustazah Chaista Rahmanillah, M.Psi, mengenal diri sendiri dan gaya belajar masing-masing merupakan kunci sukses dalam proses belajar para santri. Dengan mengenal tujuan hidup dan cara belajar yang sesuai dengan gaya masing-masing, santri dapat mencapai prestasi yang lebih maksimal. Para asatiz uga memiliki peran penting untuk memfasilitasi dan menggali potensi terbaik santri dalam proses belajar.
Dengan pendekatan yang tepat, baik dari segi pengenalan diri, pemahaman tujuan hidup, dan penyesuaian gaya belajar, santri akan lebih termotivasi dan berprestasi dalam belajar.