Pengasuh Pondok Pesantren Daar el-Qolam K.H. Ahmad Syahiduddin (alm.) sering menyampaikan Al-muhafadhatu ‘ala al-qadimi al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-ashlah. Bahasa mudahnya adalah merawat tradisi dan merespon modernisasi. Merawat tradisi atau tetap mempertahankan nilai-nilai kepondokan, nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai tentang pendidikan yang baik seiring dengan perkembangan zaman saat ini. Mengambil yang lebih baik bila itu ada yang lebih baik, tetapi tanpa menghilangkan nilai-nilai kepondokan. Itulah yang mendasari apa yang kita lakukan dalam mendidik anak kita di pondok pesantren, karena nilai-nilai ini yang akan kita tanamkan.
Dalam merawat tradisi, kita menjaga dan memelihara nilai-nilai kepondokan, yang berlandaskan al-Qur’an dan sunnah, dengan fondasi utamanya menanamkan keimanan kepada Allah Swt. dan nilai-nilai keilmuan. Dua hal ini yang akan mengangkat derajat seseorang di sisi Allah swt.:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (Al-Mujādalah [58]:11)
Dalam merespons modernisasi, kita mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Santri tidak hanya mampu memahami ilmu agama saja, tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah keseimbang, seperti doa kita bersama yang disebutkan dalam al-Qur’an:
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Di antara mereka ada juga yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.” (Al-Baqarah [2]:201)
Menguasai ilmu dunia, ilmu pengetahuan, dan teknologi, agar dapat menjalani peran sesuai dengan kehidupan masyarakat, termasuk masyarakat global. Kita harus mengerti bagaimana orang menciptakan televisi, perangkat digital, smartphone, internet, jaringan 4G, 5G dan seterusnya. Mudah-mudahan anak-anak kita ke depan dapat berkiprah di dunia ini, menjadi pelaku di dunia internasional, bukan hanya lokal atau dalam negeri saja. Anak-anak harus berwawasan global, mendunia, namun memiliki jiwa dan perilaku rahmatan lil alamin sesuai dengan perintah Allah Swt.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. (Al-Anbiyā’ [21]:107)
Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, Imtaq dan Iptek maka anak-anak kita mampu memasuki berbagai sektor kehidupan dengan bekal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu ada dokter yang santri, insinyur yang santri, dan sebagainya. Ada yang kuliah atau bekerja di luar negeri, seperti Tunusia, Sudan, Maroko, Amerika, Prancis, dan sebagainya. Inilah memperluas medan juang santri. Mereka mampu dan bermanfaat dalam kehidupan.
Ada lima target yang akan kita capai untuk mewujudkan itu semua. Pertama, sukses Dirasah Islamiyah. Kedua, kurikulum nasional. Ketiga, masuk perguruan tinggi terkemuka. Keempat, adalah Global competitiveness. Kelima, adalah character building and leadership. Ini lima hal yang ingin kita sukseskan dan tanamkan kepada putra-putri kita.
Pertama, adalah sukses Dirasah Islamiyah. Anak-anak mendapatkan nilai tinggi atas hasil usaha dan kerja keras mereka. Ketika anak mendapatkan nilai rendah maka kita akan selalu mengadakan retest, remedial, reinforcement, agar mereka mendapatkan nilai yang mereka harapkan. Mereka akan dibantu dan dibimbing untuk mencapai minimal nilai KKM yang diharapkan atau yang dibutuhkan. Ini adalah sukses Dirasah Islamiyah.
Untuk mendukung sukses Dirasah Islamiyah ada sejumlah program kegiatan yang dilakukan, antara lain amaliyatu tadris (praktik mengajar). Mereka mengajar di kelas, baik pelajaran bahasa Arab, Inggris, maupun pelajaran umum dengan mempergunakan bahasa Arab atau Inggris. Ini sesuai pilihan anak. Mereka juga dibimbing untuk membuat i’dadu tadris atau RPP. Jadi, anak-anak betul-betul diarahkan untuk memahami dan menguasai dasar-dasar kemampuan mengajar.
Kemudian, peningkatan kemampuan bacaan dan hafalan al-Qur’an. Tentu santri memang harus bisa membaca al-Qur’an—tidak bisa tidak—maka ada peningkatan terus-menerus, bahkan penekanan remedial. Anak-anak kita harus mampu membaca al-Qur’an sehingga dilakukan penilaian secara terus-menerus, terutama surat-surat wajib yang harus dihafal sebagai bekal untuk menjadi imam di masyarakat.
