Mereka Mengakui Kemuliaan Rasulullah Saw Secara Jujur

Rabiul Awwal 1446 H mengingatkan kita pada perjalanan waktu yang panjang, namun tetap tak mampu menghapus keagungan Rasulullah saw. Sepanjang abad, Rasulullah adalah sosok teladan yang melintasi zaman, mengukirkan kemuliaan yang tak tertandingi. Meski ada tangan-tangan jahil yang mencoba meruntuhkan beliau, kemuliaan itu tak pernah padam. Sejarah mencatat betapa banyak pihak, baik dari kalangan agama, pemikir, maupun sejarawan, yang mencoba meredupkan sinar beliau. Namun, keagungan Rasulullah saw. justru semakin bersinar dari masa ke masa.

Mereka yang berupaya mengaburkan kemuliaan Rasulullah saw. seolah tak pernah memahami bahwa keagungan itu bukan sekadar kisah yang bisa dikuburkan oleh retorika. Kemuliaan beliau mengalir dalam hati setiap umat yang mencintainya, melebihi batas ruang dan waktu. Para tokoh besar dari Barat, dalam keangkuhan mereka, tetap tak mampu meredupkan kemuliaan Rasulullah saw. yang kian jaya. Hingga saat ini, nama Rasulullah saw. disebut dengan cinta, di setiap sudut dunia, menjadi mercusuar kebenaran dan kemanusiaan yang tak tergoyahkan.

Para pendengki ini mengakui keagungan dan kontribusi Rasulullah saw, namun mereka mengingkari atau menutupinya. Kebenaran yang sesungguhnya sering kali terpendam di bawah lapisan narasi yang telah dimanipulasi. Begitulah peradaban Barat, dengan segala kemajuan intelektual dan ilmiahnya, tidak luput dari pengaruh bias sejarah. Para ahli yang seharusnya menjadi penjaga kebenaran yang objektif malah terlibat dalam penyembunyian fakta-fakta tentang Rasulullah saw. Ini bukan hanya sekadar pengetahuan yang terdistorsi, tetapi juga strategi untuk melindungi kepentingan yang lebih besar, yang melibatkan kepentingan politik, kekuasaan, atau ideologi.

Namun, meskipun banyak usaha untuk mengingkari atau menutup-nutupi kebenaran, pengakuan jujur dari sebagian kaum terdidik tidak dapat sepenuhnya disembunyikan. Beberapa ilmuwan, penulis, dan pemikir yang memiliki integritas dan kejujuran intelektual, dengan berani mengungkapkan fakta-fakta dan memberikan penghargaan yang pantas kepada Rasulullah saw. Pengakuan ini sering kali muncul sebagai sinar terang di tengah gelapnya penyembunyian sejarah dan kebohongan.

Mereka yang jujur dan terdidik berusaha untuk menggali dan menyebarluaskan kebenaran, tidak peduli seberapa besar risiko yang harus mereka hadapi. Ini menunjukkan bahwa meskipun kebenaran dapat ditutup-tutupi untuk sementara waktu, esensi dari kebenaran itu sendiri memiliki kekuatan untuk akhirnya muncul ke permukaan, berkat keberanian dan integritas dari mereka yang bersedia menyuarakannya. Mereka menawarkan pandangan yang jujur dan mendalam mengenai Rasulullah saw., meskipun ada tekanan untuk menutupi fakta-fakta tersebut. Berikut adalah beberapa contoh yang menonjol:

Karen Armstrong. Dalam bukunya Muhammad: A Prophet for Our Time, Karen Armstrong memberikan penghargaan tinggi terhadap kehidupan dan ajaran Rasulullah saw. Armstrong menggambarkan perjalanan hidup Rasulullah saw. dengan perspektif yang mendalam, menyoroti karakter beliau dan dampaknya terhadap peradaban dan masyarakat. Dalam berbagai Kesempatan, Armstrong juga aktif menyuarakan nilai-nilai Islam yang damai–ketika dunia menuduh Islam sebagai agama yang keras dan garang.

Huston Smith. Dalam karya klasiknya The World’s Religions, Huston Smith mengakui peran sentral Rasulullah saw. dalam sejarah agama. Smith menilai bahwa Islam, melalui ajaran Rasulullah saw, membawa kontribusi besar terhadap moral dan spiritualitas umat manusia, serta menjelaskan pengaruh mendalam Rasulullah saw. terhadap penyebaran pesan Islam.

Montgomery Watt. Dalam bukunya Muhammad: Prophet and Statesman, Montgomery Watt memberikan penilaian mendalam mengenai kepemimpinan dan pengaruh Rasulullah saw. Watt menganalisis bagaimana Rasulullah saw. memimpin masyarakat Muslim awal dan dampak sosial serta politik dari ajaran beliau.

Jeffrey Lang. Dalam bukunya Struggling to Surrender: Some Impressions of an American Convert to Islam, Jeffrey Lang, seorang ilmuwan yang menjadi Muslim, mengungkapkan penghargaan mendalam terhadap ajaran Rasulullah saw. Lang menceritakan bagaimana ajaran Islam, terutama yang disampaikan oleh Rasulullah, telah mengubah hidupnya dan memberikan wawasan baru tentang keindahan Islam.

Anne Marie Schimmel. Dalam bukunya And Muhammad is His Messenger dan Islamic Calligraphy dan The Triumphal Sun: A Study of the Works of Jalaloddin Rumi, Anne Marie Schimmel memberikan penghargaan besar terhadap kebudayaan Islam dan kepribadian Rasulullah saw. Schimmel, seorang ahli bahasa, sejarah, dan tasawuf terkemuka, mengkaji pengaruh Rasulullah saw. dalam konteks sejarah dan spiritualitas Islam, serta kontribusi beliau terhadap perkembangan seni dan budaya Islam.

Michael Hart. Dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, Michael Hart menempatkan Rasulullah saw. sebagai tokoh paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Hart mengakui bahwa keberhasilan luar biasa Rasulullah dalam membangun masyarakat dan menyebarkan ajaran Islam menjadikannya sebagai sosok yang sangat berpengaruh dalam sejarah dunia.

Thomas Carlyle. Dalam esainya The Hero as Prophet, Thomas Carlyle memberikan pengakuan besar terhadap kepribadian dan kontribusi Rasulullah saw. Carlyle mengagumi kekuatan moral dan kepemimpinan Rasulullah, dan menyebut beliau sebagai salah satu pahlawan besar dalam sejarah manusia.

Semua ini menunjukkan bahwa meskipun ada usaha untuk mengaburkan atau meremehkan kebenaran tentang Rasulullah saw. suara-suara jujur dari cendekiawan Barat tetap memberikan pengakuan dan penghargaan yang adil terhadap jasa dan kemuliaan beliau. Mereka menyajikan pandangan yang lebih objektif tentang kehidupan dan ajaran Rasulullah saw.,mengungkapkan kebenaran yang sering kali tersembunyi di balik narasi yang telah dimanipulasi.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad.