Daar el-Qolam 3 Ikut Serta dalam Gerakan Menanam  1 Juta Pohon Matoa

Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025, Kementerian Agama menggulirkan gerakan menanam satu juta pohon Matoa sebagai wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan. Momentum ini juga ditandai dengan dimulainya pembangunan Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia melalui prosesi peletakan batu pertama.


Sebagaimana dilansir kemenag.go.id, kegiatan penanaman pohon dipusatkan di kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dan dilaksanakan serentak oleh aparatur sipil negara Kementerian Agama, tokoh-tokoh lintas agama, serta masyarakat dari berbagai penjuru tanah air. Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. turut hadir memimpin langsung jalannya kegiatan.

Dalam sambutannya, Menteri Agama menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan bagian dari upaya penguatan ekoteologi—salah satu dari delapan program prioritas atau Astaprotas Kementerian Agama. Di tengah bayang-bayang krisis iklim global, menurutnya, kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan harus berakar dari nilai-nilai spiritual dan keagamaan. Indonesia, kata beliau, mesti tampil di garis depan dalam menjaga bumi melalui pendekatan keimanan dan aksi nyata.

Pertisipasi Daar el-Qolam 3
Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza turut serta dalam gerakan nasional ini dengan penuh semangat. Para santri secara langsung terlibat dalam penanaman pohon matoa yang disediakan oleh Kementerian Agama, sebagai bentuk edukasi ekologis yang terintegrasi dengan nilai-nilai keagamaan.


“Kami dari Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus Dza ‘Izza mendapatkan informasi dan diundang untuk mengikuti kegiatan dari Kementerian Agama RI, yaitu gerakan penanaman 1 juta pohon Matoa, dalam rangka Hari Bumi ke-55,” ungkap Ustaz Alif Fachry Ilyas, S.I.P. selaku pelaksana kegiatan tersebut pada Selasa, 22 April 2025.


“Untuk Kabupaten Tangerang mendapat seribu pohon matoa. Pesantren kita kedapatan sepuluh bibit pohon matoa,” ujarnya.


“Gerakan ini bertujuan agar para santri peduli terhadap lingkungan, ikut tumbuh bersama pohon-pohon yang mereka tanam. Belajar tumbuh bersama dengan lingkungan sekitar,” katanya.


“Dengan ini diharapkan para santri belajar untuk melestarikan lingkungan,” pungkasnya.