Selanjutnya, anak-anak mengikuti ujian lisan. Ini bukan hanya ujian yang di harapkan untuk mengukur kadar penguasaan materi, tetapi mendidik mental mereka. Terkadang anak-anak kita sudah melakukan persiapan dengan baik, namun ketika dihadapkan pada ujian lisan mereka gugup dan lupa. Nah, kita ingin mendidik mentalitasnya. Satu santri bisa dihadapi oleh tiga penguji. Kemudian, anak kita juga akan merasakan menjadi penguji lisan bagi anak-anak program enam tahun. Jadi mereka merasakan bagaimana diuji, kemudian di lain waktu merasakan menjadi penguji. Bagaimana membuat soalnya, mempersiapkan dirinya, supaya layak untuk menjadi seorang penguji. Ini yang akan mereka dapatkan ketika nanti di kelas 6.
Berikutnya ada ta’hil mata pelajaran, materi komprehensif bagi anak-anak yang khusus program 6 tahun. Di semester pertama kelas akhir, mereka mengikuti ujian pelajaran dari kelas 1 sampai kelas 5. Untuk menyegarkan kembali, maka kami melakukan ta’hil, yaitu semacam bimbingan belajar mengingatkan kembali, mereview pelajaran dari kelas 1 sampai kelas 5. Mereka akan dapatkan itu. Semua soalnya pun sama seluruhnya, baik Daar el-Qolam 1 2 3 4. Inilah materi ujian komprehensif khusus untuk kelas akhir.
Kemudian ada learning corner, semacam bimbingan belajar, di mana anak-anak dapat menanyakan kembali materi yang belum dipahami atau dikuasai. Learning corner menjadi sarana bagi anak-anak untuk mendapatkan bimbingan belajar tambahan agar mereka lebih menguasai materi. Anak-anak minta diajarkan beberapa pelajaran karena ketertarikannya untuk mengembangkan dirinya, maka butuh bimbingan dan arahan.
Berikutnya kedua, adalah sukses kurikulum nasional. Kita telah memadukan kurikulum pendidikan nasional ke dalam pembelajaran di pesantren. Selain mendalami ilmu agama, santri juga mendapatkan materi pelajaran umum sesuai dengan standar kurikulum pendidikan nasional, seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Santri-santri kita tidak hanya kuat dalam ilmu agama tetapi juga ilmu umum, serta siap menghadapi ujian dan bersaing di dunia akademik umum.
Ketiga, masuk perguruan tinggi terkemuka. Kita membantu santri mencapai tujuan pendidikan jangka panjang dengan mempersiapkan mereka agar diterima di perguruan tinggi terkemuka, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kita berfokus pada pengembangan akademis dan persiapan untuk seleksi perguruan tinggi. Santri juga mendapatkan bimbingan untuk memilih jurusan yang sesuai dengan minat, bakat, dan potensi mereka. Termasuk, memberikan informasi tentang berbagai perguruan tinggi. Bahkan ada workshop keterampilan yang dibutuhkan untuk ujian dan kegiatan kampus, seperti penulisan esai, wawancara, dan presentasi. Itu semua kita lakukan untuk meningkatkan peluang santri agar diterima di perguruan tinggi berkualitas dengan persiapan yang matang dan strategi yang efektif. Selain itu, kita telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di luar negeri, seperti Tunisia, Turki, Korea Selatan, dan Jepang. Kita membantu memberikan kemudahan jalan kepada santri yang ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri.
Keempat, Global Competitiveness. Ini meliputi penguasaan bahasa asing, penguasaan teknologi, pemahaman budaya internasional, dan pengetahuan global yang diperlukan untuk berkompetisi dalam lingkungan internasional. Tujuannya adalah agar santri siap menghadapi tantangan yang lebih luas. Ini sesuai dengan tag line kita go global, be a global player.
Kelima, character building and leadership. Kita ada Mumtaza yang harus dibina dan diperkuat. Tujuannya untuk membentuk karakter yang baik dan keterampilan kepemimpinan di antara santri. Melalui Mumtaza, santri belajar tentang kepemimpinan, tanggung jawab, dan kerja sama. Hal ini mengembangkan potensi kepemimpinan dan karakter positif yang akan membantu santri dalam kehidupan mereka. Santri belajar bagaimana berkolaborasi yang baik. Ini penting.