Saya ingin mengajak kita untuk merenung kembali atas prinsip-prinsip yang terkandung dalam Panca Jiwa dan Moto Pondok. Di sini, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza memiliki arah dan tujuan yang jelas. Pertama-tama, yang menjadi fokus utama adalah ibadah. Penting untuk diingat bahwa Thalabul ‘ilm, atau menuntut ilmu, merupakan bagian integral dari ibadah. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim, bahwa menuntut ilmu mencakup pemahaman akan ushuluddin dan fikih.
اعلم, بأنه لايفترض على كل مسلم، طلب كل علم وإنما يفترض عليه طلب علم الحال كما قال: وأفضل العلم علم الحال، وأفضل العمل حفظ الحال
Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia. Sehingga ada yang berkata,“Ilmu yang paling utama ialah ilmu Hal [agama]. Dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku.”
Jadi, inti dari pesantren ini adalah untuk memperdalam pengetahuan tentang ushuluddin dan fikih. Kehadiran di pesantren bukan semata-mata untuk menitipkan anak, melainkan untuk memperdalam pengetahuan agama, terutama dalam konteks ushuluddin atau fikih. Namun, ini tidak mengurangi nilai tambah dari mata pelajaran seperti matematika atau yang lainnya. Tetaplah memegang teguh nilai-nilai inti pesantren ini, agar kita semua memahami dengan jelas bahwa ibadah sebenarnya adalah proses pencarian ilmu. Ibadah li thalabil ilmi.
Kedua, adalah penting untuk menjadikan pesantren sebagai cerminan kehidupan masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, di asrama, kita sering mengadakan program pindah kamar untuk memperkenalkan keberagaman suku. Hal ini merupakan bagian integral dari upaya menciptakan miniatur kehidupan masyarakat. Pendidikan di pesantren tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Ini tercermin dalam beragam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang memberikan pendidikan yang holistik. Misalnya, proses hafalan al-Qur’an dan muhadharah, keduanya merupakan bagian yang sangat penting. Integrasi dalam sistem pendidikan pesantren sudah berjalan dengan baik, yang perlu dilakukan hanyalah memaksimalkan sumber daya yang kita miliki bersama.
Penilaian terhadap prestasi dalam bidang ekstrakurikuler juga harus diakui, termasuk pembentukan kebiasaan positif yaitu di jalur ajar ada dan di jalur asuh juga ada, kehidupan yaumiyah. Selain itu, kita juga perlu menghargai bakat dan minat khusus setiap individu, bahkan jika itu tidak selalu terkait dengan keilmuan, tetapi dia luar biasa di bidang olah raga, bidang seni, atau lainnya. Kita perlu apresiasi di bidangnya. Ini karakteristik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza.
Pesantren ini mengusung tagline “Pesantren Beyond Pesantren” atau “beyond border,” yang tidak mengubah esensi pesantren itu sendiri. Sebaliknya, pesantren ini mempraktikkan dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam tagline Pengasuh Pondok Pesantren, al-muhafazah alal qadimis salih wal akhdzu bil jadidil aslah,” yang menggambarkan sifat progresif, dinamis, dan tidak statis. Meskipun demikian, pesantren ini tetap memperhatikan dan memelihara kearifan lokalnya. Penting untuk mengembalikan kekayaan kearifan lokal, sambil tetap memperkaya dengan wawasan global. Pesantren modern harus mampu menggabungkan kedua hal tersebut dengan baik. Seperti yang dikatakan, “Barang siapa menginginkan dunia, maka dengan ilmu; barang siapa menginginkan akhirat, maka dengan ilmu; dan barang siapa menginginkan keduanya, maka dengan ilmu.”
Daar el-Qolam 1 dikenal dengan tagline “Sebaik-baik manusia adalah yang memiliki budi pekerti terbaik dan memberikan manfaat bagi orang lain.” Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza merupakan kelanjutan dari Daar el-Qolam 1 dan 2, sehingga tidak melepaskan nilai-nilai inti pesantren dan kearifan lokal. Namun, penting juga untuk memperluas wawasan dengan melibatkan perspektif global, sambil menjaga keseimbangan. Ini mencakup peningkatan IQ, EQ, dan SQ. Ditambah lagi dengan nilai-nilai inti dari Daar el-Qolam 3 sendiri:
“مِنْ حُسْنِ الْإِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ”
Dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna baginya (H.R. al-Tirmidzi).
