Rida guru merupakan salah satu kunci sukses bagi kehidupan seorang murid atau santri. Berkali-kali hal ini disampaikan oleh K.H. Ahmad Syahiduddin (alm.), yang kemudian sering ditegaskan kembali oleh Mudir al-Ma’had Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza, K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T.
Hal inilah yang mendasari kegiatan halal bi halal santri kelas akhir bersama dengan Mudir al-Ma’had dan guru Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza pada Jum’at (29/3/2024) di Aula Tasabuq.
“Kegiatan halal bi halal ini menjadi momen bagi santri sebelum ‘pelepasan’, untuk meminta rida kepada guru. Mereka meminta maaf jika selama belajar di pesantren ada hal-hal yang kurang berkenan dengan guru-guru, agar kemudian dimudahkan melanjutkan pendidikannya di masa yang akan datang,” kata Ustaz Muhammad Alif Fachry Ilyas, S.I.P. pada Jum’at (29/3/2024) selaku Sekretaris Pondok.
“Para santri kelas akhir meminta restu kepada guru-guru yang pernah mengajar mereka. Intinya ngalap berkah kepada guru-guru, dan terutama kepada Mudir al-Ma’had,” lanjutnya.
Dalam kegiatan ini juga dibagikan surat keterangan kelulusan oleh masing-masing wali kelas. “Semoga santri-santri lulusan Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza, dimudahkan jalannya untuk menggapai masa depan mereka. Para santri telah meminta rida dan berkah kepada guru-guru mereka, terutama kepada kiai mereka,” ujar Ustaz Alif.
Dalam kesempatan tersebut Mudir al-Ma’had Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T. menyampaikan tausiyahnya. Kiai Zahid mengingatkan tentang pentingnya hormat kepada guru agar mendapat keberkahan ilmu. Karena selain mengajar dan mendidik para santri, guru-guru juga melaksanakan berbagai kegiatan-kegiatan pondok dengan segala kelelahannya.
“Itulah keikhlasan guru-guru kalian,” kata Kiai Zahid.
“Hormat kepada guru dan orang tua tidak bisa dibeda-bedakan karena mereka penuh keberkahan,” lanjut Kiai Zahid.
Kiai Zahid menjelaskan bahwa ilmu dapat dipelajari, tetapi barakahnya belum tentu didapatkan, karena barakah diperoleh dengan mengabdi. Dalam hal ini beliau menyebutkan perkataaan Syekh Muhammad bin Ismail Zain Al-Yamani yang terkenal di lingkungan pesantren, yaitu:
العِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَالْبَرَكَةُ بِالْخِدْمَةِ، وَالْمَنْفَعَةُ بِالطَّاعَةِ
“Ilmu diperoleh dengan belajar pada guru, keberkahan diperoleh dengan mengabdi pada guru, dan kemanfaatan diperoleh dengan mematuhi perintah guru.”
Kiai Zahid menjelaskan makna dari mengabdi kepada guru dalam pengertian yang lebih luas, bukan sebatas mengabdi di pesantren.
“Kalian hormat pada mereka, mendoakan mereka, dan mengamalkan ilmu yang mereka ajarkan itupun mengabdi,” ujar Kiai Zahid.
“Memanfaatkan dan mengamalkan ilmu yang kalian miliki itu bagian dari mengabdi kepada guru,” lanjutnya.
Kiai Zahid berharap semoga para santri kelas akhir lulus semua dan dapat mengikuti wisuda yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 30 Maret 2024. Setelah itulah mereka akan menghadapi kehidupan yang sesungguhnya, di mana tidak ada lagi guru yang membimbing dan mengingatkan sebagaimana di pondok pesantren. Oleh sebab itu diharapkan mereka mengamalkan ilmu yang sudah diberikan agar mendapatkan barakah ilmu dari Allah Swt.
“Mudah-mudahan ilmu dan akhlak kamu yang membawa kesuksesan menuju surganya Allah Swt.,” ujar Kiai Zahid menutup tausiyahnya dan dilanjutkan dengan doa untuk kebaikan dan keberkahan para santri dan guru Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza.