
Tradisi memperingati Isra Mikraj yang dilakukan di berbagai belahan dunia memberikan warna unik dan memperkaya cara umat Islam memahami serta menghayati makna spiritual di balik perjalanan agung Nabi Muhammad saw. Salah satu tempat yang memiliki tradisi khas dalam memperingati Isra Mikraj adalah Tunisia.
Pada Selasa (28/1/2025), Ustaz Firza Nofdi Muhammad, yang menempuh studi di Tunisia, membagikan pandangan dan pengalamannya tentang peringatan Isra Mikraj, baik dari segi makna spiritual maupun tradisi masyarakat Tunisia.
Pentingnya Mentadabburi Isra Mikraj
Menurut Ustaz Firza, peringatan Isra Mikraj seharusnya tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, melainkan menjadi momentum untuk refleksi dan perbaikan diri.
“Menurut saya, tradisi memperingati Isra Mikraj adalah hal yang sangat positif, namun sangat disayangkan jika hanya diperingati sebagai formalitas saja. Sebagai umat Muslim, kita seharusnya mentadabburi dan memaknai hikmah dari setiap peristiwa besar dalam agama kita untuk menjadi bahan refleksi diri agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa inti dari Isra Mikraj adalah perintah salat lima waktu yang memiliki nilai spiritual mendalam.
“Dalam peristiwa Isra Mikraj, Nabi Muhammad saw. menerima perintah untuk melaksanakan salat lima waktu. Ini bukan hanya tentang kewajiban salat itu sendiri lalu selesai sampai di situ, tetapi juga tentang output atau apa yang kita hasilkan setelah melaksanakan salat. Sebagai seorang muslim dan makhluk sosial, maka kita bisa memaknai bahwa perintah salat senafas dengan perintah untuk memiliki kepedulian terhadap sesama serta menjadi insan paripurna, seperti membantu orang lain yang sedang kesulitan, mengedepankan kemaslahatan bersama, tidak merendahkan orang lain, memiliki rasa tanggung jawab sosial dan sebagainya,” paparnya.
Beliau juga menambahkan, “Dalam salat juga mengajarkan kita untuk tidak hanya berdoa untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan orang lain. Ini penting karena bisa membangun rasa sosial yang tinggi dan kesadaran bahwa setiap dari kita diciptakan untuk saling mendukung dan bermanfaat bagi sesama.”
Tradisi Peringatan Isra Mikraj di Tunisia
Masyarakat Tunisia, yang mayoritas beragama Islam, memiliki tradisi khas dalam memperingati Isra Mikraj yang menggabungkan aspek spiritual dan sosial.
“Tradisi peringatan Isra Mikraj di Tunisia itu cukup khas dan penuh khidmat. Karena Tunisia mayoritas penduduknya adalah muslim, masyarakat di sini biasanya memulai dengan salat malam yang dilakukan oleh banyak orang di masjid-masjid, sebagai bentuk penghayatan terhadap perjalanan Nabi dari Masjid al-haram ke Masjid al-Aqsa, dan perjalanan beliau ke langit. Ini menjadi momen refleksi spiritual yang cukup penting bagi banyak orang di Tunisia,” ujar Ustaz Firza.
Selain itu, pembacaan Al-Qur’an, terutama Surah Al-Isra dan Al-Furqan, menjadi bagian penting dari tradisi ini. “Membaca Al-Qur’an, terutama Surah Al-Isra dan Al-Furqan, juga dilakukan oleh masyarakat di sini untuk memperdalam pemahaman akan peristiwa besar itu,” tambahnya.
Lebih menarik lagi, tradisi ini tidak hanya bersifat ibadah, tetapi juga sosial.
“Yang menarik juga, ada kegiatan sosial yang dilaksanakan, seperti memberikan makan kepada yang membutuhkan. Jadi, peringatan Isra Mikraj di Tunisia tidak hanya sekadar ibadah, tetapi juga merupakan momen untuk mempererat hubungan sosial dan kepedulian terhadap sesama,” jelasnya.
Pesan untuk Generasi Muda
Sebagai penutup, Ustaz Firza memberikan pesan berharga bagi para santri dan generasi muda untuk mengambil pelajaran dari peristiwa Isra Mikraj.
“Pesan saya buat para santri dan generasi saat ini, melalui nilai-nilai Isra Mikraj adalah dengan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, baik dari segi spiritual maupun intelektual. Menurut saya, yang juga sebagai pelajar, dzikir terbaik seorang pelajar adalah belajar. Mari bersama-sama kita belajar agar kita bisa memaknai salat yang diperintahkan kepada Nabi ketika Isra Mikraj tidak hanya sebagai ibadah formal saja, melainkan juga ibadah fungsional, sehingga bisa menghasilkan individu yang tidak hanya saleh secara ritual, tetapi juga saleh secara sosial,” pungkasnya.
Isra Mikraj di Tunisia memberikan gambaran nyata tentang bagaimana keimanan dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan kualitas hidup, baik secara spiritual maupun sosial. Semoga tradisi ini menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia.