Ikhlas Bertemu Ikhlas, Insya Allah Mendatangkan Berkah Allah

Pada Sabtu dan Ahad, 18-19 Januari 2025, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza mengadakan kegiatan sosialisasi dan orientasi bagi para orang tua calon wali santri tahun ajaran 2025-2026. Acara ini dipimpin langsung oleh Mudir al-Ma’had, K.H. Zahid Purna Wibawa, S.T.

“Ini dalam rangka silaturahmi dan orientasi. Silaturahmi memperpanjang umur, orientasi lebih memantapkan lagi,” ujar Kiai Zahid dalam pembukaan pembicaraannya. Beliau kemudian memaparkan berbagai program yang ada di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza.

Dalam pemaparannya, Kiai Zahid menjelaskan konsep dasar pesantren. “Pesantren bukan sekolah, tapi sekolah ada dalam pesantren,” tegas beliau. Ia melanjutkan, “Pondok pesantren adalah kehidupan totalitas dua puluh empat jam tersistem.”

Beliau juga menambahkan, “Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang berusaha mengembangkan sumber daya masyarakat Muslim secara keseluruhan, baik akalnya, jiwanya, maupun badannya.”

Pada kesempatan tersebut, Kiai Zahid menyampaikan visi dan misi Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza. Beliau menjabarkan Panca Jiwa, Moto Pondok, serta program-program pendidikan yang ditawarkan, baik untuk jalur 3 tahun maupun jalur 6 tahun beserta kompetensi yang dimiliki masing-masing.

“Yang kami kejar adalah ridho dan barokah Allah Swt,” ujar beliau dengan penuh keyakinan.

Kiai Zahid juga memaparkan dua jalur utama dalam pendidikan pesantren, yakni jalur ajar dan jalur asuh. Jalur ajar difokuskan pada ilmu sebagai imam dari amal, sedangkan jalur asuh bertujuan membentuk akhlak mulia, membiasakan disiplin, serta membangun jiwa kepemimpinan.

Dalam jalur ajar, terdapat dua jurusan yang ditawarkan: IPA dan IPS. Masing-masing jurusan memiliki konsentrasi yang dapat dipilih sesuai minat dan bakat para santri. Kurikulum yang diterapkan, menurut beliau, adalah perpaduan antara kurikulum pesantren, kurikulum nasional, dan kurikulum internasional.

“Tujuan dari program-program ini adalah peningkatan standar mutu pembelajaran. Pesantren harus berkiprah secara global, setara dengan pendidikan non-Muslim. Jangan sampai pesantren dianggap masyarakat kelas pinggiran,” tegas Kiai Zahid.

Beliau menambahkan, “Kita mewujudkan santri yang berwawasan global.”

Dalam kesempatan yang sama, Kiai Zahid menjelaskan berbagai kerja sama internasional yang telah dijalin oleh pesantren dengan sejumlah universitas di luar negeri. Beliau menyebutkan, para santri memiliki peluang untuk mendapatkan beasiswa di negara-negara seperti Turki, Tunisia, Sudan, Jepang, hingga Korea Selatan.

Kiai Zahid juga memberikan arahan terkait etika para orang tua dalam menjalin hubungan dengan kebijakan pesantren, termasuk tata cara menjenguk anak di pesantren. “Hendaknya ini dipatuhi dengan ikhlas. Ikhlas bertemu ikhlas, insya Allah mendatangkan barakah Allah Swt.,” pesan beliau.

Sebagai penutup, beliau mengimbau agar para wali santri turut serta mendukung pendidikan di pondok pesantren. Dukungan ini diharapkan mampu memperkuat keberhasilan pendidikan yang telah dirancang oleh pesantren.