Janji Allah Bagi Orang Beriman dan Berilmu

Senin pagi, 21 April 2025, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza kembali ramai oleh langkah-langkah yang membawa semangat baru. Setelah masa libur panjang, seluruh guru dan santri berkumpul dalam kegiatan Halal Bihalal yang diselenggarakan di Aula Tasabuq, dipimpin oleh Mudir al-Ma’had, K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T.

Dalam suasana penuh khidmat, Kiai Zahid membuka tausiyahnya dengan menyampaikan sebuah peringatan dari para orang-orang saleh terdahulu.

“Hari ini ternyata benar apa yang menjadi pengingat para orang-orang saleh bahwa kekosongan merupakan tempat kehancuran,” ujar beliau.
Kemudian beliau mengutip nasihat:
إِنَّ الْفَرَاغَ مَصْبُ الْفَسَادِ
“Sesungguhnya kekosongan adalah muara dari kerusakan.”

Ungkapan tersebut disampaikan sebagai bentuk refleksi atas kondisi persiapan yang kurang setelah masa libur panjang.

Kiai Zahid menekankan agar disiplin segera ditegakkan kembali demi keberlangsungan pendidikan yang berkualitas di pondok pesantren.

Beliau lalu menguatkan semangat para santri untuk bangkit dan kembali menata tekad dalam menuntut ilmu.

“Jangan sampai menyesal di kemudian hari,” pesan beliau dengan suara yang dalam dan penuh makna.

Dalam kesempatan itu, beliau juga membandingkan semangat belajar para santri dengan fenomena kurangnya kemampuan literasi dasar di sekolah luar sana. “Masih banyak siswa di sekolah luar yang belum bisa membaca,” kata beliau, seraya mengaitkan hal itu dengan potensi besar bonus demografi yang akan dihadapi bangsa ini.

“Jangan sampai bonus demografi hanya bonus umur, bukan bonus kualitas,” tegas beliau.
“Apa bisa kita menjadi negara maju di 2045,” lanjutnya.

Kiai Zahid menegaskan harapan besarnya kepada para santri agar tidak menjadi bagian dari generasi yang gagal memanfaatkan peluang. “Kalau bangsa kita diisi oleh anak-anak yang malas belajar, jangan sampai anak-anakku yang ada di sini, anak-anakku harus sukses, berhasil di masa depan,” ujarnya.

Beliau menyampaikan bahwa keberhasilan dapat diraih di bidang apa pun, selama dilakukan dengan tekad dan kesungguhan. Di bidang apa pun yang ditekuni, menjadi santri yang sukses. Menjadi dokter, dai, polisi, guru, atau apapun menjadi terbaik di bidangnya.

Kiai Zahid menegaskan kembali pentingnya kerja keras. Indonesia, menurut beliau, telah diberkahi dengan kekayaan alam, namun yang dibutuhkan untuk membawa kemajuan adalah semangat mujahadah dari generasi mudanya.
“Yang dibutuhkan adalah kerja keras, kesungguhan, mujahadah. Para santri harus belajar dan berjuang menuntut ilmu. Tidak ada kata berhenti berjuang sampai akhir hayat. Karena hidup adalah gerak dan jihad,” ujar beliau.

Beliau lalu mengingatkan kembali kepada seluruh santri agar mempersiapkan pelajaran dengan lebih baik. “Karena itu saya berharap pada kalian, harus lebih baik. Semangat lagi belajarnya. Semangat lagi mengabdinya. Semangat lagi berjuang, karena tidak ada kemudahan untuk mencapai kesuksesan,” tegasnya lagi.

Di bagian akhir tausiyahnya, Kiai Zahid menyampaikan pesan spiritual yang menggugah. “Kalau kalian sudah belajar sungguh-sungguh, sudah meminta rida orang tua, sudah meminta rida guru, sudah berjuang dan berdoa kepada Allah, tidak mungkin Allah ingkar dengan janji-Nya,” tuturnya.

Beliau kemudian mengutip firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah [58]: 11:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Kiai Zahid pun mengakhiri tausiyahnya dengan doa dan harapan terbaik: agar para santri menjadi generasi yang saleh, berilmu, dan mampu menebar manfaat untuk umat dan bangsanya.