Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, Mudir al-Ma’had: “Santri Harus Melek Politik!”
Acara dihadiri oleh Ketua KPU RI Bapak Mochammad Afifuddin, dan Ketua KPU Provinsi Banten Bapak Mohamad Ihsan. Foto: Bayu Adjie.

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza menyelenggarakan acara Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih dengan tajuk “Santri Muda Memilih Pemimpin Bangsa.” Kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 22 Oktober 2024 di Ballroom Asy-Syahid ini merupakan hasil kerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin, beserta jajarannya, serta Ketua KPU Provinsi Banten Mohamad Ihsan dan jajarannya.

Mudir al-Ma’had Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza, K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T. dalam sambutannya menegaskan bahwa pesantren memiliki dua arah dan tujuan utama dalam mendidik santri: tujuan ibadah melalui thalabul ‘ilmi dan tujuan kemasyarakatan, yaitu membekali santri untuk siap menghadapi realitas sosial setelah mereka terjun ke masyarakat. “Bahkan di Dza ‘Izza ini, kita bukan hanya berbicara tentang peran dalam masyarakat lokal dan nasional saja, tetapi juga internasional. Go global, be a global player, itulah tagline kita,” tegas Kiai Zahid.

Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran santri dalam berbagai bidang, termasuk politik. Kiai Zahid menyebut, “Santri harus melek politik. Setelah kalian lulus dari pondok ini, kalian akan berkiprah di masyarakat. Silakan perluas medan juang kalian lewat berbagai macam jalur, termasuk politik dengan menjadi pemimpin daerah, nasional, atau wakil rakyat.”

Langkah bersama untuk mencerdaskan politik kaum muda. Foto: Bayu Adji.

Beliau juga menyoroti pentingnya nilai-nilai yang telah diajarkan di pesantren saat santri mengambil peran di masyarakat, termasuk jika menjadi pejabat publik. Kebijakan yang diambil oleh santri yang memimpin, kata Kiai Zahid, harus didasarkan pada ajaran-ajaran yang telah dipelajari di pesantren untuk menjamin kemaslahatan umat.

Selain menyoroti pentingnya keterlibatan santri dalam dunia politik, Kiai Zahid mengingatkan kembali tentang peran sejarah santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menyebut beberapa contoh tokoh santri, seperti K.H. Hasyim Asy’ari dengan resolusi jihadnya, serta peristiwa Geger Cilegon 1888 di Banten yang dipimpin oleh tokoh-tokoh tarekat.

Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memperluas wawasan santri tentang pemilu, khususnya bagi pemilih pemula yang akan mengikuti Pilkada Serentak 2024. Santri diharapkan mampu menggunakan hak politiknya dengan bijak dan ikut berpartisipasi secara positif. Kiai Zahid juga menekankan pentingnya menjaga adab dan kesopanan, sebagai ciri khas santri, dalam setiap proses pendidikan yang berlangsung.

“Kepada anak-anakku sekalian, ikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, ambil pelajaran sebagai bekal kepemimpinan kalian nanti, jaga adab dan kesopanan sebagai karakter seorang santri, karena kalianlah yang akan menjadi pemimpin masa depan,” pesan Kiai Zahid di akhir sambutannya.

Acara ini menjadi momentum penting dalam menyatukan semangat juang santri dengan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil alamin, sembari menyiapkan generasi pemimpin masa depan yang peka terhadap perkembangan sosial dan politik di Indonesia.