Kata kuncinya adalah efisiensi. Tidak perlu waktu yang sangat panjang, tapi dia bisa mengamalkan. Orang dahulu bisa kerjakan dalam waktu cukup lama, kita bisa kerjakan dengan singkat. Karena apa? Disertai dengan digital literate, digitalisasi, semua serba digital. Ini sikap kita, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza.
Yang ketiga, harapannya adalah tumbuhnya jiwa kepemimpinan dan kemampuan leadership yang dinamis, di mana seseorang tidak hanya bertindak secara monoton atau menunggu perintah, tetapi memiliki inovasi dalam segala hal. Sepi ing pamrih rame ing gawe. Penting untuk memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban tanpa harus diingatkan, serta kemampuan berorganisasi yang baik.
Kita memiliki dua hal: “Barang siapa menginginkan dunia maka dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan akhirat maka dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduanya maka dengan ilmu.” Artinya, program-program yang dilakukan haruslah kuat baik dari sisi pendidikan Dirasah Islamiyah maupun dari sisi umum. Dengan demikian, kita dapat meraih prestasi di dunia ini, dan di akhirat mudah-mudahan di tempatkan di surganya Allah Swt. Ini adalah harapan kita bersama.
Kemudian kenapa disebut Dza ‘Izza. Daar el-Qolam itu rumah besarnya. Kemudian Pengasuh Pesantren mempunyai cita-cita menamakan Daar el-Qolam 3 ini dengan Dza ‘Izza sebagai proses dan dicari. Jadi, kita semua yang berada di Daar el-Qolam ini, menuntut ilmu untuk meraih rida Allah untuk menjadi orang yang bertakwa. Karena tidak mungkin menjadi orang yang bertakwa tanpa berilmu. Karena itu mengapa menuntut ilmu wajib bagi muslim dan muslimat. Tetapi ilmu yang mana? Ilmu agama, yaitu ilmu ushuluddin dan fikih. Menuntut ilmu ujungnya adalah takwa. Karena itu Dza ‘Izza, kemuliaan, akan didapat. Perlu dicari. Karena itu belajar. Kalau di Daar el-Qolam tempat dia belajar, tidak menuntut ilmu, maka tidak dapat ‘Izza. Karena ‘Izza akan didapat ketika dia menuntut ilmu. Karena itu betul-betul harus kita pahami falsafah nama kita ini.
Mari kita mendidik santri-santri kita sesuai dengan learner profile Daar el-Qolam 3., yaitu berakhlak, berilmu dan efsiensi. Ini core values Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza, bagi guru dan santri. Oleh karena itu, jika ada kecenderungan untuk bersantai atau menunda pekerjaan, itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut oleh guru dan santri Daar el-Qolam 3. Jika seseorang tidak ingin meningkatkan ilmunya, maka itu bukanlah watak dari guru dan santri Daar el-Qolam 3. Bahkan lebih jelas lagi, tidak berakhlak, bukanlah ciri khas dari guru dan santri Daar el-Qolam 3. Ini core utama kita: akhlak, ilmu, dan efisiensi.
Tidak terbayangkan kalau sekarang kita memiliki infrastruktur yang baik. Tapi tidak hanya itu saja, kita ingin gurunya juga berkualitas. Masing-masing bertanggung jawab, leadership-nya muncul, tidak menunggu orang lain untuk bergerak, karena banyak orang yang sudah terlambat untuk bergerak. Penyesalan itu datangnya terakhir. Di saat seperti sekarang ini jangan lupa untuk bersyukur kepada Allah, kita masih dipercaya oleh orang lain. Syukuri dengan berusaha semaksimal mungkin. Bersyukur dengan bertafakur dan berpikir bagaimana untuk mengembangkan diri, mengembangkan pesantren ini agar lebih maju lagi ke depan. Jangan pernah kufur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita semua. Ini nikmat Allah.